PESAT 14 Jakarta

Saya mendapat kesempatan menjadi salah satu Panitia Program Edukasi keSehatan Anak untuk orangTua (PESAT) 14 Jakarta. Sesuai namanya, tahun 2013 sudah 14 kali PESAT diselenggarakan di Jakarta. PESAT juga diadakan di kota-kota lain, seperti Bekasi, Bogor, Tangerang, Denpasar, Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Balikpapan.


PESAT 14 Jakarta telah sukses dilaksanakan dalam lima sesi, mulai tanggal 14 September 2013 sampai 23 November 2013. Di artikel ini saya akan merangkum dan berbagi intisari beberapa topik dari sesi-sesi yang belum pernah ditayangkan di TUM sebelumnya.
 

CHILD DEVELOPMENT AND REFLEXES

Pembicara: dr. Fransisca Handy

Pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) merupakan dua hal yang berbeda. Pertumbuhan mencakup hal-hal fisik seperti tinggi, berat, dan lingkar kepala. Perkembangan merupakan perubahan kualitatif kombinasi pembelajaran, pengalaman dan kematangan meliputi aspek fisik, kognitif, emosi dan sosial.

Tahapan usia


  • Bayi 0 - 12 bulan: msh membawa primitif ability yang lama-kelamaan hilang

  • Toddler 1-3 th: perkembangan bahasa pesat, imajinasi (pretend play dan meniru)

  • Pra sekolah 3-5 th: memahami hal-hal abstrak, misal sayang, konsep Tuhan, tahu konsekuensi

  • Usia sekolah

  • Remaja


ASPEK PERKEMBANGAN

Motorik Kasar: duduk, jalan, lari, lompat, dst
Motorik Halus: koordinasi mata dan tangan, manipulasi benda kecil, problem solving
Komunikasi dan Bahasa: lisan dan tulisan, nonverbal
Sosial-Emosional dan Kemandirian: Identifikasi diri, orang lain dan lingkungan, identifikasi perasaan, kemandirian

WHO baru memiliki List Milestones untuk Motorik Kasar saja, dalam bentuk Rentang Usia. Menilai perkembangan anak dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Denver Development Screening Test (DDST): Lebih spesifik daripada KPSP, karena sifatnya Screening, bukan lagi Prascreening.

Disebut global delayed development jika minimal ada 2 aspek yang terlambat. Alarm jika lebih dari 3 bulan terlambat pada suatu kemampuan.

Terakhir, dr. Sisca mengingatkan bahwa "no evidence exists of a causal association between MMR vaccine and autism or autistic disorders".

 

PERTUMBUHAN ANAK

Pembicara: dr. Ardiana Kusumaningrum

Parameter pertumbuhan mencakup  berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan index massa tubuh. Penilaian pertumbuhan terbaik lewat kurva pertumbuhan/growth chart. Ingatlah untuk memakai jenis kurva yang sama dan membandingkan lebih dari satu periode pengukuran. Bisa memakai KMS, Weight for Age dari WHO, maupun Weight and Length Chart dari CDC.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu genetik, nutrisi, status kesehatan, Keluarga, lingkungan, budaya setempat, dan perilaku orangtua.

Penyebab gagal tumbuh (failure to thrive):


  • Asupan kurang (penyebab paling sering)

  • Gangguan penyerapan

  • Meningkatnya kebutuhan


Jika anak kurus, evaluasi penyebabnya, bisa anemia, atau penyakit kronis, misal Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Tuberkulosis. ISK merupakan infeksi bakteri paling sering terjadi pada anak < 2 tahun. Diagnosis dini dan terapi yang sesuai penting untuk mencegah infeksi progresif (pielonefritis, urosepsis).

Gejala ISK pada:


  • Newborn: Gejala tidak khas, Jaundice, hipotermia atau demam, FTT, poor feeding, muntah

  • Bayi: Demam, nyeri perut, muntah, diare

  • Balita: Gejala lebih khas, disuria, ‘anyang-anyangan’, mengompol, urgensi, urine berbau ‘keras’


Diagnosis ISK ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dengan Urinalisis.

  • Indikator: nitrite, leukocyte esterase, atau darah

  • Mikroskopik--> lekosit > 5/LP


Harap diperhatikan cara pengumpulan spesimen urine sbb:

  • Urine pertama di pagi hari

  • Spesimen dikumpulkan di pertengahan urine dikeluarkan

  • Penis/vulva dibersihkan dengan air sabun/tisu basah steril

  • Hindari urine mengenai kulit.



TUBERCULOSIS PADA ANAK

Pembicara: dr. Yoga Pranata

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi disebabkan bakteri microbacterium tuberculosis. Jadi pasti butuh antibiotik. Secara lab disebut Bakteri Tahan Asam (BTA). Bisa menyerang paru-paru, tulang, otak, kulit (skrofuluderma).

Indonesia, sebagaimana  negara-negara berkembang dan padat penduduk lainnya, termasuk negara endemik TB. Diagnosis TB pada orang dewasa lebih mudah didiagnosa daripada pada anak, dengan gejala:


  • Batuk produktif (berdahak), bisa disertai darah, sesak napas

  • Pemeriksaan dahak mikroskopis 3 kali pada SPS = Sewaktu, Pagi, Sewaktu


TB pada anak tidak mudah didiagnosis. Berhati-hatilah dalam pemeriksaan sebelum membuat diagnosis! Oleh karena itu, IDAI membuat sistem skoring untuk mendiagnosis TB pada anak. Skoring 0-3, dengan 8 parameter. Minimal skor bagi penegakan diagnosis TB adalah 6.












































































Parameter



0



1



2



3



Skor


Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga (+), BTA (-) BTA (+)
Tes Tuberkulin - - - Positif
Status Gizi - BB/TB <90 % atauBB/U <80% Klinis gizi buruk, atau BB/TB < 70%,BB/U < 60%
Demam - ? 2 minggu
Batuk < 3 minggu ? 3 minggu
Pembesaran KGB - ? 1 KGB,? 1 cm,tidak nyeri
Tulang, Sendi - Bengkak
Rontgen Dada Normal Sugestif

 

Degree TB:


  • Infeksi TB: Uji tuberkulin +, tapi belum sakit. Positif jika indurasi (jendolan akibat disuntik) >= 10 mm. Jika usia anak lebih dari 5 tahun, indurasi bukan lagi disebabkan oleh pengaruh vaksin BCG.

  • Infeksi TB Laten: Terinfeksi TB, tapi tidak sakit, dan berlangsung lama. Jika makrofag (daya tahan tubuh) tidak kuat, laten ini akan jadi TB Primer Progresif

  • Penyakit TB Primer Progresif, saat paru-paru sudah berlubang, selaput paru diserang, atau menyerang kelenjar getah bening lainnya, bahkan sampai ke pembuluh darah, kena ke jantung, bahkan otak.


Vaksin BCG proteksinya hanya 50%. Tujuan utamanya melindungi dari TB berat: meningitis TB, TB milier (proteksi 80%).

Bagaimana jika skor TB tidak sampai 6? Misalnya ada kontak TB, tetapi tidak sakit. Dalam hal ini, diberikan Profilaksis INH selama 6 bulan, untuk mencegah supaya kontak TB tadi tidak menjadi sakit. Jadi jika di rumah ada orang dewasa yang sakit TB, terhadap anak usia di atas lima tahun, tidak perlu diberi profilaksis. Tetapi jika ada anak di bawah usia 5 tahun, beri profilaksis. Jangan lupa, orang dewasanya segera diobati. Dalam dua minggu setelah orang dengan TB mengkonsumsi OAT (Obat Anti Tuberkulosis), tidak akan menularkan lagi.

Sebelum sampai ke terapi, pastikan dulu memang benar diagnosis TB-nya, krn OAT itu punya efek samping ke hati. Etambutol tidak diberikan ke anak, karena memengaruhi penglihatan.

Kesimpulannya, diagnosis TB jangan:


  • Berdasarkan batuk semata

  • Berdasar tex mantoux semata, karena tes tersebut hanya untuk melihat adakah respons pertahanan/kekebalan tubuh terhadap kuman TB.

  • Hanya berdasarkan rontgen dada semata

  • Tanpa sistem skoring

  • Tanpa eksplorasi penderita dewasa dengan BTA +


Anak di bawah usia 5 tahun, jarang sekali manifestasi TB nya berupa batuk. Seandainya pun batuk, kumannya terlalu sedikit untuk ditularkan.

Prinsip pengobatan


  • Tak perlu buru-buru! Tunggu dan Observasi

  • Hampir semua OAT bersifat hepatotoksik

  • Ethambutol tdk utk anak < 8 thn, kecuali utk bentuk TB yg lebih berat

  • Konsumsi obat terlewat 1x tak perlu ulang dari awal

  • Tuntaskan pengobatan utk cegah MDR TB

  • Evaluasi ? tak perlu uji tuberkulin lagi


Demikianlah sedikit sharing poin-poin penting yang saya catat. Semoga bermanfaat bagi para Urban Mama dan Papa untuk menjadi Smart Parents! Bagi Urban Mama Papa yang belum berkesempatan mengikuti PESAT lalu, dalam waktu dekat akan ada PESAT 4 Bogor. Silakan lihat info selengkapnya di sini.

2 Comments

  1. avatar
    Shanti Nata Artha December 23, 2013 3:05 pm

    Otieee, thanks yaaa!!

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    AYUMI TANGGO December 23, 2013 11:47 am

    Mba otie,
    Makasih banyak buat sharingnya!!!

    1. avatar

      As .