Panggilan untuk Orang Tua
Saat saya positif hamil, saya sih sudah tahu minta dipanggil apa nanti sama si jabang bayi. Tetapi tidak dengan suami saya, awalnya dia masih malu untuk berdiskusi mengenai nama panggilan. Rasa canggung ini masih kami rasakan bahkan sampai Fatih lahir, rasanya “aneh” banget untuk memanggil suami dengan sebutan “ayah”.
Setelah kehamilan saya memasuki trisemester ketiga, barulah kami bisa dengan sedikit nyaman mendiskusikan mengenai nama panggilan untuk kami berdua.
Mama-Papa adalah panggilan saya untuk kedua orang tua saya. Bapak-Ibu adalah panggilan suami untuk kedua orang tuanya. Karena ingin memiliki panggilan yang lain, maka kedua pasang pilihan nama itu, kami coret dari list nominasi.
Bagaimana dengan Abi-Umi, Papi-Mami, Daddy-Mommy? Kami sepakat tampaknya kami tidak cocok dengan salah satu panggilan itu. Tidak ada alasan khusus, hanya merasa belum “sreg” saja.
Kemudian, muncullah wacana Ayah-Bunda. Tampaknya ini menarik. Terdengar sangat Indonesia, dan cocok dengan “selera” kami.
Dan kami pun sepakat untuk saling memanggil “Ayah” saat saya memanggil suami saya, dan dia akan memanggil saya “Bunda” di depan Fatih.
Awalnya kami ternyata masih canggung sekali. Saya masih tetap memanggil “Mas” karena lidah saya rasanya kelu tiap mau mengeluarkan suara “Ayah”.
Akhirnya Fatih bisa berbicara dan kata pertamanya adalah “Ayah”.
saya super iri rasanya. Saya juga ingin dipanggil, Nak. Tapi apalah daya, Fatih sepertinya lebih nyaman memanggil “Ayah”. Sampai kemudian saya dengar dia memanggil saya “Da”! Saya melonjak-lonjak bahagia rasanya.
Sampai beberapa bulan kemudian, disaat dia sudah mulai bisa menyebut nama-nama benda dan tentu saja memanggil “Ayah”, dia tidak juga bisa memanggil “Bunda”. Saya kembali harus bersabar. Tak lama kemudian, Fatih bisa berteriak “Buda mana?”
Dan hari-hari setelahnya Fatih hanya bisa menyebut “Buda”. Kasihan karena tampaknya dia sangat sulit menciptakan bunyi “sengau” di antara huruf N dan D, maka suami mengajarkan kata “Ibu” dan voila, dia langsung bisa.
Awalnya, dia bergantian memanggil saya “Buda” dan “Ibu”. Dan saya masih berharap dia bisa memanggil “Bunda”. Tetapi setelah 5 bulan berlalu sejak dia bisa memanggil “Buda”, dia tak kunjung bisa memanggil dengan baik, akhirnya dia memilih untuk konsisten memanggil saya dengan panggilan “Ibu”.
Dan kemudian teriakan-celotehan dia berkembang menjadi “Ibu mana?”, “Ikut Ibu”, “Ibu, itu siapa?”. Dan setelah beberapa waktu, ternyata saya menikmati panggilan Ibu tersebut. Bagi saya kemudian, bagi saya Bunda dan Ibu sama saja. Yang penting dia sudah bisa menyebut dengan baik.
[caption id="attachment_6636" align="alignleft" width="222" caption="Fatih dan Ibu"][/caption]
Bagaimana dengan urban mama dan urban papa, siapa panggilan Anda di rumah?
kalo saya malah bingungx gak habis2 dari mulai hamil sampe skrng anak dah 9 bulan masih belum memantapkan mau dipanggil apa. suami dan orang lain sering memamggil mama karena sy biasa memanggilnya papa, tapi kok sya gak sreg dgn panggilan mama...rasax gak manis dan gak semangat di saya. JUjur sebenarnya saya ingin dipanggil bunda, cuma yg bikin bingung adik-adik ipar saya memanggil diri mereka bunda ke ponakan2nya yg lebih dulu lahir dri anak saya..Bingung saya..., awalx sih sy gak apa2..., tapi kemarin saat salah satu adik ipar saya tinggal beberapa hari dirumah,dia selalu menyebutkan dirix bunda ke anak saya, saya tidak tau kenapa rasax kok sy tidak enak hati mendengarnya,rasax sedih kalo anak sendiri memanggil bunda ke orang lain,yah walaupun itu orng tuanya jg ( saudara). mohon saranx ya mama2...,sy seharusx bgm?
hihihi...aku seperti Mbak Dini Retno, Abi dan Ami...itu keinginan Abinya Aira...Aira sendiri udah mulai bis amnegucapkan bi..bii...tapi sama aminya BELUM!!! malah seringnya manggil MAMA...MAMA...tapi saya dan keluarga di rmah tetep menyerukan kata AMI hehehe... ponakan2 dan anak2 tetangga malah manggil saya bukan uwak atau tante atau bibi..tapi..Mommy....aya2 wae...tapi apapun panggilannya..saya senang2 aja...
kalo anakku awalnya mama dan papa entah kenapa lama2 kok jadi kreatif manggilnya jadi mamai dan papai.. plus embel2 nama dia mamai tata (sasa) dan papai tata (sasa) hihih.. kalo adiknya belum bisa ngmg, jadi belum tau panggil apa..
Mbak dini, panggilannya sama :d ammi dan abi.
Krn dr dl pengen dipanggil mami, tapi hubby g suka dipanggil papi :d akhirnya, ammi abi saja. Tetap ada unsur mami dan hubby dipanggil abi, jadi g ngubah trlalu banyak cara manggilku ke dia. :d
ikut nimbruuung :D
deuh rata2 pada diskusi panggilan dari hamil ya, tapi idem dengan Niniek baru sepakat soal panggilan ini setelah si sulung lahir, dan panggilan itu adalah ABAH & AMBU :-) mmm kok jadi lupa ya alesannya apa qta milih panggilan ini hahahaha, tapi intinya ingin tetap melestarikan panggilan buhun orang Sunda :D