The Urban Mama's Writing Clinic
Menulis merupakan kegiatan yang bisa mengeluarkan berbagai macam energi dan unek-unek yang ada dalam kepala saya. Salah satu kendala yang sering saya hadapi adalah pemilihan kata yang benar dan membuat kalimat efektif. Kebetulan beberapa waktu lalu The Urban Mama mengadakan TUM's Writing Clinic bersama Adhitya Mulya, salah satu novelis best seller di Indonesia, dan Gabriella Felicia, Managing Editor The Urban Mama. Bagi saya, mengikuti acara ini penting sekali. Bukan hanya karena saya suka menulis, tetapi kesempatan seperti ini jarang sekali didapat karena bisa menjemput ilmu langsung dari pakarnya.
Peserta dibagi menjadi dua kelompok, sepuluh orang di kelas Mbak Ella dan sebagian lainnya di kelas Kang Adhit. Sementara saya mendapat giliran di kelas Mbak Ella. Ibu dari satu anak ini sudah menjadi Managing Editor The Urban Mama sejak 2012. Dengan segudang pengalamannya bekerja sebagai news editor di sebuah radio hingga menjadi editor di perusahaan penerbitan, kemampuannya di bidang tulis-menulis tak perlu diragukan lagi.
Sesi pertama ini membahas “How to Write Effectively”. Menulis efektif adalah yang tidak banyak basa-basi, to the point, mudah dimengerti, dan pesannya tersampaikan ke pembaca. Tujuan menulis setiap orang pasti berbeda-beda. Ada yang untuk hobi, sekadar ingin berbagi pengalaman, atau menulis untuk pekerjaan. Tujuan menulis ini sangat berkaitan dengan siapa pembaca artikel kita. Apakah blogger, keluarga, teman, umum, atau juga klien. Kalau pembacanya klien, biasanya sifatnya profesional dan ada poin-poin acuan tertentu yang harus diikuti. Adapun proses menulis dijabarkan seperti ini:
Pada bagian riset, saya selalu berusaha menerapkan hal ini untuk dituangkan dalam tulisan saya. Karena adanya sumber terpercaya seperti buku ataupun kutipan dari pakar merupakan kredibilitas kita sebagai penulis. Riset juga bisa berdasarkan pengalaman pribada atau pengalaman di lingkungan sekitar yang dapat dijadikan sumber inspirasi untuk menulis.
Setelah menulis, sangat perlu untuk memeriksa kembali isi tulisan sebelum ditayangkan. Sering kali kita mendapati typo ataupun kesalahan lainnya dalam tulisan kita. Yang menarik dari kelas ini, kami diberi kuis untuk memilih satu kata yang benar sesuai EYD di antara dua pilihan kata. Hasil kuis saya hanya benar setengahnya! Lalu kami juga diberi latihan untuk menyunting kalimat dari beberapa artikel.
Bagi saya, melakukan latihan langsung dalam suasana santai seperti ini sangatlah efektif. Karena kami jadi lebih paham bagaimana membuat kalimat yang efektif. Adapun saran dari mbak Ella yang paling saya ingat adalah KEEP IT SHORT, jangan boros kata dalam penulisan artikel.
Selesai sesi pertama, kini saatnya masuk sesi kedua yakni “The Art of Story Telling” with Adhitya Mulya. Siapa sih yang tidak tahu Kang Adhit, salah satu penulis sekaligus script writer film-film keren di tanah air; sebut saja komedi cinta Jomblo, Shy-Shy Cat, dan Sabtu Bersama Bapak. Di kelas ini kami belajar lewat diskusi tanya jawab dengan sangat santai. Sesi ini dibawakan oleh Kang Adhit dengan interaktif dan sangat terbuka. Menurutnya bercerita itu lebih dari sekedar menulis. Di zaman sekarang ini banyak sekali alat yang bisa digunakan sebagai media bercerita. Dari menciptakan lirik lagu, puisi, artikel blog, hingga membuat film. Dalam membuat cerita ada faktor-faktor yang harus diperhatikan:
Yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah konten dari cerita yang banyak beredar di masyarakat. Pastikan kita memeriksa dulu dan harus tahu sebelum membelikan buku untuk anak, apakah cerita dari buku tersebut sudah pantas atau belum untuk disampaikan kepada anak. Kang Adhit menyarankan agar orangtua harus sering-sering membuat cerita untuk anaknya, terutama saat anak berada di rentang usia 0-7 tahun. Beberapa medium yang dapat kita gunakan dalam bercerita ke anak adalah lagu, cerita, atau gambar. Sesuaikan dengan keahlian masing-masing. Dari pengalaman saya, lagu dan gambar adalah cara paling efektif untuk bercerita kepada anak usia balita.
Berkaitan dengan sesi sebelumnya, munculnya keinginan bercerita yaitu karena ingin berbagi pengalaman pribadi dan ide yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Berikut adalah contoh cerita pendek untuk anak sebelum tidur dan tips membuat cerita:
Dalam penulisan artikel, content is KING. Baiknya isi tulisan selalu memiliki manfaat dan nilai yang dapat diambil oleh pembaca. Stay humble and be funny. Sangat tidak di rekomendasikan menulis artikel kalau hanya untuk menyombongkan diri. Selain itu, structure is KEY. Awali dengan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami dan tidak bertele-tele. Yang patut diperhatikan, batasan maksimum panjang tulisan sebaiknya tidak lebih dari seribu kata, untuk menghindari pembaca keburu bosan. REFERENCE = CREDIBILITY. Seperti yang dibahas dalam sesi pertama, referensi itu sangat penting untuk menguatkan tulisan kita dengan data. Jangan menggunakan kata-kata yang mengandung ketidakpastian seperti "katanya", "mungkin", dan lain-lain.
Dan berikut tips yang harus diperhatikan dalam visual penulisan artikel:
Demikianlah beberapa poin penting dari kelas writing clinic ini. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat untuk para mama bloggers dan The Urban Mama yang hobi menulis. Terima kasih kepada mbak Ella dan Kang Adhit atas ilmunya, juga The Urban Mama yang selalu mengadakan acara-acara keren. Semoga artikel-artikel saya selanjutnya tidak banyak "pulpen merah" dari mbak Ella!
Mba Dewi di kelas satunya, ya.... Seruu ya Mba, seneng bisa belajar langsung dari kang Adhit dan mba Ella.
hai mbak Leila.. iyaa kelas 1 nya. seru yaaa... nagih banget!
seru ya belajar langsung dari ahlinya, thanks for sharing mba
Sami-sami teteh asti :)
mama dewi terima kasih tulisannya, lengkap sekali.. senang ya bisa belajar langsung ke mas Adhit dan Ella, langsung ke expertnya.
seneng banget dan pengen lagiii hehehee :D
Wah seru ya belajar menulis dari ahlinya, langsung praktek di tempat pula utk menghasilkan tulisan yang bagus TFS
Alhamdulillah.. terima kasih mama April :)
Lengkap banget isinya mama Dewii.. Makasih yaa udah mau sharing di sini. Jadi yang nggak hadir juga bisa kecipratan ilmunya deh!
Btw, pulpen merah bikin ngakak!
*aku masih sering dapat itu* heheheh
Hahahaa iya mama Cindy, aku masih suka boros kata2. langsung coret merah deh :))