Mendidik Anak Sesuai Fitrah

Sudah lama saya mengagumi metode Montessori, tepatnya setelah saya membaca buku “Membesarkan Anak Hebat dengan Metode Montessori” yang ditulis oleh Tim Seldin dan dalam banyak hal saya juga sudah mempraktikkan isi buku itu dalam mendidik Kayla. Alhamdulillah, pada Sabtu, 21 April 2012 yang lalu saya berkesempatan untuk mengikuti seminar Ibu Sri Rahayu seorang pakar pendidikan montessori secara islami yang diselenggarakan Playgroup/TK  Bintang Waktu.

Pendidikan dan pengalaman anak di usia dini merupakan tanggung jawab orang tua, oleh karena itu orang tua harus memahami perkembangan anak sesuai fitrahnya.

Periode Perkembangan Anak  dibagi ke dalam tahap-tahap berikut:

1.  Periode Kepekaan Keteraturan (0-3 tahun)

• Ajarkan anak untuk mengembalikan mainan ke tempatnya.


• Jangan biasakan anak untuk bermain di kamar tidur, apalagi di tempat tidur orang tua.

2.  Periode Kepekaan Bahasa (0-6 tahun)

• Bacakan buku sedini mungkin. Ajarkan cara memegang buku dan cara membalik halaman buku agar tidak sobek. Berdasar pengalaman beliau, kelima anaknya tidak ada yang suka merobek buku atau mencoret-coret buku karena sejak dini sudah diajarkan bagaimana cara ‘memperlakukan’ buku yang benar.


• Anak yang mengalami keterlambatan bicara harus cepat direspons, keterlambatan berbicara berefek pada keterlambatan kemampuan anak diberbagai aspek karena bicara menjadi sarana untuk mengetahui keinginan dan pikiran anak.


• Orang tua jangan hanya menyampaikan informasi, selalu libatkan anak dalam pembicaraan. Hal ini melatih anak untuk berkomunikasi dengan orang lain.

3.  Periode Kepekaan Berjalan (1-4 tahun)

• Jangan menggunakan baby walker, karena baby walker bukan alat belajar jalan. Alat jalan adalah kakinya sendiri.


• Ajarkan anak cara naik-turun tangga dengan benar, bahkan jika di rumah tidak ada tangga, usahakan membeli tangga mainan untuk belajar naik-turun tangga. Kegiatan naik-turun tangga sangat baik untuk melatih motorik anak.

4.  Periode Kepekaan Sosial (2-4 tahun)

• Usia 2-3 tahun anak mulai ingin punya banyak teman tapi belum mau berbagi. Dalam tahap ini jika anak belum mau berbagi dengan teman/saudara, sebaiknya jangan dipaksa, namun tetap jelaskan pada anak konsep berbagi.


• Usia 3-4 tahun anak sudah mulai mau berbagi dengan teman/saudaranya.


• Usia 5-6 tahun anak senang bermain secara berkelompok

5.  Periode Kepekaan Benda Kecil (1-2, 2 tahun)

• Biarkan anak memungut benda-benda kecil yang ditemukannya, asalkan benda tersebut tidak membahayakan.

6.  Periode Kepekaan Indra (0-5, 9 tahun)

• Latihlah indra anak, baik mata, telinga, lidah, dll, pastikan semua indranya dapat berfungsi dengan baik. Jika ada indera yang tidak berfungsi segera konsultasikan dengan ahlinya.

Beberapa hal yang diperhatikan orang tua dalam mendidik anak:

• Memastikan lingkungan tempat bermain aman.


• Memberi contoh.


• Berfokus pada satu permainan sampai selesai, sebelum beralih ke permainan lain.


• Usahakan untuk terlibat dalam aktivitas anak.

Diakhir sesi, peserta seminar diajarkan cara membuat pembatas buku dari kain flanel. Menurut Ibu Sri Rahayu, seorang ibu yang bisa membuat karya untuk anaknya, walaupun hanya sepele akan membuat anak bangga dan kagum dengan orang tuanya. Hal ini penting karena orang tua harus menjadi teladan untuk anaknya, jangan sampai anak kita mengidolakan orang lain, misal: Babysitter/ART.

Alhamdulillah, banyak hal yang saya dapatkan dari seminar ini, selain ilmu parenting yang dipaparkan Ibu Sri Rahayu, sertifikat, buku “Mendidik Anak sesuai Fitrah” yang ditulis oleh Ibu Sri Rahayu, juga keterampilan baru membuat pembatas buku.