Memilih Aktivitas Setelah Berhenti dari Pekerjaan Kantor
Tak terasa, sudah 11 tahun saya bekerja sebagai pegawai kantoran, setelah enam perusahaan dengan tiga jabatan pekerjaan yang sama. Dari bekerja kantoran di kawasan bisnis di Kuningan, mencoba merasakan 'hawa' PNS dari bekerjasama dengan kantor Kementerian, dan yang baru-baru ini saya lepas adalah bekerja sosial di organisasi nirlaba.
Posisi terlama yang saya tempati untuk bekerja kantoran adalah yang di organisasi nirlaba tersebu. Enam tahun, saya bekerja sebagai staf database di lembaga nirlaba (non profit organization) berupa yayasan lokal yang bergerak di bidang energi terbarukan.
Namun beberapa bulan yang lalu, ketika berdiskusi dengan suami, saya menyatakan bahwa saya akan memutuskan untuk resign. Mengingat track record pekerjaan yang saya, Suami saya pun bertanya, "Bunda mau apa? Maksudnya...mau ngapain aja setelah resign?"
Saya maklum dengan pertanyaan dari suami, karena dia yang paling tahu bahwa saya ini tidak suka 'diam'. Walau bisa saja saya menyibukkan diri dengan mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi pasti beda rasanya. Mendengar pertanyaan suami, saya pun berpikir. Kira-kira setelah saya mengundurkan diri dari pekerjaan kantoran, apa saya yang bisa saya lakukan selain menemani anak-anak, mengantar mereka ke sana-sini, mengurus rumah serta melakukan pekerjaan rumah lainnya?
Suatu hari, saya coba duduk dan memikirkan beberapa kemungkinan dan kesempatan yang dapat saya jalani. Berikut beberapa diantaranya:
- Menerima pekerjaan freelance. Selama 11 tahun bekerja, saya pernah beberapa kali mendapatkan pekerjaan freelance. Dua kali sebagai firstreader di salah satu perusahaan penerbitan buku terbesar di Indonesia, dan sekali mengerjakan penataan-ulang arsip dokumen laporan sebuah lembaga. Walau insentif yang diterima tidak sebesar gaji, namun saya cukup bangga bisa memiliki pengalaman pekerjaan tersebut. Dan saya yakin setelah resign, saya lebih punya waktu untuk melakukannya.
- Ikut kelas pelatihan atau kursus keahlian. Tadinya saya juga punya keinginan untuk bisa kuliah lagi mengambil jurusan Entrepreneurship. Namun hanya saja rasanya otak saya ini sudah keburu tidak kuat untuk kuliah lagi selama 3-4 tahun. Kemudian saya melihat sendiri, beberapa teman yang rajin mengikuti kelas pelatihan dan training singkat mengenai keahlian tertentu, ah saya jadi ingin ikutan juga. Sepertinya mengikuti training bisa lebih menyasar apa yang saya butuhkan. Misalnya, ikut pelatihan lettering, handcraft workshop membuat dompet dari bahan kulit, atau pelatihan memasak karena saya belum jago memasak. Sepertinya ini lebih mengasyikkan!
- Belajar mengendarai mobil. Entah kenapa saya selalu takut dan tidak siap kalau disuruh belajar mengendarai mobil. Apalagi akhir-akhir ini melihat kondisi jalanan dan lalu lintas yang semakin ruwet. Padahal sejak SMA, saya bisa mengendarai motor. Kalau dilihat risikonya pun lebih berisiko mengendarai motor ya, ketimbang mengendarai mobil. Namun tatkala melihat teman-teman perempuan bisa mengendarai mobil itu sepertinya keren juga, dan kadang jadi ingin bisa juga. Walau saat ini kami belum punya mobil, tetapi siapa tahu ketika nanti ada rejekinya bisa beli mobil, saya sudah bisa mengendarainya.
(image credit: www.pexels.com)
Kalau sudah duduk, dipikirkan matang-matang dan dibuat daftarnya, ternyata banyak juga ya kemungkinan aktivitas yang bisa saja saya kerjakan setelah nanti resign dari kantor. Bagaimana dengan Urban mama yang menjalani kondisi serupa, aktivitas apa yang akan dilakukan ketika Urban mama memutuskan untuk resign?
Hi mom.. Aq baru aja resign bbrp bulan yg lalu, sebelum'y aq bekerja sebagai staf finance selama 8thn jd rencana mau cri pekerjaan yg berbeda dr sebelum'y cm mzh mikir mau pekerjaan seperti ap ya, pengen'y sic yg bz deket baby ku truz jg..
Qt sama mama bieb aq jg lg belajar mengendarai mobil
Hi mama Bieb, wah sama ini... saya juga masih maju mundur mau belajar nyetir, hehe. Tapi untungnya sekarang tinggal di kota yang transportasi umumnya cukup terkoneksi ke mana2. Sepuluh tahun yang lalu saya juga memutuskan untuk resign dari pekerjaan kantoran karena harus sekeluarga merantau. Awal2nya memang kaget, karena pekerjaan di kantor itu lebih terstruktur kan. Akhirnya biar nggak berlarut2, pekerjaan di rumah pun saya buat jadwal waktunya biar lebih terstruktur. Lucu ya, 'cuma' nyuci, ngepel, nyapu, belanja & antar jemput anak aja sampai dibuat jadwalnya... but it works for me & semua jadi lebih mudah dikerjakan. trus saya jg cari kesibukan lainnya seperti yang Bieb tuliskan di atas. dan yang paling saya senangi adalah sekarang jadi punya waktu untuk baca buku, hehe...
hi mama Bieb, akupun mengalami hal yang sama sekitar 5 tahun yang lalu, 5 tahun bekerja sebagai banker dan akhirnya memutuskan resign. Sama banget dengan mama Bieb, sebelum resign sudah menyusun beberapa rencana, saya buat 3 plan (Plan A, B, C) jadi misalkan kalau sudah resign plan A tidak terealisasi, kita masih punya plan B.
Dan udah 6 tahun resign dan bekerja dari rumah, saat ini aktif menjadi TUMFamily, sopir antar jemput anak-anak sekolah, les, aktif di sekolah anak-anak. Paling itu ajasih, dulu pernah punya ols bareng teman, dan putus dijalan karena ternyata saya bukan tipe ibu yang multitasking dalam pekerjaan, jadi memutuskan fokus untuk ngerjain The Urban Mama aja.
Hayoo semangat belajar nyetir, ternyata nyetir itu gak seseram yang dibayangkan loh.