Anak Dominan Menggunakan Otak Kanan
Mika sendiri sebenarnya bukan anak yang sulit belajar, ia termasuk mudah dan cepat belajar apabila Mika siap dan kami tahu konsep bagaimana mengajarinya. Ketika konsep yang kami terapkan sampai ke Mika dengan tepat maka ia akan sangat cepat menerimanya dan akan terus mengingatnya. Mika bisa mengingat suatu informasi sampai sedetail-detailnya jika itu menyangkut hal yang ia gemari. Makin lama makin terlihat jelas apa yang membedakan cara berpikir Mika dengan anak yang lain, Mika lebih dominan berpikir menggunakan otak kanan. Sempat menduga bahwa Mika disleksia, tetapi ketika saya membaca-baca lagi semua artikel mengenai disleksia, tidak tampak kecenderungan Mika terhadap disleksia. Sampai akhirnya saya menemukan artikel mengenai peran otak pada anak baik otak kanan maupun otak kiri. Dari banyak penjelasan artikel mengenai otak kanan, saya dan suami akhirnya mencoba menyimpulkan bahwa Mika dominan otak kanan. Hal ini juga dipastikan ketika kami berbincang dengan psikolog dan juga suami yang ternyata juga sama, dominan otak kanannya.
Ada beberapa penjelasan mengenai cara kerja otak kanan, yaitu:
- Kreatif –> ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai permasalahan.
- Spasial Tiga Dimensi, mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara tiga dimensi; bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan sebaliknya, serta membolak-balik huruf, angka, dan gambar.
- Memori Fotografi, mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan layar di otaknya.
- Art –> melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.
- Deduktif –> terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan prosesnya.
- Random –> Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.
- Visual –> Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.
- Global –> Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal detail.
- Mind Mapping –> Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar seperti peta.
- Model Estetika –> Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik seni bukan fungsi dan kegunaan.
- Moody –> Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh emosional dan perasaan.
- Spontan –> Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil keputusan di luar rencana.
- Picky Job –> Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya. Tidak mudah di suruh/diperintah.
- Unlimited time –> Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.
- Konklusif –> Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.
- Eksekusi 2 langkah –> Merekam informasi baru memaknainya.
- Inspirational –> bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat dadakan dan tidak terencana.
Setelah tahu bahwa Mika dominan menggunakan otak kanan, saya jadi banyak mencari tahu cara menanganinya bahkan sampai pada tahap menerimanya, ya sudah memang anak saya seperti itu. Mika sekolah di SD Negeri, hal ini membuat saya dan suami harus memberikan perhatian ekstra. Saya mencoba menjelaskan kepada guru Mika di sekolah bahwa Mika berbeda dengan teman-temannya, agar guru juga bisa memahami keadaan Mika dan juga bisa bekerja sama dengan kami. Alhamdulillah walaupun terdapat beberapa kendala, tetapi Mika bisa mengikuti prosesnya, guru di sekolah juga bisa mengerti. Saya dan suami terus-menerus berusaha belajar dan memahami. Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, ada yang menjelaskan bagaimana cara membantu anak otak kanan belajar, antara lain:
- Temukan minatnya dan mulai mengajari apapun melalui hal yang menarik minatnya. Jika ia suka mobil, bicaralah mulai dari mobil.
- Jika ia ingin belajar sambil bergerak-gerak maka izinkan ia melakukan hal itu.
- Jelaskan untuk apa kita harus mempelajari sesuatu agar iia bisa melihat gambaran besar dan tujuan akhirnya.
- Gunakan alat peraga dan contoh-contoh ilustrasi untuk mengambarkan apa yang sedang anda jelaskan misalnya konsep tambah, kurang, dan bagi.
- Latihlah kecepatan untuk visualisasi dan kemampuan merekam gambar.
Berikut ini contoh latihan visualisasi yang kami berikan pada Mika:
- Latihan tahap dasar visualisasi: misalnya membayangkan aktivitas yang dilakukan seperti; berangkat ke sekolah, mengerjakan sesuatu di rumah dsb, persis seperti proses hipnoteraphy. Bayangkan kamu sekarang melangkah menuju lemari es, bayangkan sekarang kamu buka, tolong ambilkan Mama jeruk dan susu, kemudian tuangkan susunya ke dalam gelas, bawa gelas berisi susu dan jeruk itu ke kamar mama. Jika si kecil sudah bisa mengulangi prosesnya secara runtut artinya ia sudah mulai terlatih kemampuan visualisasinya.
- Latihan tahap lanjutan visualisasi mengingat gambar: minta ia melihat gambar dan kita sebutkan namanya; minta ia memejamkan mata; tanya apakah gambar itu sudah muncul di bayangan pikirannya.
- Latihan lanjutan visualisasi mengingat angka dan urutannya: latihan ini dimulai dengan mengingat angka 1 s/d 10 satu per satu, perlihatkan gambar angka 1 s/d 10 satu persatu, kemudian setelah ia berhasil mengingatnya minta si kecil untuk mengurutkan dari depan ke belakang, setelah itu minta ia mengurutkannya dari 10 ke 1, jika berhasil maka ia sudah mulai terlatih untuk menggunakan kemampuan unggulnya.
- Latihan lanjutan visualisasi mengingat huruf dan urutannya: latihan ini dimulai dengan pengenalan huruf satu demi satu; dengan metode mata terpejam, apabila ini sudah terekam, mintalah si kecil untuk mengurutkan 10 huruf pertama dari depan dan dari belakang. Terus berlanjut.
Beberapa cara di atas sudah kami terapkan pada Mika dan berhasil. Ternyata memang perlu cara berbeda, konsep berbeda untuk mengajari anak berotak kanan. Tidak ada yang salah dengan anak, hanya bagaimana kita menyikapi dan mengatasinya saja. Tidak ada anak yang nakal dan bodoh, tetapi tinggal bagaimana kita melihat sisi lainnya.
Semoga bermanfaat, urban mama!
Thanks buat tipsnya yaa Diet :D membuka mata bgt nih bahwa skrg anak2 gak bisa dikelompokkan ke satu kategori learning style aja ya, ada beragam jenis kecerdasan. Jadi ingat, dulu jaman di sekolah diajarin latihan visualisasi & bikin mind mapping, bener tnyt sangat membantu anak2 utk belajar.
sama-sama ai semoga bermanfaat ya
Informasinya lengkap, jadi tau bagaimana "menghadapi" anak yg dominan otak kanan
thanks honey sudah mau baca
Makasih ya Dieta atas sharingnya. Semoga kita bisa semakin memahami gaya belajar anak yang berbeda dari ibunya dan menerima apa adanya, serta berusaha memaksimalkan potensi dirinya.
aamiin, semoga kita bisa terus mengerti dan sabar ya la
Terimakasih tipsnya mba Dieta! Toss sama Mika ah.. Wilson juga otak kanan, awalnya bingung banget mesti gimana ngajarin belajarnya.
Beruntung makin kesini, aku makin ngerti cara belajarnya dia :D
wahh toss wilson, anak anak ini istimewa ya cin, kitanya emang yang harus ekstra sabar hehe
dieta bermanfaat banget ini artikelnya, terima kasih ya udah berbagi.
sama-sama ipeh, semoga bermanfaat