Pengalaman Bedah Minor Gigi Bungsu
Urban Mama ada yang sudah pernah menjalani bedah minor untuk mengambil gigi bungsu? Gigi bungsu atau lebih familiar disebut wisdom tooth memang terkadang mengganggu pikiran ya.
Dikutip dari situs kesehatan WebMD, gigi bungsu adalah gigi molar (geraham) ketiga yang biasa tumbuh dalam rentang umur 17-24 tahun. Jika gigi ini tumbuh miring, maka akan muncul gejala bengkak, nyeri, atau bahkan sampai demam. Terlebih jika gigi ini menusuk gusi, rasanya akan menjadi sangat nyeri. Gigi bungsu akan tumbuh di empat bagian rahang, yaitu kanan atas belakang, kiri atas belakang, kanan bawah belakang, dan kiri bawah belakang. Karena bentuk rahang manusia yang berbeda-beda, hal ini yang menyebabkan pertumbuhan gigi bungsu setiap orang berbeda. Gigi bungsu ini sering terhalang oleh gigi geraham lain yang sudah tumbuh duluan, jika rahangnya tidak memiliki ruang yang cukup untuk gigi bungsu. Tidak ada cara mencegah gigi bungsu ini untuk tidak tumbuh miring. Pertumbuhan gigi ini bersifat alamiah dan tergantung benih giginya. Jika benihnya bagus maka gigi tersebut akan tumbuh lurus. Namun saat gigi ini tumbuh, selalu ada potensi sangat besar untuk sakit. Dan jika memang sudah menimbulkan keluhan yang gawat, maka jalan keluar terbaik adalah pengambilan gigi, bukan dengan cara dicabut, namun dibedah.
Inilah yang terjadi pada saya sekitar beberapa bulan yang lalu. Sebetulnya yang harus dibedah adalah geraham bawah kiri dan kanan karena memang kedua wisdom teeth saya tumbuh dalam posisi horizontal. Namun yang kiri tidak ada keluhan, sementara yang kanan timbul radang yang menyebabkan saya selalu mengeluarkan darah saban meludah. Jadi saya prioritaskan bedah minor untuk gigi bungsu yang kanan terlebih dahulu.
Prosedur bedah minor gigi bungsu ini dimulai dengan berkonsultasi dengan dokter gigi umum. Bisa di puskesmas maupun klinik atau rumah sakit. Jika di puskesmas, biasanya kita akan dirujuk untuk berkonsultasi dengan dokter spesiais bedah mulut dan menggunakan fasilitas BPJS, yang artinya segala prosedur gratis/tidak membayar samasekali. Namun memang, kalau lewat BPJS maka urban Mama-Papa harus sabar mengantri giliran. Rata-rata giliran antri bedah gigi melalui BPJS adalah 3-6 bulan sejak usai berkonsultasi dengan dokter gigi umum. Karena kondisi gigi saya sudah lumayan gawat, maka saya memilih jalur pribadi yang lebih cepat.
Selanjutnya saya diarahkan melakukan rontgen panoramic gigi. Seluruh bagian gigi dan rahang diambil gambarnya dengan alat x-ray, sebagai petunjuk untuk dokter melakukan tindakan. Rontgennya dilakukan berdiri dan dagu diletakkkan di atas sebuah alat. Gigi wajib menggigit kapas bersih saat rontgen. Proses ini tidak sampai satu menit. Hasil gambarnya tidak menggunakan kertas film seperti rontgen zaman dulu, tetapi langsung diprint di atas kertas foto ukuran A4. Hasilnya nampak seperti gambar di bawah ini. Bagian yang dilingkari merah adalah gigi yang akan diambil.
(Gambar: dokumentasi pribadi)
Selesai dari ruang rontgen, saya diminta menuju ruang pemeriksaan umum. Di sini data general pasien diambil, seperti tekanan darah, riwayat alergi obat, dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah membuat janji dengan dokter spesialis bedah mulutnya. Kebetulan saya melakukan bedah di rumah sakit khusus gigi dan mulut, dan ada jadwal praktik dokter di hari Sabtu. Saya langsung memilih hari Sabtu saja, karena libur kerja dan bisa diantar oleh suami dan anak-anak.
Di hari yang sudah dijadwalkan untuk bedah minor, saat masuk ke ruang periksa, saya langsung diminta duduk di kursi periksa. Dokter meletakkan hasil rontgen di dekat meja peralatannya sebagai panduan untuk melakukan tindakan. Saya lalu diminta berkumur, kemudian mulailah gusi disuntik bius lokal di beberapa titik. Cepat sekali prosesnya. Dokternya tergolong cekatan. Tidak berapa lama, bagian kanan wajah saya sudah mati rasa karena efek bius. Mulailah dokter melakukan tindakan bersama asisten/suster. Selama prosedur operasi, saya menutup mata saja agar tidak timbul perasaan takut. Namun ajaibnya, selama kurang lebih 15 menit prosedur, kok saya kuat ya menganga terus? Mungkin karena sudah niat kuat untuk mengakhiri 'penderitaan' melihat darah tiap meludah. Dan memang biusnya kuat sekali bekerja. Terbukti sepanjang operasi saya tidak merasakan sakit apapun.
Saat bedah minor, karena posisi tumbuh dan ukuran gigi geraham memang sedikit lebih besar daripada gigi lainnya, gigi bungsu saya dipotong menjadi tiga bagian agar lebih mudah mengambilnya. Setelah prosedur pengambilan gigi, dokter berseru: waduh gede amat itu bolongnya! Saya pun lega. Artinya proses pengambilan sudah selesai. Kemudian prosedur diakhiri dengan menjahit gusi. Usai gusi dijahit, saya diminta menggigit kapas penuh obat antiseptik selama minimal setengah jam. Tidak diberikan kapas pengganti samasekali. Dokter bilang buang saja kapasnya sesudah setengah jam digigit, tak perlu ganti lagi.
Tiga jam kemudian, efek bius berakhir. Duh, rasanya campur aduk karena sakit dan ngilu bengkak semua jadi satu. Sesampai di rumah, selain minum obat dari dokter, saya kompres pipi yang bengkak dengan es batu dari freezer. Ya, bengkak adalah efek samping yang normal setelah operasi gigi bungsu. Selain bengkak, efek samping yang juga normal adalah sulit menelan, seperti orang kena radang tenggorokan, karena kelenjar getah bening sekitar leher pun ikut bengkak.
Mulai dari selesai operasi hingga tiga hari selanjutnya, saya hanya makan bubur dan makanan yang dingin-dingin seperti es krim. Untuk mengunyah perlahan pun, saya hanya menggunakan gigi sebelah kiri saja. Pada hari keempat dan seterusnya, barulah mulai berani makan nasi dan menyikat gigi pelan-pelan di depan kaca, agar terhindar dari menggosok luka pasca bedah.
Tujuh hari setelah tindakan bedah minor gigi bungsu, saya datang lagi ke RS untuk kontrol dan cabut jahitan. Prosesnya hanya sekitar 30 detik aja. Lalu saya diminta berkumur. Ludah saya bercampur darah dan dokter bilang bahwa memang setelah cabut jahitan akan ada darah sedikit, namun lama-kelamaan pasti hilang. Saya tanya apakah ada infeksi di sekitar jahitan saya? Dokter bilang tidak ada. Saya juga tanya ke dokter mengapa selama satu minggu itu yang terasa ngilu bukannya lubang bekas gigi diambil tetapi justru ngilu di bagian gigi depannya? Dokter menjawab bahwa memang seperti itu, karena saraf bekas gigi bungsunya menyambung sampai gigi di depannya.
Lega luar biasa begitu jahitan selesai dicabut, sebab setelah itu dokter bilang bahwa sekarang semua bagian gigi sudah bisa dipakai mengunyah makanan. Jika sesudahnya masih ada rasa ngilu lanjutan, dokter menyarankan untuk berkumur dengan air garam seusai makan. Alhamdulilah, keluhan ngilu semakin hilang saja padahal belum sempat kumur air garam. Dan yang paling membahagiakan adalah sejak gigi bungsu diambil, keluhan berupa ludah berdarah benar-benar hilang.
Gambaran total biaya yang dihabiskan adalah sebagai berikut:
- Rontgen panoramic Rp150.000,00
- Bedah minor gigi bungsu Rp2.600.000,00
- Obat Rp150.000,00
- Kontrol dan cabut jahitan Rp150.000,00
- Total biaya bedah minor satu gigi bungsu: Rp3.050.000,00
Semoga pengalaman bedah gigi bungsu ini dapat bermanfaat, terutama bagi Urban Mama-Papa yang kebetulan mengalami keluhan serupa. Bagi Urban Mama-Papa yang sudah dijadwalkan untuk tindakan bedah dalam waktu dekat, mudah-mudahan prosesnya dilancarkan ya.
Berarti normal ya mbak terasa sakit saat menelan di bagian leher bagian sisi gigi bungsu yang dibedah ?
Soalnya saya baru bedah kemarin
Halo boleh di infokan di RS mana bedah gigi nya, saya domisili jkt
Dan ingin melakukan bedah gigi bungsu jg. Terimakasih
Hali mbak. Saya di RS Gigi dan Mulut TNI AU Pondok Gede Jakarta Timur
Mba mo nanya, itu rontgen panoramic nya di RS mana yaa klo boleh tau?
Di RS yg sama dgn tempat operasi yaotu RS gigi dan mulut TNI AU pondok gede jakarta timur
duhhh pernah ngalamin juga ini sampe harus dioperasi empat-empatnya. rasanya ga enak banget. makasih ya mel udah berbagi pengalaman.
Wah ternyata mbak Ninit lebih parah sampe 4 ya. Duh beneran deh lagu yang bilang lebih baik sakit hati dari sakit gigi itu salah banget. Harusnya dibalik ya hehe....(apalagi pas bius pasca operasinya perlahan menghilang, oh tidaaak)