Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI
Sudah sejak lama saya penasaran ingin mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat, yang baru diresmikan September 2017. Foto-foto yang beredar di linimasa media sosial menggambarkan perpustakaan yang keren, tak kalah dengan perpustakaan di luar negeri. Bulan Desember lalu kami sempat berkunjung ke sana, tetapi suasana yang sangat ramai di akhir pekan membuat kami tidak terlalu terkesan. Namun, kami masih tetap berencana untuk kembali ke sana pada hari kerja agar bisa mengeksplorasi perpustakaan nasional ini.
Kebetulan karena Albert libur sekolah, kami pun merencanakan untuk berkunjung kembali ke perpustakaan ini. Pada kunjungan pertama kami datang naik mobil, langsung diarahkan untuk parkir di basemen dan naik lift langsung ke lantai tujuh, area buku anak-anak. Kemarin kami datang naik taksi dan untuk masuk ke perpustakaan diarahkan melalui gedung tua di bagian depan. Ternyata ada semacam museum kecil yang memajang koleksi naskah-naskah kuno dan penjelasan tentang aksara kuno di Indonesia.
Pameran ini sangat menarik dan interaktif. Ada berbagai video dan layar sentuh yang bisa dinikmati untuk tahu lebih lanjut tentang naskah dan aksara kuno. Albert bisa melihat video tentang Babad Diponegoro atau Kitab Negarakertagama dan Kerajaan Majapahit. Kita juga bisa melihat seperti apa sih bentuk naskah-naskah kuno, serta cara menulisnya: ada yang memakai bulu, dan ada yang memakai alat seperti pahat. Selain itu juga ada sejarah aksara-aksara yang ada di Nusantara. Menarik sekali!
Setelah memasuki gedung Perpustakaan Nasional yang baru, kami langsung menitipkan tas di ruang loker. Pertama-tama kami langsung naik ke lantai 24 untuk melihat Monas dari ketinggian. Albert secara khusus membawa teropongnya ke atas.
Puas menikmati pemandangan di atas, kami pun langsung ke lantai tujuh, tempat buku anak-anak. Suasananya cukup ramai karena ada dua sekolah yang berkunjung ke sana. Namun setelah jam makan siang, suasana di perpustakaan cukup nyaman dan tidak terlalu ramai. Koleksi buku-bukunya cukup menarik dan memuaskan, suasananya juga tak kalah dengan perpustakaan di luar negeri. Kebersihan perpustakaan ini juga cukup terjaga, toiletnya pun kering dan tisu tersedia.
Kami menghabiskan waktu sekitar empat jam di sana. Puas? Tentu saja belum puas karena kami belum sempat menjelajahi lantai-lantai lain di perpustakaan ini. Albert langsung minta agar liburan sekolah minggu depan kembali lagi ke sana. Semoga saja makin banyak perpustakaan yang bagus, sehingga minat baca anak-anak Indonesia pun meningkat. Oh ya, di gedung perpustakaan ini juga ada kantin di lantai empat dan sebuah kafe di lantai satu, jadi Urban Mama tidak perlu khawatir jika si kecil tiba-tiba merasa lapar. Sebaiknya mengisi perut dulu baru menjelajahi dan menikmati koleksi perpustakaan ini.
gw pengen banget ngajak mika kesini tapi belum sempet, duh semoga ada waktu main kesana