Ketika Harus Menitipkan Anak Saat Les Renang
Anak sulung saya, Alun, saat ini sudah tiga bulan ini mengikuti les berenang bersama beberapa teman sekolahnya. Seperti bisa dibaca di sini, ada banyak manfaat dari belajar berenang ini untuk anak. Itulah sebabnya ketika ada ibu temannya yang mengajak les bersama, saya dan suami langsung mengiyakan.
Namun, kendala terbesar adalah kami berdua bekerja. Sementara les berenang dilakukan oleh guru renang di hari kerja, bukan di akhir pekan. Kami maklum, karena jadwal les renang dari guru renang sudah penuh di akhir pekan.
Jadi, yang dapat dilakukan adalah menitipkan Alun ke ibu temannya yang mengajak les tadi. Pergi dan pulang Alun ikut dengan temannya. Kebetulan saya dan suami sudah lumayan akrab dengan orang tua teman Alun ini, karena kebetulan anak kami sekelas.
Photo by Porapak Apichodilok from Pexels
Urusan menitip anak, apalagi untuk les berenang kelihatannya perkara mudah. Tetapi sebaiknya jangan dianggap enteng ya Urban Mama. Kita tetap perlu melakukan beberapa hal agar anak dapat les dengan aman dan nyaman. Berikut beberapa hal yang saya lakukan ketika menitipkan anak pada orang lain untuk les renang:
1. Kuasai area kolam tempat les
Ini sangat penting agar kita paham bagaimana tingkat keamanan di kolam tersebut (ada life guard, pelampung untuk pertolongan pertama), seberapa dalam kolamnya, apakah kamar mandinya bersih dan aman, dan lain-lain. Cara yang kami tempuh untuk penguasaan area kolam adalah melakukan trial bersama Alun. Jadi saya, suami, Alun dan adiknya, berenang di kolam tempat les diadakan. Dengan berenang langsung, saya jadi paham berapa dalam kolamnya, bagaimana kondisi kamar mandinya, apa saja makanan yang dijual di kantinnya, bagaimana kinerja para lifeguard-nya. Hal ini penting, karena sesudahnya kami dapat memperingatkan Alun do’s and don’t’s di kolam agar ia tidak merepotkan ibu temannya. Penguasaan kolam juga membuat kita tenang saat menitipkan anak pada orang lain.
2. Komunikasi yang santun dengan orang yang kita titipkan
Walau ibu teman Alun sudah bilang bahwa setiap les, urusan pergi pulang sudah ditanggungnya, tetapi setiap kali hari H, saya tetap mengirim WA mohon izin menitipkan anak saya. Ketika anak sudah pulang dari les dengan selamat pun tetap mengirim WA mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf jika selama les mungkin anak kita kurang bersikap manis/soleh.
Mungkin terlihat sangat basa basi, tetapi menurut saya jika kita sopan, maka yang dititipi pun akan menghargai kita. Hal ini juga mengajari Alun bahwa kalau kita mau minta tolong sama orang lain, mesti menggunakan kata-kata yang santun, dan tidak berkesan menyuruh.
3. Tidak terlambat
Sudah meminta tolong, jangan pula menyusahkan yang dititipi. Jika yang bersangkutan akan menjemput pukul 15.00 WIB, usahakan anak kita sudah siap dan tinggal berangkat. Jangan sampai orang lain menunggu ya Urban Mama. Hal ini juga sekaligus mengajari anak pentingnya disiplin waktu.
4. Siap menanggung konsekuensi ketika:
- Orang yang dititipi berhalangan mengantar jemput.
Misalnya teman Alun itu sakit dan tidak bisa ikut les. Otomatis sang ibu tidak antar jemput. Konsekuensinya Alun juga tidak bisa ikut les renang. Biasanya ketika menemui kendala seperti ini, kami mencari solusi lain, misalnya minta izin ke guru les agar Alun dapat dispensasi mengganti hari les dan ikut kelas lain di akhir pekan agar kami bisa mengantarnya. - Yang dititipi tidak bisa mengawasi anak kita 100% di kolam.
Seperti kita ketahui, les berenang ini memang membutuhkan pengawasan yang lebih intens ketimbang aktivitas les/ekskul lain. Penyebab utamanya adalah karena berkaitan dengan kedalaman air, dengan risiko utama terbesar tenggelam. Nah apabila yang dititipi tidak bisa 100% mengawasi anak kita di kolam renang, kita wajib maklum. Apalagi pada saat mengantar anak-anak les renang, yang bersangkutan juga membawa anaknya yang masih bayi atau batita yang justru membutuhkan perhatian lebih ekstra ketimbang yang berenang. Itulah sebabnya Alun sudah kami wanti-wanti dari rumah, tentang do’s and don’t’s dan risiko-risiko yang akan terjadi jika ia tidak mematuhi aturan. Hal ini agar kami tidak membebankan pengawasan Alun sepenuhnya kepada yang dititipi.
5. Sesekali mentraktir teman.
Berikan pemahaman pada anak kita tentang berbagi. Entah itu jajanan di kantin kolam ataupun membayar tiket masuk kolam. Beri uang lebih ke anak tentunya dengan pesan yang jelas berapa yang dipakai untuk membayar tiket masuk kolam, berapa uang untuk jajan ramai-ramai. Sesekali kitalah yang membayar itu semua. Selain mengajak anak berbagi, hal tersebut merupakan salah satu ungkapan rasa terima kasih karena yang bersangkutan sudah bersedia direpotkan dengan antar jemput anak kita les renang.
Nah itulah beberapa hal yang dapat kita praktikkan saat harus menitipkan anak ke orang lain saat les renang. Urban Mama apakah punya pengalaman serupa?
Saya juga berniat mengikutkan Kalki les renang. Tapi agak susah cari guru lesnya. Berapa biaya les renang Alun dan berapa kali seminggu frekuensinya?
Halo Intan. Iya les renang banyak manfaatnya. Kalo Alun, satu kelompok 5 orang. Per orang fee nya 250 rb/bulan belum termasuk bayar tiket masuk kolam (itu ditanggung sendiri2). Hitungannya per bulan, jadi walaupun satu bulan ada 5 minggu ya tetap 250rb. Frekuensinya satu kali satu minggu, tiap pertemuan 1 jam. Semoga Kalki lancar lesnya yaaa....
Wah asyik nih mbak cindy ternyata guru les renang. Aku mau dong belajar gaya kupu-kupu denganmu :)
Iya betul mbak, asal brief kita jelas ke anak, apa yg boleh dan tidak boleh, moga2 gak akan membebani ke orang yang dititipi ya :)
Terima kasih sharingnya mba Imel.
Dulu aku juga termasuk yang sering dititipin ke teman mama pas berenang.
Setelah itu malah saya yang jadi guru les renang anak2nya yang usianya di atas saya, hahaha..
Bener banget, yang penting nggak terlalu membebani lah. Kalau semua keperluan anak sudah beres dan anak sudah mandiri, biasanya sudah membantu yang dititipi juga kok :)