Movie Review : Thomas and Friends : Journey Beyond Sodor
Thomas and Friends: The Journey Beyond Sodor ini dirilis Agustus 2017 lalu, tetapi baru tayang di Indonesia mulai tanggal 26 Januari, di jaringan bioskop CGV, Cinemaxx, dan Flixx.
Film ini masih merupakan annual movie dari seri Thomas and Friends, yang terakhir adalah The Great Race tahun 2016, dan akan dilanjutkan dengan Big World! Big Adventure pada musim gugur 2018 mendatang (kemungkinan diputar di Indonesia tahun depannya lagi).
Ceritanya diawali oleh kecelakaan yang menimpa Henry, kereta yang seharusnya membawa gerobak berisik menuju Bridlington melewati Daratan Utama. Selama Henry berada di bengkel Victor untuk diperbaiki, Pak Pengawas Gendut akhirnya menunjuk James untuk menggantikan Henry membawa gerobak berisik ke Daratan Utama.
James, kereta yang penuh percaya diri mengganggap dirinya paling penting dan disukai banyak orang, sering mengejek Thomas tentang tugas hariannya membawa kambing, susu dan hasil pertanian. Menurut James, pekerjaan itu sangat remeh dan tidak penting.
Bukan Thomas the Cheeky One namanya kalau tidak punya akal untuk memenangkan persaingannya dengan James. Ia bangun lebih pagi untuk mengambil alih tugas James menarik gerobak berisik ke Bridlington.
Meskipun Thomas sangat menikmati perjalanannya menuju Bridlington, sayangnya Thomas bukanlah kereta yang terbiasa melewati Daratan Utama sehingga dia tersesat. Terlebih lagi para gerobak berisik tak henti-hentinya meledek dan mempermainkan kebimbangan Thomas dalam mencari jalan ke Bridlington.
Thomas and Friends selalu hadir dengan pesan khas yang positif; optimisme, persahabatan dan keberanian. Seperti biasa, film ini semi musikal, ada enam soundtrack baru yang dinyanyikan sepanjang film. Lagu pamungkas, "The Most Important thing is Being Friends" dinyanyikan oleh seluruh karakter pada akhir film. Anak-anak sudah mengharapkan ada Thomas’ Anthem yang mereka kenal seperti biasanya itu. Namun sayangnya tidak ada.
Ada beberapa karakter baru juga yang dikenalkan seperti Beresford, Lexi, Theo, Merlin, dan dua kereta diesel, Hurricane dan Frankie. Setelah saya baca sana sini, menarik mengetahui fakta bahwa produsen film ini menambahkan lebih banyak karakter menyesuaikan dengan keberagaman penontonnya. Contohnya Theo, sebuah kereta mekanik yang lebih suka bergelut dengan pekerjaannya, cenderung sedikit tidak nyaman bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain, maka Theo mewakili anak-anak pecinta Thomas yang mengalami spektrum autistik dalam memahami perasaannya.
Kualitas gambar dan suara sangat baik, animasinya mulus sekali. Dengan durasi hanya 73 menit menurut saya cukup bagi anak-anak yang rentang konsentrasinya tidak panjang. Mudah-mudahan kita tidak perlu menunggu terlalu lama sampai film Thomas berikutnya masuk ke Indonesia.
Waaah Kalki seneng banget lihat Thomas, sampai aku catet lirik lagunya buat dinyanyiin ke anak-anak. Pernah nonton di GTV tapi kebetulan channel tersebut nggak begitu bagus di desa kami :(
wahhh seru amat ada film Thomas! aku juga baru tau nihhh ketinggalan deh :( barusan ngecek di CGV udah tinggal dikit lagi. reviewnya rella bagus! bikin penasaran pengen nonton!
Duh baru tahuu kalo Thomas ada filmnya! Sayang banget ketinggalan info karena sebelumnya di Solo nggak ada bioskop lain selain xxi.
Coba cari dvdnya aah..