Petualangan Mama dan Al
Waktu kerja saya dan suami bukanlah yang normal Senin-Jumat dari pagi sampai sore. Adakalanya salah satu dari kami harus bekerja di akhir pekan. Awalnya ini terasa menyebalkan, tetapi lama-kelamaan kami jadi terbiasa dan kesempatan yang ada biasanya dinikmati untuk pergi berdua saja dengan Al. Jadi ada petualangan Papa dan Al serta ada petualangan Mama dan Al. Biasanya petualangan bersama Papa itu naik mobil dan ke tempat-tempat yang sulit dijangkau dengan kendaraan umum. Favorit mereka adalah Taman Mini dan Museum Satria Mandala. Bagaimana dengan petualangan Mama dan Al? Naik kendaraan umum pastinya, karena saya malas menyetir ke tempat-tempat yang jauh dan ribet memikirkan parkirnya. Di sisi lain, ini menjadi kesempatan untuk mencoba berbagai macam kendaraan umum yang ada.
Beberapa waktu lalu saya mengajak Al berjalan-jalan ke kota tua. Perjalanan kami dimulai dengan naik angkot ke stasiun, lalu naik KRL sampai ke Stasiun Kota. Dari sana kami berjalan kaki ke Lapangan Fatahillah dan langsung membeli tiket untuk masuk Museum Sejarah Jakarta. Al sudah antusias sekali karena ingin melihat penjara bawah tanah di museum ini. Kami lalu lanjut ke Museum Seni Rupa dan Keramik yang berada di dekat sana. Sayangnya saat kami berkunjung sedang ada acara di Lapangan Fatahillah sehingga suasananya ramai sekali dan kurang nyaman.
Akhirnya saya mengajak Al naik ojek sepeda untuk berkeliling kota tua. Al senang sekali naik ojek sepeda, pengalaman yang keren, katanya. Bapak pengayuh sepeda sekaligus merupakan pemandu wisata dan tidak pernah lupa memotret kami di tempat-tempat yang menurutnya bagus. Rute wisata ini adalah ke Toko Merah, Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, Menara Syahbandar, dan Jembatan Intan.
Senang sekali melihat beberapa museum-museum di Jakarta ini mulai berbenah, sehingga tidak lagi sepi dan kusam seperti dulu. Al sangat menikmati petualangan ini. Tempat favoritnya adalah Menara Syahbandar dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Kami sempat naik ke atas Menara Syahbandar dan melihat Pelabuhan Sunda Kelapa dari atas. Seru sekali!
Pada kesempatan lain kami mencoba Mpok Siti, bus City Tour Jakarta yang berkeliling di sekitar Monas. Senang sekali bisa naik bus tingkat gratis yang bersih dan nyaman. Setelah berkeliling, kami memutuskan untuk berjalan-jalan di Museum Nasional.
Belum lama ini kami juga menyempatkan diri mengunjungi Monas. Walaupun sudah pernah, tetapi Al tetap antusias untuk mengulanginya. Dari stasiun kereta kami naik bajaj ke Monas. Ternyata Al sabar menunggu di antrean selama tiga jam untuk bisa naik ke atas.
Bagaimana urban mama? Punya ide menarik lain untuk menghabiskan akhir pekan bersama si kecil?
mauuu kayaaa abg Al....
semogaa azani bias ikutan ngerasain nihhh hehe..Aamin..
waaaah, seruuuuu!
Darren mesti cobain nih main ke pelabuhan sunda kelapa!
tfs Ella :*
@Neneng: ojek sepeda tadinya mau berdua, kok sempit ya... jadinya masing-masing. Agak horor bagian situnya ya, tapi ternyata Al udah ngerti kalau harus pegangan dan gak boleh banyak gerak. Menurut dia naik ojek sepedanya itu bagian paling seru!
@eka: iya ka... rata-rata sudah ber-ac juga.
@udhien: perlu dijadwalkan tuh naik ke atas monas!
@aini: nanti pas di Jakarta ajak Alma main-main ke kota tua Ai... seru!
Aduh jadi kangen Jakarta :') seru banget jalan2nya, foto2nya keren deh! Semoga museum2 ini perawatan & exhibitionnya makin bagus ya, biar anak2 makin suka ke museum... seperti Al! :D
Wah senangnya naik ke puncak monas. Gw aja yang udah hampir 20 tahun di jakarta belum pernah masuk ke dalam monas (apalagi ke puncaknya) hehhee.