Transisi Perkembangan Sosial Emosional
Pada hari Minggu, 23 Agustus 2015, saya mengikuti acara Parenting Club Talkshow di Atrium Baywalk Mall Pluit. Kali ini tema yang dibahas adalah "Transisi perkembangan sosial emosional dari bayi usia 0-1 tahun ke anak usia 1-3 tahun" dengan dr. Markus M. Danusantoso, SpA serta Ellen Susilo, MPsi sebagai narasumbernya.
Acara dibuka oleh Mas Abi, memperkenalkan Kanmo Retail Grup sebagai retailer dari brand Mothercare dan ELC.
Selanjutnya, dr. Markus M. Danusantoso, SpA membawakan sesi pertama mengenai perkembangan anak.
Perkembangan anak dapat dilihat dari beberapa bagian yaitu:
- Motorik kasar (angkat kepala, berguling, duduk, merangkak dan lainnya)
- Motorik halus (membuka tangan, meraih, memegang dan lainnya)
- Komunikasi/berbicara (menoleh ke arah suara, mengoceh, berbicara)
- Sosial, emosional dan kemandirian (fokus mata, tersenyum, tertawa, tepuk tangan dan lainnya)
Perkembangan sosial emosional bayi dipengaruhi oleh lingkungan, panca indera dan stimulasi dari pengasuh (parenting style).
Parenting style yang diketahui ada beberapa:
- Authoritarian (Otoriter, kelemahannya rasa ingin tahu anak menjadi rendah karena diatur oleh orangtua)
- Permissive (kelemahannya, anak menjadi tidak hormat kepada orangtua, pengendalian diri kurang)
- Uninvolved (Cuek, kelemahannya anak menjadi rendah diri)
- Authoritative (gaya pengasuhan dengan diberikan penjelasan, lebih banyak kelebihannya dibanding kelemahannya, rasa ingin tahu besar)
Bagaimana cara mengoptimalkan transisi perkembangan sosial emosional anak?
- Orangtua/ pengasuh selalu menunjukkan cinta kasih (love), dekat dengan anak (attachment), sensitif, responsif dan selalu ada (available)
- Bernyanyi, membaca buku, dan bermain bersama orang tua/pengasuh/ anak lain dengan permainan yang sesuai usia dan perkembangannya
- Orangtua/pengasuh selalu mengajak anak bicara dan memberi perjelasan terhadap semua yang diinginkan anak (authoritative parenting style)
- Orangtua/pengasuh selalu berhadapan dantatap mata saat bicara dengan anak
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam transisi perkembangan sosial emosional:
- Ada tidaknya keterlambatan/abnormal dalam perkembangan motorik dan/atau komunikasi/berbicara
- Adanya interaksi hanya terhadap orang tertentu atau obyek
- Ada tidaknya tatap mata
- Kesesuaian antara situasi kondisi sekitar dan ekspresi emosi (misalnya, kondisi menyenangkan-> tersenyum/tertawa)
- Adanya kemunduran kemampuan sosial/emosional
Adanya red flags (misalnya, belum tersenyum pada usia 2 bulan, belum takut terhadap orang lain pada usia 10 bulan, belum bisa makan sendiri pada usia 18 bulan, belum ada perasaan bangga, malu, bersalah, keinginan untuk berbagi atau belum mampu menenangkan diri sendiri pada usia 18-20 bulan, belum bermain peran pada usia 2-2,5 tahun dan belum berinteraksi dengan lawan main pada usia 3-3,5 tahun)
Beberapa poin yang disampaikan Ellen Susila, MPsi:
- Emosi merupakan reaksi subyektif yang berhubungan dengan perubahan fisiologis dan perilaku pada individu.
- Perkembangan emosi terkait dengan kematangan secara neurologis (kematangan saraf)
Mama Shinta: yuk ikutan Parenting Club Mothercare selanjutnya :)
my pleasure!
Ini topiknya keren banget, sayang kemarin nggak bisa ikutan, pasti ilmu dan info yg didapet banyak yaa, thanks sharingnya Honey..
Mama Vania: my pleasure :)
Tfs mom :-)
Hai Aini... iya bagus terus topiknya juga seru-seru :)
Semoga di kota-kota lain di Indonesia juga semakin banyak jadi makin banyak yang mendapatkan wawasan baru dalam parenting :)