Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan agar #MudikTanpaRibet
Apa persiapan mudik Urban Mama dan Papa tahun ini? Tak terasa, masa mudik tinggal hitungan minggu lagi. Momen mudik bersama Si Kecil tentu ditunggu-tunggu sekaligus mendebarkan, ya! Apalagi bila Mama akan menghadapi momen mudik perdana bersama Si Kecil.
Keluarga saya tidak memiliki kebiasaan pulang kampung karena kedua orangtua kandung dan mertua tinggal di Jakarta. Selain itu, almarhum kakek dan nenek saya sudah tutup usia. Sebagian besar keluarga kedua orangtua kandung saya juga berada di Jabodetabek.
Keluarga suamilah yang memiliki tradisi mudik. Di hari kedua Lebaran, biasanya mertua berangkat ke kampung halamannya di Banyumas, Jawa Tengah. Karena masih tinggal seatap dengan mertua, otomatis keluarga kecil saya memiliki tradisi baru. Para buyut tentu menantikan kehadiran anak-anak kami di kediamannya.
Tips #MudikTanpaRibet
Pengalaman perdana saya mudik ke rumah kakek dan nenek suami berlangsung pada tahun 2017. Saat itu, kami melakukan perjalanan bukan di bulan Ramadan maupun Syawal. Saya akui, pengalaman mudik waktu itu tidak terlalu repot karena si bungsu masih berusia lima bulan dan belum mulai makan. Si kakak pun saat itu sudah berusia 20 bulan sehingga kami lebih santai untuk urusan makan.
Bagaimana dengan tahun ini? Ibu mertua sempat melontarkan keinginan mengajak mudik kembali karena tahun lalu kami berhalangan ikut. Saya lantas membayangkan, perjalanan mudik nanti mungkin lebih menantang karena kedua anak saya sudah balita (usia 2 tahun dan 3.5 tahun) yang sedang aktif-aktifnya. Perjalanan pun akan berlangsung di masa mudik lebaran. Perjalanan liburan terakhir ke Bandung saja sempat membuat saya stres karena anak-anak rewel selama macet berjam-jam di dalam kota. Apalagi mudik?
Kebetulan, saya berkesempatan hadir di mini talkshow and Ramadan collection preview yang digelar Mothercare Indonesia. Di acara tersebut, Mama Nucha Bachri yang merupakan pembicara podcast pernikahan dan keluarga #CurhatBaBu alias Curhat Bapak Ibu, berbagi pengalamannya melakukan perjalanan dengan anak balita. Mama Nucha kini memiliki dua orang putri: Ayra, si kakak, yang berusia tiga tahun dan adiknya, Syua, berusia satu tahun. Ia memiliki beberapa tips #MudikTanpaRibet yang dapat Mama terapkan sejak dini. Tips #MudikTanpaRibet juga cocok untuk mempersiapkan liburan keluarga, lho.
Pertimbangkan jadwal keberangkatan dan durasi mudik
Mama Nucha dan suami menghindari pembelian tiket pesawat selagi promo. Tujuannya agar keberangkatan dapat dijadwal ulang ketika Si Kecil sakit. Ketika anak sedang tidak fit, ia menyarankan untuk menunda dulu perjalanan demi kebaikan seluruh anggota keluarga.
Tak kalah penting, durasi mudik perlu dipertimbangkan dengan baik, apalagi bila Mama tidak mengikutsertakan asisten. Durasi mudik atau liburan yang terlalu lama juga dapat membuat Urban Mama dan Papa ingin cepat-cepat pulang ke rumah karena terlalu lelah.
Berikan pijakan (briefing) dan afirmasi positif kepada anak
Sebaiknya, pijakan dan afirmasi positif disampaikan kepada buah hati beberapa minggu menjelang perjalanan. Menurut Mama Nucha, tujuannya agar batin anak lebih siap dan terkoneksi dengan orangtua terutama ketika mudik atau liburan. Pijakan dan afirmasi positif juga diharapkan dapat mengurangi kerewelan anak.
Caranya, orangtua dapat mulai memberikan gambaran pada anak mengenai kondisi perjalanan yang akan dihadapi beserta durasinya. Misal, jika anak akan naik kereta, deskripsikan suasana di dalam kereta, hal-hal yang bisa dilakukan, dan perkiraan lama perjalanan. Mama Nucha sendiri memilih untuk memberikan briefing kepada anak-anaknya sebulan sebelum perjalanan.
Sampaikan juga afirmasi positif seperti, "Kamu akan bekerjasama dengan baik selama mudik, ya." Ingatkah Mama ketika masih hamil, kita disarankan untuk memberikan afirmasi positif kepada janin dalam kandungan? Hal serupa juga bisa dilakukan pada bayi, apalagi anak yang lebih besar.
Cermat mengemas pakaian keluarga
“Kami akan membawa (masing-masing) empat pakaian musim dingin saja untuk liburan nanti. Rencananya, kami menggunakan Airbnb (untuk penginapan) dengan fasilitas mesin cuci,” cerita Mama Nucha tentang rencana perjalanan keluarganya ke Melbourne di libur Lebaran mendatang. Triknya, Mama Nucha akan membawa outer berwarna monokrom dan banyak memainkan syal serta aksesori. Tips dari Mama Nucha ini bisa diterapkan khusus untuk Mama. Kalau para Papa, saya yakin pakaiannya bisa jauh lebih ringkas ya.
Untuk pakaian anak, Marketing & Communication Manager Mothercare Indonesia Abi Shihab turut membagikan beberapa trik. Pertama, jumlah baju bawahan sebaiknya tidak sebanyak baju atasan anak. Mama bisa membawa beberapa celana pendek dan panjang yang mudah dipadupadankan.
Sementara untuk baju atasan, Mama dapat menerapkan perhitungan: jumlah hari x 1,5. Dengan asumsi, 1,5 untuk mengetahui jumlah baju cadangan yang diperlukan. Bila Mama akan mudik selama lima hari, maka bawalah sekitar 8 baju atasan yang terdiri atas 5 baju sehari-hari dan 3 baju cadangan. Bagaimana pendapat Mama mengenai perhitungan ini, apakah cukup realistis? Bagikan pendapatnya di kolom komentar ya.
Tak lupa, bawa pula sepasang sepatu formal dan alas kaki kasual untuk Si Kecil. Siapkan juga kaus kaki dan piyama atau sleepsuit yang disesuaikan dengan durasi bermalam keluarga.
Utamakan bawaan yang memenuhi kebutuhan dasar Si Kecil
Ini adalah salah satu tantangan jadi ibu baru. Rasanya Mama pasti ingin membawa banyak barang agar tidak ada kekurangan selama mudik. Alhasil, mobil menjadi penuh sesak atau bisa-bisa kelebihan bagasi saat naik pesawat.
Untuk menghindari kondisi tersebut, Mama sebaiknya hanya membawa barang-barang yang penting saja. Ini juga untuk memudahkan pengaturan dan mengurangi risiko bawaan tercecer. Mothercare Indonesia memberikan rekomendasi beberapa produk yang penting dibawa, khususnya ketika melakukan perjalanan dengan bayi yang masih menyusu dan sedang belajar makan:
- Diaper bag dengan banyak kantung, agar pakaian dan barang-barang lainnya dapat disimpan rapi tak tercecer. Selain itu, cari tas yang disertai kantung berinsulasi (penahan panas) dan sudah dilengkapi dengan diaper changing mat. Diaper bag seperti Beaba (pada foto berikut) memiliki changing mat yang sudah menyatu dengan tas, sehingga lebih praktis jika Mama mengganti popok Si Kecil di dalam mobil. Changing mat ini akan sangat berguna untuk Si Kecil yang masih perlu berbaring saat popoknya diganti.
- Sabun dan sampo mandi untuk bayi dan anak-anak, serta bedak cair untuk mencegah biang keringat. Bawa sabun, sampo dan bedak cair yang dalam kemasan travel size agar tidak memberatkan koper/tas dan tidak mudah tumpah atau bocor.
- Obat-obatan, salah satunya obat pereda nyeri dan demam.
- Lotion bayi bila kulit Si Kecil cenderung kering, atau akan bepergian ke tempat beriklim dingin kering. Jika Mama membeli Mustela Newborn Starter Kit, tiga jenis produk perawatan kulit bayi sudah terintegrasi dalam satu kemasan.
- Krim antiruam popok seperti Sudocrem.
- Lotion antinyamuk.
- Tisu khusus pembersih gusi dan gigi anak, seperti Tooth and Gum Wipes. Tisu basah bebas alkohol dengan kandungan xylitol ini dapat membersihkan gigi dan gusi Si Kecil. Caranya, lilitkan tisu pada ibu jari lalu bersihkan gigi dan gusi Si Kecil dengan perlahan. Tooth and Gum Wipes sangat berguna untuk menjaga kebersihan mulut buah hati ketika rutinitas menyikat gigi sulit dilakukan selama mudik.
- Sisir dan sikat gigi. Keduanya dapat rapi disimpan dalam wadah yang sama jika Mama memiliki Mothercare ergonomic care set. Di kotak penyimpanan ini juga terdapat gunting kuku, pengikir kuku, termometer, sampai nasal aspirator.
- Wadah penyimpan botol susu.
- Portable breast pump. Jika Mama masih memerah ASI, sebaiknya bawa pompa ASI dengan komponen yang minim untuk mempersingkat persiapan memerah.
- Wadah tahan panas untuk menyimpan makanan. Nuby stainless baby food jar dapat menjadi pilihan Mama karena mempertahankan makanan panas hingga enam jam. Selain itu, food jar ini dilengkapi sendok dan di bagian dalam wadah sendok ada sedikit ruang untuk menyimpan perlengkapan makanan lainnya. Misal, lap kecil untuk mengeringkan sendok.
- Tisu basah multifungsi. Di Mothercare Indonesia, ada rangkaian tisu basah wipes yang menjawab kebutuhan bayi secara spesifik. Tisu basah bermerk Momami dapat menjadi amunisi Mama saat traveling dengan buah hati karena terdiri dari berbagai varian seperti:
Water wipes untuk membersihkan wajah Si Kecil yang belepotan sehabis makan;
Antibacterial wipes yang mengandung antiseptik untuk melindungi kulit Si Kecil dari kuman setelah memegang sesuatu yang kotor;
Pacifier and bottle wipes untuk membersihkan empeng dan botol susu. Tisu ini beraroma stroberi sehingga dapat menyamarkan aroma tak sedap dari susu formula maupun ASI yang menempel pada botol;
Saline wipes untuk mengelap hidung yang sensitif saat pilek. Selain bertekstur lebih lembut, tisu ini juga dapat mengencerken ingus yang kental.
Untuk mengetahui ragam ide berkemas lainnya, Mama bisa mengikuti tagar #MudikTanpaRibet di Instagram. Ada beberapa video tips dan trik yang dibawakan oleh Mama Ankatama Ruyatna di Youtube channel Mothercare Indonesia.
Jangan lupakan stroller, gendongan, dan car seat
Stroller dan gendongan tentu akan sangat meringankan aktivitas Mama saat berjalan-jalan dengan Si Kecil. Pilih lightweight stroller dan gendongan hipseat untuk meringankan beban pinggul Mama dan Papa. Salah satu merek stroller rekomendasi Mothercare Indonesia adalah Baby Jogger (Rp4.600.000,00) yang bagian alas tempat duduknya bisa dipanjangkan.
Stroller Baby Jogger ini mudah dilipat dan dapat dibawa ke kabin bila Mama naik pesawat. Beban maksimal stroller ini adalah 20,5 kilogram sehingga masih bisa digunakan anak yang lebih besar.
Pilihan lainnya untuk lightweight stroller adalah travel stroller Britax Holiday (Rp2.900.000,00) yang juga dapat dilipat menjadi seukuran cabin size. Stroller ini cocok untuk anak-anak hingga berat 15 kg. Selain itu, stroller Britax Holiday dilengkapi dengan tali jinjing yang melekat kuat dan nyaman, memungkinkan Mama dan Papa membawanya dalam keadaan terlipat sementara kedua tangan bebas menjaga Si Kecil.
Sementara untuk hipseat baby carrier, Mothercare Indonesia merekomendasikan gendongan i-Angel yang dilengkapi fitur:
- kantung untuk menyimpan smartphone atau empeng
- bahan kain berventilasi udara agar Si Kecil tidak kegerahan
- Chest pad untuk mencegah gendongan tergeser.
Gendongan I-Angel ini dapat membawa beban sampai 15 kilogram.
Jika Mama akan melakukan road trip sekeluarga, pasang juga car seat di mobil demi keamanan dan kenyamanan buah hati. Ternyata, kondisi mobil saat mengerem mendadak dapat memengaruhi sirkulasi darah ke otak anak. Terlebih pada anak bayi, kecelakan yang terjadi dapat berakibat sangat fatal.
Bawa travel cot, bila masih ada ruang di mobil
Perlengkapan yang satu ini dapat membuat tidur dan sesi bermain Si Kecil menjadi lebih nyaman ketika menginap di rumah nenek-kakeknya. Produk Mothercare classic travel cot mudah dilipat, ukurannya tidak begitu makan tempat, serta dilengkapi tas agar mudah dikemas.
Borong stroller, carrier, dan travel cot sekaligus dengan harga lebih ekonomis
Mothercare Indonesia punya banyak pilihan baby gear canggih yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perjalanan dan budget Mama. Bagi Mama yang ingin memperbaharui perlengkapan Si Kecil untuk mudik, Idulfitri bundle dari Mothercare Indonesia dapat menjadi pilihan. Bundle ini terdiri atas produk PC Ride Stroller, Carrier 4 Position Black Sport serta Travel cot Mothercare Hello Friend (termasuk changer) dengan total harga hanya Rp6.499.000,00.
Siapkan peralatan untuk mengabadikan memori
Tak hanya smartphone dan kamera, tetapi juga charger-nya. Pastikan tidak ada komponen yang tertinggal karena momen mudik penting untuk diabadikan. Lewat foto dan video, anak dapat mengingat kembali kenangan mudik bersama keluarga tercinta. “Selalu ingat, tujuannya adalah menciptakan memori yang berkesan untuk diingat anak-anak,” tutur Mama Nucha mengingatkan.
Ada beberapa hal lain yang tak kalah pentingnya untuk Urban Mama dan Papa perhatikan sebelum mudik atau liburan bersama Si Kecil, seperti:
Jaga kesehatan anak jelang, saat, dan usai mudik
Mama Nucha mengungkapkan, para buah hati biasanya ‘dikarantina’ dulu seminggu sebelum perjalanan. Tujuannya untuk menghindari risiko anak terpapar kuman penyakit. “Kami nggak ke mana-mana dulu, di rumah saja. Setiap hari juga saya berikan minyak ikan dan vitamin,” ungkap Mama Nucha.
Namun Mama Nucha tidak membawa vitamin selama di perjalanan untuk menghindari tumpahannya. Mama Nucha hanya memastikan para buah hatinya tidak terlalu lelah selama berlibur. Salah satu caranya dengan menurunkan ekspektasi mengunjungi banyak tempat. “Satu destinasi saja cukup dalam sehari,” tambah Mama Nucha. Barulah sepulangnya dari perjalanan, anak-anak kembali diberikan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh mereka.
Variasikan kegiatan selama perjalanan
Sebelumnya, Mama Nucha bisa membawa satu koper sendiri untuk mainan Ayra. Belum lagi koper untuk dirinya dan suami juga koper untuk pakaian buah hati. Namun setelah ada Syua, ia pun memutuskan untuk menyeleksi mainan yang akan dibawa.
Untuk menghemat tempat, Mama cukup membawa beberapa mainan dan buku anak saja. Jika ingin anak betah lebih lama, bawakan mainan yang baru atau belum pernah ia lihat sebelumnya. Selain itu, busy books dapat menjadi pilihan karena menyuguhkan beberapa aktivitas yang melatih motorik halus anak.
Di saat-saat tertentu, Mama mungkin bisa menyiapkan video atau games di smartphone Mama dan Papa. Namun pastikan tetap tegas dalam hal tenggat waktu bermain. Permainan tebak-tebakan mencari benda atau kendaraan di jalan juga bisa menjadi alternatif mengisi waktu luang. Sediakan pula snack time di sela-sela perjalanan untuk mengurangi rasa bosan Si Kecil.
Siapkan mental
Tanamkan pada diri sendiri bahwa selama mudik, Mama dan keluarga tidak selalu menghadapi momen-momen indah saja. Itinerary penting, tetapi jangan terlalu ambisius. Bersikaplah realistis. Ketika traveling bersama anak-anak, orangtualah yang perlu menyesuaikan diri dengan kondisi fisik maupun suasana hati mereka.
Siapkan skenario di luar rencana dan usahakan untuk fleksibel di berbagai situasi. Misal, ketika anak susah makan, Mama tidak perlu menunggu berjam-jam atau memaksanya menghabiskan seluruh hidangan yang disajikan. Tetap tenang dan santai, meski Mama mungkin menghadapi hal-hal yang menantang.
Jangan lupa self care
Berdasarkan pengalaman pribadi, perjalanan dengan dua anak balita bagaikan business trip. Kelelahan yang saya hadapi biasanya berkali-kali lipat ketimbang menjaga anak di rumah. Jika sudah terlalu lelah, jangan sungkan menitipkan anak ke anggota keluarga sesampainya di kampung halaman.
Ketika merasa burnout, sampaikan uneg-uneg Mama ke pasangan dengan santun. Tak lupa, habiskan waktu berdua dengan suami jika memungkinkan. Misal dengan makan malam berdua saja.
Buat kesepakatan dengan pasangan
Mama dan suami pasti akan sama-sama lelah atau ada masa-masanya merasa bete selama mudik. Berlakukan kesepakatan untuk bergantian menjaga anak. Contohnya, ketika Mama ingin berbelanja atau kelelahan. Begitu juga saat pasangan sudah sangat capek menyetir mobil.
Rutinkan istirahat di sela perjalanan
Buat Mama yang melakukan road trip, ingat selalu untuk istirahat tiap empat jam sekali di rest area. Lumayan untuk meregangkan kaki, snack time, serta menyediakan ruang gerak bagi anak.
Semoga tips-tips di atas bermanfaat buat Urban Mama dan Papa, ya! Jika Mama punya tips tambahan, silakan bagikan di kolom komentar.
bener banget feb! itu gendongan i-angel juara banget lah buat mudik. ringkes!
Tipsnya oke banget, Febi! Kebayang ya kalau pertama kali mudik sama si kecil kan kebayangnya ribet. Pas banget ini Febi ngasih tips #MudikTanpaRibet <3 Thanks Feb!
Terima kasih mama febi tipsnya, pas sekali minggu depan kami mau mudik dan bawa baby.
Terima kasih kembali. Semoga momen mudiknya dilancarakan ya, Mama Ningsih :)