Wisata Sejarah di Cirebon
Setiap mudik ke Solo kami selalu melewati tol Kanci, jadi sangat jarang masuk ke kota Cirebon. Beberapa kali sempat harus menginap di Cirebon dalam perjalanan mudik karena jalanan macet dan kecapekan, tapi belum juga pernah berkeliling ke kotanya.
Januari 2014 lalu sewaktu libur Imlek, kami memutuskan mengajak anak-anak berlibur ke Cirebon. Kali ini kami tidak membawa mobil sendiri, tetapi naik kereta Cirebon Express. Menjadi pengalaman tersendiri buat anak-anak, terutama Dik Reefa yang sangat senang dan menikmati sekali perjalanan keduanya naik kereta api. Mobil kami inapkan di stasiun Gambir.
Perjalanan ke Cirebon ini kami namakan dengan wisata sejarah Cirebon. Kakak Shafa dan Mas Hafiz tentunya sudah mendapat pelajaran Sejarah, bahkan sewaktu kami pergi itu Mas Hafiz baru mempelajari kota-kota sejarah di Indonesia, termasuk juga kota Cirebon.
suasana kolam renang hotel Santika |
Kami menginap di hotel Santika Cirebon. Berikut tujuan kami selama di Cirebon:
Wisata Keraton
Ada 3 keraton yang terkenal di Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Kami hanya mengunjungi Keraton Kasepuhan dan Keraton Kacirebonan.
Keraton Kasepuhan
Ini adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan di dalamnya terdapat pendopo.
Dari yang kami baca di Wikipedia, Keraton Kasepuhan adalah kerajaan Islam tempat para pendiri Cirebon bertakhta. Di sinilah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri. Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaaan.
Dari papan petunjuk kita bisa tahu ada empat bangunan utama dari Keraton Kasepuhan, yaitu museum kereta Singa Barong, Dalem Agung Pakungwati (kita dilarang masuk ke dalam), museum benda kuno, serta bangsal keraton.
Sebelum masuk ke keraton Kasepuhan, kita juga bisa memakai pemandu wisata yang ditawarkan di pintu masuk dengan imbalan sukarela. Memang lebih enak memakai jasa pemandu wisata ini, jadi kita bisa mengerti tentang sejarah keraton dan anak-anak juga bisa sambil mendengarkan langsung apa saja yang mereka lihat di dalam museum.
Di dalam museum kereta |
Salah satu koleksi di museum kereta ini ada kereta Singa Barong yang merupakan kereta kencana dari Sunan Gunung Jati. Keretanya masih bagus dan terawat, lho.
Halaman keraton Kasepuhan |
Yang menarik di keraton ini adalah sejarah tindhak sinten, yaitu sejarah menginjakkan kaki pertama kali untuk putra-putri keraton pada waktu itu. Benda-benda kuno ini bisa kita temukan di museum benda kuno. Peluru jaman penjajahan, peralatan perang tradisional, perkakas makan, perlengkapan gending jawa lengkap bisa kita lihat di museum benda kuno ini.
Untuk budaya tindhak sinten ini sendiri sampai sekarang setahu saya masih ada untuk beberapa kalangan keturunan Jawa.
Keraton Kanoman
Berdasarkan informasi dari wikipedia, setelah Keraton Kanoman berdiri pada tahun 1678, Kesultanan Cirebon menjadi Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Kompleks Keraton Kanoman yang luasnya sekitar enam hektar ini berlokasi di belakang pasar. Di Kraton ini tinggal sultan ke-12 yang bernama Raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Keraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. Salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.
Keraton Kanoman |
Di sini kami tidak memakai jasa pemandu wisata, hanya berkeliling melihat-lihat isi keratonnya saja.
Museum Linggar Jati
Museum Linggar Jati ini terletak di Kota Kuningan, ditempuh kurang lebih satu jam perjalanan dari kota Cirebon. Karena lokasinya terletak di kaki Gunung Ceremai, hawanya sejuk bahkan cenderung dingin. Museum ini adalah tempat berlangsungnya perundingan Linggarjati antara bangsa Indonesia dan Belanda pada tahun 1946. Isi perjanjian Linggarjati ini adalah Belanda mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia secara de facto.
Museum Linggarjati |
Yang menarik isi museum Linggar Jati ini barang-barangnya adalah asli dari tahun 1946. Bahkan ada patung-patung pelaku sejarah yang sedang melakukan perundingan di salah satu ruangannya. Isi kamar tidur dan kamar mandi masih asli juga.
Isi dari museum Linggarjati |
Anak-anak sangat tertarik sewaktu di museum Linggar Jati ini. Apa yang mereka pelajari di sekolah bisa dilihat langsung di museum itu. Apalagi lingkungan di sekitar museum sangat asri, sangat nyaman untuk duduk-duduk beristirahat setelah keliling museum.
Halaman belakang museum Linggarjati |
Ada banyak bangunan gedung tua di Cirebon yang masih dilestarikan sampai sekarang seperti gedung BI, pendopo walikota, masjid agung, kantor pos, juga. Selain berwisata sejarah, wisata kuliner tentunya tidak boleh ditinggalkan. Kota Cirebon terkenal dengan Nasi Jamblang, Nasi Lengko dan Empal Gentong. Kami sampai dua kali ke empal gentong Pak Dharma karena anak-anak ternyata sangat menyukai makanan khas Cirebon ini. Dari hotel Santika cukup naik angkot sekali menuju empal gentong Pak Dharma.
Semoga pengalaman berlibur di Cirebon ini menjadi pengalaman berharga buat anak-anak, ada manfaat yang bisa diambil dan tentunya makin mencintai budaya dan negeri Indonesia tercintanya.
dulu sering ikut bapak dinas di cirebon. jalan2 ke keraton kasepuhan dan belanja batik cirebon. makanannya juga enak-enak ya, cocok di lidah. kalau anak-anak udah agak gedean, mau juga ah jalan-jalan ke cirebon. tfs, lilik!
Ih tfs y mba. Asik banget bisa wisata sejarah bareng kluarga. Pengen jg liburan keliling museum skaligus wiskul. Dua jempol bwt artikelnya!!
Seru banget! TFS ya Mba Lilik!
Waaakkk ini seruuu....Cirebon memang lagi hits ya utk dijadikan destinasi liburan. Pengen juga ah ngajak bocah kesana kalo udah gedean dikit, sekalian wiskul dan liat-liat batik. Tfs Mba Lilik... :)