DIY Weaving

Almaviva Landjanun She loves creating stuff, more because she's kinda cheap mama, than just creative. Likes to carry mineral water and children's book enthusiast. She lives in Bandung with her husband, Ing Landjanun and their silly girl who has big sparkling eyes, Artanya Rinjani.

Sebenarnya #weekendproject ini sudah agak lama, sekitar beberapa bulan yang lalu, setelah diskusi laporan TK B Rinjani di semester pertama. Jadi dari hasil diskusi laporan sama gurunya, Rinjani masih dapat catatan yang lebih kurang sama seperti laporan semester sebelum-sebelumnya, yaitu masalah fokus dan konsentrasi. Karena itu kami memutar otak mencari kegiatan yang kira-kira cocok untuk meningkatkan fokusnya Rinjani.

Akhirnya pilihan jatuh pada kegiatan weaving, alias menenun. Agar tidak terlalu berat, kami sengaja mulainya dari membuat weaving loom secara DIY, agar seru. Biasanya Rinjani selalu suka kalau diajak membuat sesuatu. Apalagi kalau ia dilibatkan. Mungkin ia jadi merasa penting. Apalagi setelah kita kasih tahu, Rinjani boleh memilih sendiri warna-warna benangnya.

Membuat weaving loom ini sangat sederhana. Hanya butuh selembar kardus bekas dengan ukuran sesukanya. Di sini kami membuat ukuran 20 x 20 cm agar tidak terlalu lama dan membosankan menenunnya. Kardus ini berfungsi sebagai framenya.

Kemudian bagian ujung atas dan bawah kardus disobek sedikit, sekitar 2 mm saja, dengan interval 1 cm. Ini fungsinya untuk menyangkutkan warp thread-nya, atau benang dasarnya. Setelah bikin sobekan-sobekan dengan jarak 1 cm tadi, kemudian kita potong beberapa lembar benang, lalu disangkutkan pada sobekan tadi. Benang pertama disangkutkan di sobekan 1 dan 2, benang kedua di sobekan 3 dan 4, dan seterusnya sampe ujung. Kalau sudah terpasang semua, ujung-ujung benang di bagian bawah dilipat ke belakang, lalu diselotip saja. Nanti kalau menenunnya sudah selesai, selotip ini dibuka lalu benang-benangnya diikat untuk mengunci hasil tenunan.

Untuk lebih jelasnya, bisa lihat foto-foto di bawah ini.

Untuk memudahkan merajutnya, Rinjani menggunakan lidi sebagai jarumnya. Jadi benangnya diselotip ke lidi. Proses merajutnya sendiri sebenarnya murni improvisasi aja. Mulai dari pemilihan warna, pola, dan aksesoris tambahan, semuanya sesuai keinginan.

Di luar dugaan, ternyata Rinjani bisa betah menyelesaikan tenunannya dari awal sampai akhir. Walaupun prosesnya on-off dan pastinya sesekali dibantu, tapi semuanya selesai dalam hitungan jam. Dan yang paling penting, selesai. Untuk ukuran Rinjani yang mudah sekali terdistraksi dan bosan, kami cukup takjub melihatnya duduk diam dan menenun dengan tekunnya. Lucu sekali.

Setelah selesai, tenunannya dibuka dari frame, ditambahkan batang lidi untuk sangkutannya, lalu dipajang di dinding. Rinjani bangga sekali, sampe sekarang hasil tenun karyanya masih awet menempel di dinding rumah.

4 Comments

  1. avatar
    ninit yunita July 24, 2016 10:34 am

    wihhh rinjani serius bangettt. bener banget yaaa ini ide yang oke banget buat melatih konsentrasi anak. TFS yaaah nyanya!

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    suria riza July 19, 2016 11:10 am

    kalau anak cowok bisa juga sih kayaknya ini ya *nyari akal buat raffi konsentrasi

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Gabriella F July 17, 2016 5:09 pm

    Rinjani telaten banget! Wah, ini bisa jadi salah satu ide latihan fokus dan konsentrasi untuk Al nih... TFS ya Nyanya!

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    zata ligouw July 17, 2016 11:55 am

    Wah Nya, anakku yang bungsu juga masih susah diajak konsentrasi, brarti bisa ya kasih kegiatan ini biar lebih fokus. Makasih Nyanya, makasih Meloonn...

    1. avatar

      As .