Kebiasaan Membaca Perlu Ditularkan

Suatu hari saya ada janji temu dengan teman-teman lama. Saya mengajak Kira dan Kara. Agar mereka tidak bosan, saya membawa banyak “peralatan perang” seperti kertas, pensil warna, dan buku.  Tujuannya agar mereka sibuk sendiri dan tidak bosan selama saya mengobrol. Melihat si kembar bisa duduk diam tanpa rewel, seorang teman berkomentar, “Mbak, kok bisa sih Kira dan Kara duduk anteng? Senangnya mereka mau baca dan gak rewel. Aku mengantuk kalau membacakan buku untuk anak-anak.”

Saya tersenyum. Bagaimana mungkin kita bisa berharap anak mau duduk diam membaca, jika kita tidak pernah mengenalkannya membaca. Kebiasaan membaca itu perlu ditularkan. Saya membacakan buku untuk Kira dan Kara sejak mereka masih bayi dan terbaring lemah di inkubator. Setiap menjenguk, saya duduk di depan inkubator sambil membacakan buku. Saya tidak tahu apakah mereka bisa mendengar atau tidak. Saya tidak peduli apakah mereka mengerti isi cerita atau tidak. Yang saya tahu, saat itu saya sedang merekam kata-kata dan kebiasaan baik di otak mereka.

Kebiasaan itu berlanjut hingga kini. Kira dan Kara selalu gembira saat dibelikan buku baru. Bahkan jika lama kami tidak pergi ke toko buku, mereka sering menagih. Di toko buku pun mereka bisa duduk lama, sama lamanya seperti saat melihat-lihat mainan. Kami beruntung bisa membelikan buku untuk Kira dan Kara. Saya ingat, saat kecil dulu harus sembunyi-sembunyi membeli majalah anak. Jika ketahuan, Ibu akan marah besar. Bukan tidak suka saya membaca, tetapi karena uang yang saya belikan buku adalah jatah uang saku untuk membeli sarapan. Jika membeli majalah, artinya saya tidak sarapan.

Saat saya kecil, akses terhadap buku sangat kurang. Perpustakaan di sekolah saya sangat kecil, hanya ada 1 rak besar dan berisi buku-buku yang sudah usang. Malah sebagian banyak yang rusak terkena air hujan karena atap sekolah yang bocor tak juga diperbaiki. Namun saya tetap senang menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah, yang kata teman-teman mirip gudang. Memang perpustakaan itu berbagi tempat dengan gudang sekolah, hanya bersekat papan tripleks tipis. Hampir semua buku di perpustakaan sudah saya baca berulang kali.

Di desa saya tidak ada toko buku. Kami harus ke kota yang jaraknya sekitar 30 km untuk membeli buku. Setiap dua minggu sekali penjual koran mampir ke desa kami. Saya pun mengumpulkan uang saku untuk membeli majalah anak sembunyi-sembunyi.

Saat melihat rak buku di kamar Kira dan Kara yang selalu penuh, saya merasa beruntung sekaligus ingat masa kecil. Saya membayangkan di luar sana masih banyak anak-anak yang keadaannya seperti saya dulu, tinggal di tempat terpencil dan jauh dari akses membaca. Lantas bagaimana semangat membaca bisa tumbuh subur di sana? Seperti teman-teman saya dulu yang menganggap perpustakaan seperti gudang. Sedih. Padahal buku adalah sumber pengetahuan dan jendela dunia.  Ketika sedang ada obral buku, pernah saya terpikir seandainya buku-buku murah ini bisa juga dinikmati oleh semua anak di seluruh pelosok Indonesia. Pasti akan banyak anak-anak yang lebih bahagia.

Ternyata BCA memiliki ide dan pemikiran yang serupa. Melalui kepeduliannya, BCA membuat gerakan #BukuUntukIndonesia untuk memberikan buku ke Sekolah Dasar Negeri yang membutuhkan yang ada di  60 daerah di Indonesia. Melalui gerakan ini, BCA memberi kesempatan kepada anak-anak di berbagai daerah untuk menikmati bacaan yang sama dengan anak-anak kita, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk menjadi #LebihBaik lagi untuk meraih cita-cita dan impiannya.

Gerakan #BukuUntukIndonesia mengajak kita untuk peduli dan berbagi dengan mereka yang tidak seberuntung kita. Dengan berpartisipasi di www.bukuuntukindonesia.com, kita dapat menjadi bagian dalam mencerdaskan generasi bangsa. Di laman website tersebut juga terdapat informasi tentang pengumpulan donasi dan jumlah donasi yang telah diterima.  Dana donasi yang terkumpul akan dibelikan buku dan disalurkan, agar anak-anak Indonesia memiliki pengetahuan yang #LebihBaik lagi. Saya tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Tinggal klik “Berbagi” di laman website www.bukuuntukindonesia kita dapat menyebarkan kebaikan dan turut menjadi bagian dalam perubahan yang lebih baik bersama BCA. Mari tularkan kebiasaan membaca melalui gerakan #BukuUntukIndonesia! 

9 Comments

  1. avatar
    hanana fajar August 7, 2017 10:52 am

    mbaaa wiiiiitt setuju banget! apa yang orang tua lakuin, anak-anak pun ngikutin, termasuk soal membaca:) Semoga yaa bisa terus nularin kebiasaan positif ini ke anak-anak.. wow gerakan #BukuUntukIndonesia bagus banget..mau ahh ceki-ceki programnya:)

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    dieta hadi August 3, 2017 9:34 am

    setuju!. kalo kita males baca, anak-anak juga akan males baca ya. Baca memang harus ditularkan ke anak-anak dari kecil, agar kelak mereka besar nanti dengan mudah mencari tau dengan membaca.

    Keren nih gerkannya, semoga banyak anak Indonesia yang gemar membaca buku

    1. avatar
      WiwiT August 7, 2017 8:10 am

      Iya bener. Anak-anak kan suka meniru apa yang dilakukan orang tua. Kebiasaan baik akan menurunkan kebiasaan yang baik juga. Selamat berdonasi! :)

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  3. avatar
    ninit yunita August 2, 2017 9:12 am

    bener banget wit... kalau ingin anak-anak suka baca, coba cek kita sendiri suka baca apa ngga. memang butuh konsistensi sih supaya anak-anak suka baca *ngaca :'(* baca artikel ini serasa diingatkan lagi harus rajin baca bareng sama anak, setidaknya sebelum tidur dibiasakan.

    salut sama program #BukuUntukIndonesia, semoga kegemaran membaca bisa menyebar luas di Indonesia.

    1. avatar
      WiwiT August 7, 2017 8:11 am

      Setuju teh. Kalau orang tua lebih sering pegang gadget daripada buku, ya jangan marah kalau anak juga banyak pegang gadger drpd buku. Selamat berdonasi dan berbagi ya teh! :)

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  4. avatar
    musdalifa anas August 1, 2017 3:05 pm

    Wit, sama banget jadi ingat jaman kecil dulu, aku tinggal di pelosok yg jauuuh banget dari kota, gak ada perpustakaan, kalaupun ada itupun di kota yg jauh banget, boro-boro ada toko buku kaya gramedia, gunung agung. Jadi kebayang rasanya anak-anak yg jauh di pelosok desa dan awam banget dengan buku, jadi senang ada program #BukuuntukIndonesia ini, langsung deh klik webnya. TFS ya kak wiwit.

    1. avatar
      WiwiT August 7, 2017 8:12 am

      Toss, kak! Kebayang kan jaman tinggal di pelosok, bisa ketemu buku yang bisa dibaca itu bahagia banget. Makanya ini program #BukuUntukIndonesia musti diteruskan setiap tahun nih. Biar makin banyak buku tersebar ke seluruh pelosok negeri. Selamat berdonasi, kak Ipeh!

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .



  5. avatar
    Cindy Vania August 1, 2017 7:25 am

    Setuju bude wit, anak-anak kan peniru ulung yaa. Biasanya kalo ortu suka berbuat A, otomatis anak2 pasti niru.

    Nah, aku suka banget baca buku. Sayangnya, aku tipe orang yang gak suka baca di tempat ramai. Anak-anak jarang lihat aku baca buku, jadi butuh waktu lumayan lama untuk mengajarkan mereka cinta (baca anteng) sama buku :D

    Wah, keren banget gerakan #BukuUntukIndonesia. Semoga nantinya anak-anak di berbagai daerah punya stok buku cerita dan buku-buku lain yg banyaaakk..

    1. avatar
      WiwiT August 7, 2017 8:13 am

      Tumben Kakak Cindy pinter banget. Gerakan #BukuUntukIndonesia memang keren banget ya.. Selamat berdonasi, kak Cindy!

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .