Thriving After Breast Cancer
My Mother whom we call Mutti is a breast cancer survivor. She had a masectomy in January 2009 which involved total removal of her left breast. Alhamdulillah, up to this day, she continues to thrive and I am truly inspired by her strength and persistence in fighting back and gaining her life back.
Our family has been through a lot, and in this post I would like to share things we have been through. Dengan harapan hal ini bisa menjadi reminder untuk semakin serius menjaga kesehatan jiwa raga sekaligus menyemangati penderita kanker beserta keluarga untuk bisa tetap optimis dan semangat berjuang.
Kanker itu menyakitkan. Lahir dan bathin. Jiwa dan raga. Dari apa yang saya amati, it eats you from the inside really fast and causes your health to deteriorate exponentially. Yang berawal hanya dari benjolan kecil mencurigakan dalam waktu sangat singkat berlanjut menjadi benjolan yang semakin keras, menonjol dan menyakitkan. Sebelum fase introspeksi dan lapang dada menerima kenyataan, ada masa di mana pasca menerima vonis, Mutti terus menerus didera pertanyaan "why me?" dan berlanjut menyalahkan diri secara berlebihan. Walau perasaan-perasaan tersebut sangat wajar, sesungguhnya tahap denial ini hanya membuat dirinya semakin merana. Unfortunately, cancer seems to feed on bad emotions. Tidak boleh stres, tidak boleh banyak pikiran selalu disarankan karena sepertinya sel-sel jahat berkembang sejalan dengan pertumbuhan pikiran negatif (tentunya ini bukan penjelasan ilmiah, tapi pengamatan menunjukkan kalau penderita juga tidak mendapat manfaat apa pun dengan pikiran negatif). Mutti sebenarnya gentar sekali ketika disarankan dokter untuk operasi. Ya, sepertinya nyaris tidak akan ada yang semangat operasi angkat payudara? Namun setelah melalui pertimbangan panjang dan pada akhirnya bisa menerima kondisi, akhirnya beliau dengan tegar memberanikan diri untuk masectomy dan Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan sukses.
Fase pemulihan setelah operasi berjalan dengan banyak momen perih getir dan linangan airmata. Hal yang juga menjadi pikiran berat adalah tentang kondisi jasmani yang tidak lengkap lagi. Kehilangan sebelah payudara itu lebih mengerikan efeknya di kenyataan ketimbang hanya membaca atau membayangkannya. Ditambah lagi Mutti adalah tipe wanita dengan gaya hidup yang apik sehat dan selalu menjaga penampilannya semasa sebelum sakit, menjadi "tidak sempurna" adalah pukulan yang sangat berat baginya. Bagaimana tidak? Mutti selalu jaga makan, rajin olahraga, dan istirahat dengan baik namun mungkin sisi kepribadian Mutti yang perfeksionis membuat beliau mudah stres dan banyak pikiran.
[caption id="attachment_75235" align="aligncenter" width="353" caption="Proses hair loss karena Mutti menolak dicukur gundul untuk persiapan chemo. Mending langsung cukur, sedih banget lihat rambutnya lepas-lepas dalam jumlah besar."][/caption]
Thank God for the internet. Sumber informasi luar biasa dan penyambung komunikasi murah dan dapat diandalkan, kami sekeluarga belajar kalau hal yang sangat penting utk penderita kanker, khususnya kanker payudara adalah dorongan percaya dirinya dan yakinkan dia bahwa dia tetap dicintai (terutama oleh pasangannya) meski tidak lagi sempurna. Kata-kata tidak sempurna ini Mutti sendiri yang bilang, sungguh self deprecating sekali yah? Padahal di mata kami, anak-anak dan suaminya, dia akan selalu sempurna bagaimanapun wujudnya.
Payudara prostetis. Kami usulkan kepada Mutti, mungkin beliau mau mencobanya agar tidak selalu merasa takut, exposed dan risih ketika bepergian. Benda ini terdengar sangat simpel tapi sungguh di tahun 2009 itu mencarinya setengah mati! Browsing sana sini dan menemukan prostetic breast merk CanCare di rumah sakit Mount Elizabeth Singapore. Alhamdulillah seorang teman yang tinggal disana bersedia membantu mencarikan informasi dan menghubungi saya dengan kabar gembira kalau CanCare sdh bisa dibeli di Jakarta juga! Repot sekali kan kalo tidak dicoba langsung, ukuran bra dan prostetis yang cocok juga belum tau dan mengingat harganya yang tidak murah sehingga kalau sampai salah beli kan sayang sekali rasanya.
Akhirnya kami datangi cabang CanCare di Jakarta. Ternyata memang baru buka di Jakarta. Mutti adalah customer ke-6. Mereka masih dalam proses membuka counter di RS. Dharmais sehingga kami dilayani di kantornya. Fitting bra-nya pun di ruang meeting, di balik sebuah white board! Aduh, hari itu adalah hari yang penuh dengan emosi yang campur aduk. Melihat Mutti yang mulai luntur semangatnya karena sudah lelah akibat perjalanan dari Bandung. Hujan dan macet Jakarta membuat kami grogi. Being topless in front of 2 complete strangers is not easy even for women with normal breasts, right? Mulai lega waktu mulai fitting bra dan padu padan prostetisnya, keliatan ada senyum harap-harap cemas dan Mutti mulai semangat lagi. Sampai akhirnya mendapatkan yang pas, pecah deh tangisnya Mutti, sambil peluk erat dua marketing CanCare yang dari awal sabar dan sangat supportif membantu Mutti fitting. It was such a priceless moment. Mengharukan sekali.
Meski tahu itu penting, saya tidak menyangka begitu berartinya sebentuk bra dan payudara silikon. Bagi saya yang sehat, dan sering kali take my health for granted, apalah artinya dua benda itu. Tapi bagi Mutti yang sedang down, ini seperti mengembalikan harapan Mutti untuk bisa kembali hidup "normal" dan membangkitkan semangatnya untuk beraktivitas dan tetap percaya diri.
Bagaimana dengan pengobatan medis selama recovery? Mutti menjalani 4 sesi chemotherapy dari 8 yang dijadwalkan. Tidak diselesaikan karena untuk Mutti terasa terlalu berat. Badannya kepayahan menghadapi efek chemo. Memang chemo untuk setiap kanker itu bisa berbeda, demikian juga dengan efeknya bagi setiap penderita. Mutti memutuskan untuk stop. Sempat mencoba pengobatan alternatif dan konsumsi multivitamin namun pada akhirnya memutuskan untuk berhenti sama sekali mengkonsumsi obat-obatan (bukan anjuran medis ya, ini keputusan pribadi Mutti yang alhamdulillah cocok dan memberikan hasil yang menggembirakan).
[caption id="attachment_75237" align="aligncenter" width="500" caption="Selalu berusaha ceria, bikin cepat sehat. Sekarang rambut Mutti sudah panjang dan sehat, namun sudah memilih berhijab, alhamdulillah."][/caption]
Waktu berlalu dan Mutti banyak sekali berubah. Semangat hidupnya luar biasa dan tidak menyangka yang tadinya beliau begitu sedih dan terpuruk bisa jadi optimis, positif, dan tegar memperjuangkan kesehatan lahir dan batinnya. Beliau berkata kepada kami bahwa kematian itu hal yang pasti dan beliau ikhlas dengan apapun yang akan terjadi di masa depan, namun Mutti bertekad menghabiskan sisa usianya dengan cara menikmatinya bersama teman dan keluarga, semakin mendekatkan diri pada Allah and feel deeply grateful of every morning God wakes her and lets her enjoy yet another day. Live in the moment dan tetap semangat dan optimis selama hayat masih dikandung badan.
[caption id="attachment_75238" align="aligncenter" width="360" caption="Mutti bersama Akila. Operasi dilakukan sebelum Akila lahir. Setiap milestone Akila juga menjadi penanda dalam timeline kesehatan Nini."][/caption]
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Our health is indeed one of the most priceless blessings we have. Jaga kesehatan, makan dengan gizi berimbang, istirahat dan yang tidak kalah penting menjaga juga kesehatan psikis. Berpikir positif dan memanage stress dengan baik. Khususnya sebagai wanita, rutin memeriksa sendiri payudara dan tidak perlu takut untuk konsultasi ke dokter jika ada benjolan mencurigakan atau rasa sakit yang tidak mengenakkan. Makin cepat dihadapi dan dicari solusinya akan lebih baik.
Cancer is very challenging but it doesn't automatically mean that your life has ended. Dengan gigih berjuang, optimisme, dukungan orang-orang terkasih dan tentunya izin Tuhan, bangkit dan kembali menjalani hidup pasca kanker adalah hal yang bisa dilakukan.
Awareness is key. Stay healthy, think pink!
Happy Breast Cancer Awareness Month.
Inspiring, tfs :)
ya ampuuun, ini tante tita yaaa.. baru tau kalo beliau sempet kena breast cancer, hebat banget perjuangannya! smoga sehat terus yaaa, salam buat tante tita..
this story reminds me of my MIL, she struggled since the year 2000. operasi pengangkatan payudara kanan dan 12x kemoterapi. she was indeed a fighter and survived breast cancer later on. supported by 3 men of her life, her husband and her 2 sons. not only amazed by her fighting spirit, but also by the unconditional love from her husband. my FIL.
semoga Mutti sehat selalu. semoga kita semua sehat selalu.
Salam hormat utn Mutti yang sangat kuat lahir batinnya...maka tdk heran kalau orang disekelliling mutti pun akan kuat spt Mutti..:)
Merinding & terharu baca perjuangan Mutti & kalian sekeluarga, Lei... Mutti & seluruh keluarganya hebat bgt ini :) salam hormat utk Mutti ya.