Memerah ASI Saat Tugas Keluar Kota

Sebetulnya saya seharusnya girang setengah m ati saat saya mendapatkan tawaran untuk dinas luar negeri yang menjadi impian saya sejak dulu, masalahnya, tawaran itu datang di saat yang sangat tidak tepat. Jika saya setuju untuk berangkat, itu artinya saya harus berangkat sebelum Albert genap berusia 3 bulan. Akhirnya dengan berat hati tugas itu saya tolak, sambil berharap dalam hati, semoga saja akan datang tawaran lain saat Albert sudah lebih besar. Saya kira jika Albert sudah lebih besar, urusan akan menjadi lebih mudah.


Ternyata saat tawaran kedua datang, saya tetap merasa tidak siap. Tapi suami mendukung saya sepenuhnya untuk menerima tawaran dinas tersebut, yang akhirnya saya terima. Tentunya yang menjadi beban pikiran saya saat itu, bagaimana dengan sesi perah ASI dan bagaimana jika saya pulang nanti Albert tidak mau lagi menyusu dari saya. Saat itu Albert sudah berusia 8 bulan, tentunya langkah saya sedikit lebih ringan karena Albert sudah mulai MPASI, tidak bergantung sepenuhnya pada ASI. Untungnya lagi, saya mendapatkan surat tugas sekitar 2 bulan sebelum berangkat, jadi masih ada waktu untuk mengumpulkan stok ASIP.


Satu hal yang pasti harus saya lakukan adalah menjaga produksi ASI dengan menyempatkan diri untuk memerah ASI di sela-sela kesibukan saya. Lalu yang menjadi masalah adalah apa yang harus saya lakukan dengan ASIP yang saya hasilkan? Jawaban yang saya tahu dua: dikumpulkan seperti biasa dan dibawa pulang, atau dengan berat hati ditinggalkan. Pilihan ada di tangan masing-masing dan saya pernah menjalani keduanya.


Pada waktu pertama kali meninggalkan Albert, saya harus pergi mengunjungi pameran selama seminggu, dengan waktu perjalanan yang panjang dan jadwal meeting yang padat dari satu stand ke stand lain. Dengan kesibukan seperti itu, saya memutuskan untuk tidak membawa pulang ASIP saya. Memang bukan tidak mungkin, tapi bagi saya, opsi yang paling masuk akal seperti itu.


Saat meninggalkan Albert kedua kalinya, untuk rapat kerja di luar kota, saya memutuskan untuk membawa pulang ASIP, karena waktu perjalanan yang lebih singkat dan situasi kerja yang tidak harus berpindah-pindah lokasi.


Beberapa tip bagi para ibu menyusui yang harus meninggalkan bayinya keluar kota:



  • Mengumpulkan stok ASIP agar mencukupi kebutuhan bayi saat ditinggal pergi.

  • Membawa perlengkapan memerah ASI.

  • Sebisa mungkin meluangkan waktu untuk memerah ASI, mungkin sesi perah akan berkurang dibandingkan biasanya, tapi jangan sampai lalai memerah ASI, karena nantinya bisa menimbulkan masalah baru seperti payudara yang bengkak karena penuh ASI.

  • Jika ingin membawa pulang ASI, cari informasi sebanyak mungkin tentang tempat menginap dan tempat acara. Di mana kita bisa menitipkan ASIP? Apakah di kamar ada kulkasnya? Bagaimana dengan freezer tempat kita bisa membekukan Blue Ice?

  • Buat label nama yang jelas dan ditempelkan di tempat penyimpanan ASIP. Saya membawa kontainer untuk menyimpan botol atau kantong ASIP sebelum dimasukkan ke kulkas. Pada kontainer itu saya tempelkan tulisan: ASI (HARUS TETAP DINGIN, JANGAN DIKELUARKAN DARI KULKAS, MILIK: NAMA (ACARA), kalau perlu NOMOR TELEPON). Pada Blue Ice juga saya tempelkan tulisan: HARUS TETAP BEKU, JANGAN DIKELUARKAN DARI FREEZER, MILIK: NAMA (ACARA), kalau perlu NOMOR TELEPON. Jika perlu, keterangan ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa setempat.

  • Bagi yang akan menempuh perjalanan naik pesawat, ada baiknya membawa hasil print peraturan membawa cairan ke pesawat, bahwa pembatasan itu tidak berlaku untuk ASI. Mungkin juga bisa membawa surat keterangan dokter bahwa kita memang sedang menyusui.

  • Beberapa hari sebelum berangkat, jelaskan pada si kecil, berapa hari kita akan pergi, pergi ke mana, dan katakan bahwa ia bisa tetap minum ASI, walau tidak langsung.

  • Biasakan si kecil tidur dengan orang yang akan menjaganya saat kita pergi. Saat itu, yang menemani Albert tidur adalah suami saya, jadi dia sudah cukup terbiasa. Apabila si kecil akan tidur bersama orang lain seperti neneknya, mungkin ada baiknya dicoba beberapa kali, agar ia tidak kaget.

  • Pengalaman saya, dua malam pertama si kecil akan sangat rewel. Tapi malam-malam berikutnya, ia sudah agak terbiasa.


 


Saat berada di luar kota, yang saya rasakan adalah penurunan produksi ASI, mungkin karena stres dengan pekerjaan, suasana hati yang sedih karena jauh dari si kecil, dan berkurangnya frekuensi memerah ASI. Saat kembali ke rumah, untungnya Albert tidak lupa pada saya, dan langsung menyusu dengan semangat. Produksi ASI lama-kelamaan kembali bertambah sesuai permintaan.


Jadi, tugas keluar kota bisa tetap dijalankan, tanpa melupakan kebutuhan si kecil yang masih menyusu.


 


 

35 Comments

  1. avatar
    ikamelati November 1, 2010 4:13 pm

    ella, trus kalo albert malem kebangun haus, miminya gimana?

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    Gabriella F October 7, 2010 12:48 pm

    @yenny: keren... bisa bawa asip sebanyak itu... pasti anakmu senang banget...

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Yenny Apriani October 4, 2010 5:57 pm

    @ella, tks ya, kmarin aku sukses bawa pulang ASIP sktr 2.5ltr :) ga ada hambatan yg berarti lah, di bandara juga cuma ditanya itu apa, langsung aman, seneng bgt deh

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Gabriella F September 21, 2010 7:50 am

    @yenny: itu di atas ada link-nya, di komentarnya udhien...
    ini aku copas lagi ke sini ya...

    http://www.tsa.gov/travelers/airtravel/children/formula.shtm

    http://www.tsa.gov/press/releases/2007/press_release_07202007.shtm

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Yenny Apriani September 20, 2010 3:39 pm

    mbak ella, bisa download peraturan yg bisa bawa cairan (ASIP) ke pesawat dimana ya? aku mau Biz trip 4hari lumayan klo sampe harus kebuang :(

    anakku pas kemarin 6bln, di kulkas rumah ada 30btl lah, enuff buat 4hr, trus sehari kan bisa dpt 700ml klo harus dibuang, nangis deh ngbayanginnya aja..

    mamas, doain aku ya bisa tetep konsisten mompa, biar anakku bisa S2 ASIX

    1. avatar

      As .