Petani-petani Kecil di Little Farmers
Minggu terakhir liburan sekolah yang lalu (Juli 2010) kami sekeluarga pergi ke Bandung. Kami memang cukup sering ke Bandung, mengingat banyak saudara dekat yang memang tinggal di Bandung dan jarak tempuh ke kota tersebut yang tidak jauh. Karenanya, agar Aira dan Aidan tidak bosan, saya mencari ide kegiatan yang belum pernah kami lakukan disana. Dari hasil browsing dan obrol-obrol, saya memutuskan mengajak anak-anak ke Little Farmers, di daerah Lembang.
Sebenarnya Little Farmers sudah ada cukup lama, tapi sebelum ini Aidan masih terlalu kecil dan pastinya kurang seru kalau Kakak Aira hanya sendirian. Untungnya tidak perlu datang dengan rombongan untuk dapat beraktivitas di Little Farmers. Biayanya juga tidak mahal, mulai dari Rp 20.000,- sampai Rp 50.000,- tergantung paket kegiatan yang kita ambil. Di Little Farmers anak-anak akan diajari dan diajak menjadi petani dan peternak, dengan didampingi seorang pembimbing, dan memanen yang hasilnya boleh dibawa pulang tanpa membayar lagi. Anak-anak juga dipinjami caping, supaya seperti petani sungguhan. Di akhir pekan ada penyewaan sepatu bot karet, jadi jika datang kesana di hari biasa boleh juga membawa sepatu bot sendiri.
Pertama-tama, kita jadi petani dulu, ditemani pendamping bernama Kak Budi. Lengkap dengan caping Aira dan Aidan diajari cara mencangkul dan menebar benih wortel yang benar. Mencangkul yang benar kakinya harus dibuka, kata Kak Budi, agar kaki tidak luka kena cangkul. Benih wortel juga harus ditebar, jangan dituang di satu tempat saja. Kak Budi memberi bekal benih wortel, kalau-kalau mau mencoba bertani wortel di Jakarta. x)
Bukan hanya cara mencangkul dan menebar benih, Kak Budi juga mengajak anak-anak berkeliling lahan yang ada. Ada cukup banyak jenis tanaman di Little Farmers, mulai yang untuk dikonsumsi sampai tanaman obat. Semua tanaman ada papan nama dan keterangannya dan Kak Budi juga menjelaskan cukup detil, benar-benar semua tanaman yang ada, bahkan bunga yang saya pikir hanya ditanam untuk hiasan saja. Kak Budi juga sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dari awal dia memang berpesan untuk jangan takut salah untuk menjawab, karena toh mereka ada disana untuk belajar. Baik juga Kak Budi. Tapi rupanya Aidan gak ingat nama Kak Budi. Waktu tertinggal 'rombongan' dia teriak-teriak, "Hey, Pak Tani! Tunggu aku!" :)
Sekarang waktunya panen! Anak-anak boleh memetik dan membawa pulang apa saja yang saat itu sedang bisa dipanen. Pada saat kami berkunjung yang siap panen adalah wortel dan selada. Panen juga wortel dan selada juga ada cara-caranya ternyata. Memegang di pangkal daun, agar lebih mudah ditarik. Kalau ternyata dapat wortel yang kecil, ditinggal saja, nanti ada pak tani sugguhan yang akan mengumpulkan untuk jadi makanan kelinci. Daun selada yang ada terkadang berlubang-lubang, karena di Little Farmers tidak menggunakan pestisida.
Sekarang bagian kesukaan Aidan, jadi peternak. Aidan sedang keranjingan Shaun the Sheep, yang entah kenapa dia menyebutnya Osamisi. Makanya sejak panen selada yang semangat hanya kakak Aira, karena Aidan sudah gak sabar mau ketemu Osamisi, walaupun sebenarnya di sana adanya kambing, bukan domba. Pertama-tama yang diberi makan adalah 3 kambing dan 2 ekor anak sapi. Aidan senang sekali, kakak Aira juga. Aidan bahkan mau mengelus-elus moncong di anak sapi. Kalau dituruti, Aidan gak mau beranjak dari situ. Berikutnya yang diberi makan adalah kelinci dan marmut. Anehnya, Aidan malah agak takut (atau geli mungkin) sama kedua hewan kecil ini, sementara Aira kesenangan mengelus-elus kelinci dan marmut. Ada juga ayam dan soang, tapi yang berikutnya diberi makan adalah 4 ekor sapi perah besar-besar. Aidan takjub, melihat versi sungguhan dari gambar sapi di karton susu. Aira tidak senang sama bau-nya, jadi setelah sebentar memberi makan, dia kembali ke kandang kelinci. Aidan sepertinya memang lebih tertarik pada hewan-hewan yang ukurannya besar ini. Selain memberi makan, si sapi juga diajak ngobrol sama Aidan, ditanya namanya siapa. xD
Sapi-sapi ini diperah sehari dua kali, jadi kalau anak-anak mau belajar memerah sapi, bisa datang diwaktu mereka akan diperah susunya, yaitu pagi hari dan sore hari. Nah, selain susunya, kotoran sapi ternyata juga bermanfaat. Di sini anak-anak diperlihatkan bagaimana kotoran sapi diolah menjadi biogas. Biogas ini selain bermanfaat menjaga lingkungan karena menrubah limbah kotoran sapi menjadi sesuatu yang bermanfaat, juga aman, karena kalau bocor tidak berbahaya hanya bau-nya saja mungkin yang bisa bikin pingsan. Hehe. Kata Kak Budi di beberapa desa di sekitar situ, warga sudah ada yang membuat instalasi biogas di rumah masing-masing, jadi mereka gak perlu beli gas elpiji lagi. Hebat ya.
Di Little Farmers juga ada fasilitas kegiatan yang lainnya, seperti flying fox, berkuda, tangkap ikan, mini arung jeram, ATV, dll. Sebagai penutup Aira, Aidan, Ayah, dan Bunda berkeliling lahan Little Farmers yang ternyata luas sekali dengan naik ATV. Sempat juga berhenti sebentar untuk melihat air terjun curug Cimahi dari kejauhan. Menurut pak supir ATV baru-baru ini ada bagian yang longsor disana karena hujan deras, makanya curug Cimahi sedang ditutup untuk pengunjung. Oh ya, bagian dari paket Little Farmers adalah kegiatan yang diakhiri dengan beristirahat di saung sambil menikmati suguhan teh dan rangginang. Setelah itu, waktunya kembali ke Bandung, dengan membawa beberapa kantong berisi wortel dan selada. Semua senang.
Little Farmers
Jl. Kolonel Masturi no. 339
Bandung Barat
Wah, informasi yang bagus. Terima kasih banyak sudah shared. Ngomong2 ada yang punya rekomendasi tempat menginap murmer di Lembang?
Dina
Wah, seru ya. Di bdg/Lembang sudah makin banyak wisata yg edukatif seperti ini ya. Thanks ya. Jadi pengen bawa Dillan kalau dia dah gedean nanti.
yay,tempat ini dekeett bgt ama rumah.definitely bakal sering didatengin bgitu farzan agak gedean lg.tfs,puan! :)
sementara gue harus pake gps untuk akhirnya bisa nyampe ke tempat ini... hampir nyasar.. ;)
Thanks a lot for the comments. :D
Ayo..ayo.. mama2, ajak anak-anaknya jadi petani. Hehehe..
Wah seru nih, membuat anak menyatu dengan alam ya. Kalau Dita sudah gede-an sedikit, mau ah ngajak ke sana. TFS ya mom Puan :-)