My Office is Her Playground

Dahulu sebelum menikah saya adalah seorang wanita bekerja. Beruntung, saya bekerja di perusahaan milik keluarga sendiri. Seperti teman-teman saya yang lain, saya sempat bermimpi untuk mencoba bekerja di ibukota setelah lulus kuliah. Namun, apa daya ternyata ortu melarang. Alih-alih menyemangati untuk bekerja di ibukota, ortu malah berusaha menanamkan kenikmatan untuk bekerja sendiri dan dekat dengan ortu. Apalagi saya adalah satu-satunya putri bungsu keluarga.

"Kamu pilih mana, jadi kepala kucing atau ekor harimau?" begitu tanya ayah saya.
Dan saya pun kemudian memilih opsi pertama, yaitu menjadi pucuk pimpinan salah satu usaha pendidikan di kota Malang.
Things are going well sampai pada akhirnya saya menikah. Saya hidup terpisah dengan suami yang bekerja di Surabaya dan pulang ke Malang saat weekend. Hidup terus berlanjut sampai kemudian saya mengandung. Hal ini rupanya sangat mengusik benak ortu saya. Saya sedang mengandung, terpisah dari suami, dan harus bekerja.
Family always come first.

Akhirnya saya diberi cuti istimewa oleh ortu. Saya diijinkan untuk berhenti bekerja dan ikut bersama suami di Surabaya. Saya menjadi full time housewive dan full time mother selama kurang lebih satu tahun. Kadang-kadang saya merindukan serunya bersosialisasi dengan teman-teman. Sejak pindah ke Surabaya, praktis dunia saya berubah drastis dari yang awalnya bebas jalan dan hang out kemana saja menjadi hanya di rumah saja menanti suami pulang. Tapi, sekarang saya tidak pernah menyesal atas semua keputusan yang telah saya buat. Nyatanya saya malah sangat menikmati waktu berdua saja bersama si bintang kecil sepanjang hari dan cenderung malas keluar rumah. Weird. But just like a proverb says : people does change !


Sekarang si bayi berumur 11 bulan. Baru beberapa minggu ini kami kembali ke kota Malang. Ortu kembali meminta saya untuk mengelola kantor yang sedikit berantakan sepeninggal saya. Sebelum setuju, saya memberikan satu syarat pada ortu. Saya mau kembali bekerja dengan syarat disediakan satu ruangan khusus dimana saya dapat membawa si bintang kecil setiap harinya. Dan ortu mengabulkan dengan memberi ruangan di lantai dua bangunan kantor yang notabene cukup tenang karena terletak di bagian pojok. Saya buat ruangan kantor senyaman mungkin untuk si bintang kecil. Ruangan saya terbagi dua. Ruang bagian depan berisi meja kerja saya lengkap dengan pintu masuk ke ruang kedua. Ruang kedua saya tata sedemikian rupa untuk dapat menjadi playground si bintang kecil. Ruang tersebut saya lengkapi  dengan boks bayi dan kasur untuk emaknya :p Jujur saja, hampir 90% waktu kerja saya habiskan di ruang main si bintang kecil ini.. hehehe
Ada satu tekad dalam benak saya, bahwa bintang kecilku harus mendapat kasih sayang penuh dari ibunya, bukan dari seorang babysitter. Jadi, inilah saya, berangkat bekerja ditemani sang bintang kecil setiap hari. Bintang kecilku, Kalya Nabila Ardelia, biasa saya mandikan pukul 6 pagi sebelum saya berangkat kantor. Dengan berbekal ransel berisi laptop dan diaper bag, saya menyetir mobil ke kantor setiap hari didampingi si bintang kecil duduk manis di carseat samping saya.

Sampai hari ini, saya selalu bersyukur akan keadaan saya. Saya begitu beruntung dapat bekerja di tempat ini. Well, mungkin gaji saya tidak sebesar jika saya bekerja di ibukota. Tapi kebersamaan bersama si bintang kecil bagi saya tidak ternilai harganya.

9 Comments

  1. avatar
    Tia Syarief January 30, 2012 8:56 pm

    wah... how lucky she is to have a mom like ypu yaaa... yang mengakomodasi semua kebutuhan, berkarya bantu ortu jalan... jadi orangtua yang baik buat si bintang kecil juga...
    artikel ini dibuat udah setahun lalu ya... taduinya mau ngomentarin soal karpet matras yang digunakan. kan ada huruf-huruf kecilnya, cuma kuatir dikorek2 terus dibawa ke mulut deh... maklum anak kecil kan suka apa2 dimasukin mulut ya... alhamdulillah ga terjadi yaaa....

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Agtifa Primadani January 25, 2012 2:58 pm

    Haiiii Donna...
    Long time no see... Seem like everything run great for U and your family :)
    Kopdar doong kalau aku mudik Malang hehehe....
    Kiss kiss ya buat Alia

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Hastuti January 25, 2012 12:11 pm

    Hehe.. just like me. Anak pertama aku slalu aku bawa ke kantor yg kebetulan rumah ortu deket banget. Anak ke 2 ngebelain ngontrak deket kantor demi asi eksklusif soalnya dulu belum banyak alat2 yg mensupport asi eksklusif kaya botol dan plastik steril. Klo waktu menyusui pulang or dianterin babyku ke kantor, jadilah dia bersamaku di kantor sampai waktu pulang. Sampai sekarang tempat main favorit anak-anak ya kantor aku dech.

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    wikit January 24, 2012 12:07 pm

    wow!! How lucky u are, Mom Donna *two thumbs up*
    it's true>> nothing can beat our quality time w/ the children!! :)

    aku adalah working-mom yang sangat terbatas waktu bersama baby-boy'ku... tp aku bersyukur... punya mama dan mami (mertua) yg sangat helpfull dalam membantu menjaga si kecil saat mamanya sedang di kantor...

    besides... “A mother never quite leaves her children at home, even when she doesn't take them along.”- Margaret Culkin Banning.

    Quote itu aku banget!!! hehehe

    Sorry jadi curcol :)

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    marni uli saragih January 21, 2012 5:43 am

    hmmmmm seneng'y bs kerja kantoran ky mb donna.aq juga mnjalani'y sekarang dengan versi yg berbeda :).... dengan menjadi SAHM,aq bisa nemenin quinsha setiap hari dr kamar tidur kantor-q cm meja bulet laptop n rak buat stock barang he..he.. aq resign dr kantor,skrg buka OLshop sambil merawat 2 putri-q TFS mb...

    1. avatar

      As .