Persiapan Perjalanan Keliling Eropa Bersama Bayi dan Balita

Pada tulisan sebelumnya, saya berbagi tips seputar persiapan perjalanan antarkota di Belanda bersama bayi dan balita. Kalau melancong ke kota-kota di Belanda, kami biasanya hanya butuh satu hari tanpa menginap. Namun beda halnya saat berkunjung ke negara-negara tetangga seperti Perancis, Jerman, Spanyol, dan sekitarnya. Dengan mode transportasi dan durasi perjalanan yang berbeda, persiapannya pun berbeda pula.

Biasanya perjalanan menuju kota-kota di negara tetangga sekitar Belanda memakan waktu sekitar 3 jam, baik itu naik kereta, bus, atau pesawat. Tak sedikit orangtua yang berpikir ulang saat akan melakukan perjalanan wisata ke Eropa bersama anak-anak. Namun dengan persiapan yang tepat, tak perlu takut repot mengajak si kecil ikut berwisata ke Eropa. Berikut beberapa persiapan kami saat akan mengajak si kecil ikut dalam perjalanan wisata di Eropa:

1. Barang bawaan
Bawa barang bawaan secukupnya. Memang, bepergian dengan anak-anak selalu akan menambah barang bawaan, tetapi bukan berarti nyaris semua barang harus dibawa karena takut tiba-tiba butuh. Sebagai gambaran, untuk travelling selama 8 hari dengan mode transportasi pesawat biasanya kami membawa 1 koper kabin, 1 backpack tinggi 50cm, tas kecil untuk dokumen dan makanan, stroller, kamera dan tripod.

2. Penginapan
Soal penginapan, kami selalu mencari penginapan murah yang strategis tetapi nyaman bagi anak-anak. Kami memilih penginapan yang dekat dengan tempat wisata dan bisa diakses dengan berjalan kaki, agar tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi tambahan. Biasanya kami juga memilih penginapan yang menyediakan dapur dan mesin cuci, seperti Airbnb. Fasilitas dapur dan mesin cuci ini penting untuk menghemat biaya makan dan meminimalisir barang bawaan. Bagaimana dengan hotel? Kami jarang sekali memilih hotel kecuali kalau harga Airbnb tinggi sekali, seperti di Dusseldorf (Jerman) saat kami ke sana, sewa Airbnb lebih mahal dari hotel. Akhirnya kami memilih hotel tetapi juga membawa mini rice cooker untuk memasak. Pernah juga kami memilih hostel saat jika sewa Airbnb tidak sesuai budget. Sayangnya untuk hostel meski dapat kamar tidur pribadi tetapi shared bathroom dan tidak ada dapur. Kalau hotel, kamar tidur dan kamar mandinya sendiri tetapi tak ada dapur. Airbnb kondisinya paling ideal, apalagi kalau ada dapur dan mesin cuci. Apapun pilihan penginapannya, teliti baik-baik segala fasilitas yang ditawarkan dan pilih yang menurut Urban Mama-Papa cukup nyaman untuk sekeluarga. Pahami juga prosedur check in dan check out penginapannya, serta apakah pihak penyedia akomodasi bisa bahasa Inggris atau tidak.

3. Perbekalan makanan
Jika bepergian bersama bayi usia di bawah 6 bulan, ini cukup mudah karena urban Mama tidak harus menyiapkan makanan. Namun membawa bayi usia 6 bulan keatas agak berbeda. Saat bepergian bersama Faiha yang baru saja mulai MPASI, pilihannya adalah membawa makanan instan atau memasak sendiri MPASI di kota tujuan. Saya memilih untuk mengombinasikan keduanya.
Ketika Faiha berusia 1 tahun, kondisinya berbeda lagi karena ia sudah ikut mengonsumsi makanan keluarga. Satu hal yang saya usahakan adalah memberikan makanan dengan menu seimbang. Terutama sayur, entah memasak sendiri atau beli jadi berupa makanan instan. Di Belanda dan beberapa negara Eropa menjual makanan bayi instan dengan menu lengkap, kami selalu membawa makanan instan botolan ini. Jenis makanan bayi instan ini pun ada yang vegetarian terdiri dari pasta, tomat, wortel, brokoli, atau campuran tuna, tomat, kacang, pasta. Saya tidak sungkan memilih makanan bayi ini karena sudah diseleksi dan diregulasi oleh badan gizi negara.
Jika ada dapur, ini lebih enak karena bisa memasak makanan sendiri untuk sekeluarga. Jika hendak memasak sendiri selama liburan, cari tahu lokasi toko Asia dan supermarket terdekat dari penginapan. Di beberapa negara seperti Budapest, harga bahan makanannya cukup murah. Namun di negara lainnya bisa jadi lebih murah membeli makanan jadi seperti kebab dibanding beli mentah dan masak sendiri. Bagaimana kalau tak ada dapur? Biasanya saya membawa mini rice cooker untuk memasak nasi dan mie instan, merebus telur serta menyiapkan sayuran kukus dan rebus. Selain itu saya juga membawa aluminium foil, piring plastik, sendok garpu plastik, dan plastik ziplock, semuanya yang sekali pakai.

4. Pakaian
Kondisi idealnya adalah mencari penginapan yang lengkap dengan mesin cuci untuk mengurangi pakaian bawaan. Biasanya mesin cuci ada yang sudah termasuk dalam fasilitas penginapan, tetapi ada juga yang terpisah sehingga butuh biaya tambahan, misalnya 10 euro per tiga hari. Dari pengalaman, pakaian yang banyak itu adalah pakaian anak-anak. Kalau saya dan suami hanya membawa 2 stel pakaian untuk dipakai di dua kota pertama selama 4 hari. 
Tips terpenting untuk menyiapkan baju adalah selalu cek kondisi cuaca di kota tujuan. Mudah ya, tinggal cek lewat Google atau aplikasi ramalan cuaca. Kalau melakukan perjalanan di musim dingin, kita tak banyak berkeringat. Beda musim pun beda jenis jaket yang harus dibawa. Saat winter di Eindhoven dibawah 5°C, kami memakai jaket winter. Ketika mengunjungi Spanyol yang suhunya 15°C-20°C, kami memakai spring coat & spring jacket untuk anak-anak. Jika si kecil masih menggunakan popok, pertimbangkan apakah akan bawa sendiri dari rumah atau beli setibanya di kota tujuan. Perlu diingat, umumnya supermarket di Eropa menjual disposable diapers dalam kemasan besar, bukan satuan.

5. Stroller dan gendongan
Pertimbangkan membawa stroller yang kuat dan ringkas. Untuk gendongan bayi, ini akan berguna jika Urban Mama-Papa pergi ke negara yang jalanannya tak ramah stroller seperti banyak jalanan cobblestones seperti di kota-kota di Italia, atau harus mengangkat sendiri strollernya saat naik-turun Metro bawah tanah seperti di Paris. Begitupula jika ingin mengunjungi objek wisata bersejarah, biasanya ada larangan untuk tidak membawa stroller, seperti di Versailles atau di Al Hambra Granada yang sangat luas harus dijelajahi dengan berjalan kaki. Jadi gendongan sangat membantu. Pilih gendongan yang nyaman untuk si kecil dan nyaman digunakan Urban Mama-Papa.

6. Perlengkapan tambahan
Ini sebetulnya hal-hal kecil tapi sering kali terlupa. Seperti peralatan mandi, kosmetik, dan obat-obatan pribadi terutama untuk anak-anak. Biasanya saya juga membawa sabun cuci piring, untuk mencuci tempat makan Faiha. Jika Urban Mama-Papa bepergian menggunakan pesawat, satu hal yang harus diingat adalah cek volume cairan alat mandi, kosmetik dan obat-obatan tersebut. Volume maksimal per item adalah 100 mL, semua botol cairan tersebut hanya boleh dikemas dalam satu kantung plastik transparan volume 900 mL, dan satu orang hanya diperbolehkan membawa satu kantung saja. Ini dapat diakali dengan membawa sabun atau sampo, misalnya, dalam botol travelling yang sudah dikemas per 100 ml.

Untuk makanan dan minuman bayi, bawalah secukupnya saja, tidak usah takut dicek oleh petugas jika memang dibutuhkan oleh bayi nantinya. Jika bepergian ke Eropa di musim dingin, ingat untuk membawa suplemen vitamin D untuk anak-anak dan sekeluarga. Untuk memudahkan prosedur pemeriksaan, selalu kelompokkan barang-barang yang sejenis. Jadi jangan disebar-sebar dalam tas bawaan. Seperti satukan semua peralatan elektronik dalam satu kantung ziplock. Begitupula dengan peralatan lainnya. 

7. Itinerary dan daftar informasi perjalanan
Jangan malas membuat itinerary yang detil, agar tidak menghabiskan banyak waktu untuk mengecek ini-itu. Untungnya suami saya teliti menyiapkan itinerary, bahkan jam berapa kami berangkat dari rumah sudah jelas semuanya. Pun lokasi toko halal, supermarket, dan rencana kuliner sudah ada informasinya di tangan. Siapkan daftar informasi perjalanan yang lengkap, tetapi fleksibel saja dengan itinerary yang dibuat karena membawa anak-anak.

8. Bahagiakan anak-anak
Perjalanan bersama anak-anak akan melelahkan, tetapi juga membahagiakan. Berkunjung ke tempat-tempat wisata belum tentu membuat anak-anak betah. Sebagai gantinya, tak jarang kami juga singgah di taman bermain, duduk berjam-jam menunggu Yaqdzan puas berlari-lari di taman mengejar gelembung sabun dari pertunjukan sore di taman.

9. Carseat
Jika bepergian antarnegara di Eropa naik bus, ada beberapa bus yang mewajibkan anak-anak duduk di carseat. Sebut saja, Flixbus Eindhoven-Paris dengan jarak tempuh 3 jam, anak-anak diwajibkan duduk di carseat. Sementara Bus Alsa antarkota di Spanyol tidak mewajibkan carseat. Selalu cek dan pastikan aturan setiap negara. Jika harus menggunakan carseat tentu akan menambah barang bawaan, mungkin bisa dipikirkan untuk mencari alternatif transportasi lain.

10. Keamanan
Siapa sangka, ternyata negara-negara Eropa yang maju itu tidak semuanya aman. Beberapa kota seperti Paris, Roma, Barcelona sudah terkenal dengan copetnya. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan. Mungkin membawa anak- anak dan banyak barang bawaan akan mengurangi kewaspadaan, jadi Urban Mama dan Papa harus saling menjaga satu sama lain dan tetaplah waspada.
Waktu kedatangan dan keberangkatan juga harus dipertimbangkan. Biasanya harga pesawat murah rata-rata akan mendarat di kota tujuan di malam hari. Cek kembali apakah kota tujuan aman pada malam hari dan bagaimana transportasi menuju penginapan, apakah berjalan kaki, menggunakan bus atau harus naik taxi. Di kota Sevilla, ketika kami mendarat pukul 22.00, mulanya kami akan menggunakan taxi menuju hostel, namun konon turis yang tak bisa berbahasa Spanyol akan mendapat harga taxi cukup mahal. Akhirnya naik bus dari airport ke hostel menjadi pilihan, perjalanan 30 menit hanya membayar sekitar 2 euro per orang. Dan ternyata kota Sevilla pukul 12 malam masih ramai, restoran masih buka. Berbeda dengan Budapest, pukul 21.00 berjalan kaki 15 menit menuju Airbnb suasananya sudah sepi dan gelap.

 

Seperti inilah pengalaman kami berjalan-jalan di Eropa bersama anak-anak. Untuk bepergian beberapa hari saja memang rasanya cukup menantang, persiapannya pun banyak. Untungnya selama ini anak-anak sangat kooperatif. Sesekali kami membolehkan si sulung duduk di stroller karena sudah lelah, sementara adiknya digendong karena kami sudah berjalan kaki selama beberapa jam. Terkadang Yaqdzan menagih makan di luar atau ingin membeli mainan tetapi setelah bernegosiasi, Yaqdzan pun mengerti. Kalau anak-anak menangis, memang perlu hati yang lapang menghadapi tangisannya. Namun dengan persiapan yang matang dan fleksibel mengikuti kondisi anak-anak, perjalanan keliling Eropa bersama si kecil dapat menjadi pengalaman yang berkesan untuk seluruh keluarga.

 

Related Tags : ,,,

2 Comments

  1. avatar
    Sultrayani Sultrayani March 7, 2018 2:23 pm

    waaahh... makasih banyak mom artikelnya, sangat membantu :)
    kalau boleh, sy bisa minta itinerary nya nggak mom? insyaallah November ini kami keliling Eropa, hanya msh kebingungan membuat prioritas list negara yg dikunjungi dlm wkt 11 hari dan mempertimbangan perjalanan ke bbrp negara yg butuh wkt lama dgn naik bus atau train di sore/mlm hari yg tiba di negaranya subuh/pagi hari. Semoga berkenan mom ^_^

    1. avatar
      Frial Balfas November 6, 2019 2:02 am

      Mba bs ks info ga pengalaman jalan2 ke eropa, slnya sy bln ini rencana mw ke eropa dgn anak

      1. avatar

        As .



    2. avatar

      As .