Terbang Jarak Jauh: Mama Tenang, Bayi Senang

Punya pengalaman terbang jarak jauh dengan bayi usia 5 bulan? Saya angkat tangan tinggi-tinggi. Ini menjadi pengalaman paling berharga buat saya sebagai ibu baru. Waktu tahu saya harus pulang hanya berdua saja dengan bayi, serta harus menempuh perjalanan melalui udara sekitar 8 jam dari Dubai ke Jakarta, pikiran saya sudah macam-macam saja. Namun di sisi lain, ini jadi tantangan bagi saya, "kalau orang lain bisa, mengapa saya tidak?"

Doktrinisasi kalimat positif sudah dimulai sejak seminggu sebelum berangkat. Saya selalu mengajak anak saya berbicara sekaligus meyakinkan diri bahwa saya bisa melalui proses ini. "Nak, kita akan pulang berdua saja, Fatih anak pintar, nanti bantu Mamie ya, biar kita terbangnya nyaman." Lebih kurang kata-kata ini yang sering saya sampaikan ke anak saya, berulang-ulang.

Hari H pun tiba, kami memesan jasa Marhabah semacam bala bantuan petugas bandara yang akan mengurus semua proses check in dan imigrasi kami berdua. Biaya jasa ini sekitar 400-an dirham atau sekitar Rp1,2 juta. Person in charge akan menjemput kami di pintu masuk bandara, mengambil semua berkas-berkas dan tak segan juga membantu saya membawakan barang-barang.

Saya memutuskan untuk membawa 1 baby carrier, 1 stroller, 1 tas jinjing, dan 1 cabin luggage lengkap dengan rodanya yang berisi barang-barang keperluan anak saya. Sisanya masuk bagasi. Sebisa mungkin hindari membawa barang bawaan yang banyak, saya sengaja membawa stroller agar jika kesulitan, barang-barang lainnya bisa "diangkut" menggunakan stoller, sedangkan bayi akan digendong dengan carrier.

Fase pertama sampai tiba di dalam pesawat, semua aman, bayi tenang dan barang-barang aman. Untungnya lagi, di dalam pesawat kami diberi seat kosong kanan-kiri berjajar 4, dilengkapi dengan basinet untuk bayi tidur. Deretan kursi kosong itu terjadi berkat bantuan pramugari yang membantu saya "memindahkan" penumpang di sebelah kami ke deretan kursi lainnya.

Bisa dibilang penerbangan hari itu benar-benar penerbangan super nyaman untuk kami berdua. Walaupun ia jarang sekali mau ditidurkan di basinet, tetapi kursi kosong yang ada memudahkan saya untuk menidurkannya di kursi sebelah saya. Kalau bangun dari tidurnya, ia bermain dengan mainan yang saya bawa dan yang diberikan oleh pramugari, atau sesekali saya ajak berjalan-jalan di lorong pesawat atau bahkan mengobrol dengan sesama warga Indonesia yang kebetulan juga bawa bayi.

Berhubung saya masih memberikan asi saat itu, jadi peralatan "perang" saya tidak terlalu banyak. Saya juga menyiapkan ASIP di dalam botol yang siap minum, selain menyusui langsung. Pakaian yang nyaman juga sangat membantu saya dalam penerbangan ini. Dari pengalaman ini, penerbangan berikutnya dari Singapura menuju Jakarta jadi hal yang lebih mudah buat saya.

Untuk lebih memudahkan dalam mempersiapkan segala sesuatunya, ini beberapa tips perjalanan bersama bayi versi saya:


  1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah berdoa meminta bantuan Tuhan agar kita dimudahkan.

  2. Memilih dan memilah barang yang penting untuk dibawa ke kabin, makin efektif akan makin nyaman buat kita.

  3. Carrier and stroller will help us much.

  4. Letakkan berkas-berkas penting (seperti paspor, tiket, boarding pass, dll) di tempat yang mudah untuk diambil.

  5. Jangan sungkan minta tolong pramugari, apalagi untuk penerbangan luar negeri mereka akan sangat membantu kita yang membawa bayi dan sendirian.

  6. Makan dan minum sebisa mungkin, membawa bayi membutuhkan energi yang luar biasa, jadi jangan lupakan kondisi fisik kita.

  7. Pilih waktu penerbangan yang pas. Kalau saya memilih penerbangan pagi dengan pertimbangan kalau bayi rewel nantinya minimal tidak akan mengganggu waktu tidur penumpang lainnya.

  8. Ini wajib! Cool, calm, and confident. Ketiga unsur ini penting kita miliki, karena kalau kita tengah dalam kondisi yang memerlukan keputusan cepat, kita masih bisa berpikir dengan tenang.

  9. Dan jangan lupa, nikmati setiap proses perjalanan kita, karena ini akan jadi cerita tersendiri untuk anak, cucu, dan keluarga serta teman-teman kita nanti.


And look our face on that picture!  Mama tenang, bayi senang, bukan?

14 Comments

  1. avatar
    rachmizen August 12, 2015 8:24 am

    @inez...iyaa dunk tante kan biar adek2 nya juga ikut pinter

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Fenny Masudah August 12, 2015 2:21 am

    wah terima kasih tipsnya, memang benar yah harus cool, calm and confident jadi bayinya juga tenang :D. Salam kenal mba

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Kresentia Angela August 11, 2015 10:43 am

    Ketua kelas pinter bgt sih km. :*

    Makasih ya bu erte atas tipsnya. :)

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    rachmizen August 6, 2015 3:01 pm

    @tehninit.... hihihi gak ganti nama jadi Ninit Teguh kan teeh?^^ insyaAllah semua mamas disini hebat2..
    @bundawiwit... sama2 mbak, masih berasa deg2an dan eforia nya terbang ber2 ajah hehe
    @mbakEka... iyah cool calm and confident hehe.. sama2 mbak
    @mbakCindy... iya mbak, pesawat ny oke bingit.. sama2 yaa mbak alhamdulillah kl berguna

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Cindy Vania August 6, 2015 10:58 am

    Fatih hebat sekalii,asik yaa naik pesawatnya? hihi..
    Terimakasih yaa mama Rachmi untuk tips perjalanan bersama bayi nya,berguna banget!

    1. avatar

      As .