Quality Time With Albert
Sebelum punya anak, saya hanya tinggal berdua dengan suami, semua urusan rumah dikerjakan berdua, dan tidak pernah merasakan deg-degan gila-gilaan menghadapi mudik Lebaran. Setelah Albert lahir, Lebaran pertama dilalui dengan biasa saja, saat itu saya memang belum punya ART karena memang Albert lahir menjelang Lebaran, jadi saya baru mulai mencari ART setelah Lebaran. Masa-masa menegangkan pun dimulai. Pesan ke sana-sini, tidak ada yang berhasil, terpaksa sekitar 2 bulan setelah bekerja, Albert dititipkan ke Ibu Mertua. Puji Tuhan saya dapat ART menjelang Natal, pada waktu yang tepat dan mendapatkan orang yang tepat untuk menjaga dan mengasuh Albert.
Lebaran kedua setelah Albert lahir membuat saya cukup kewalahan, ditinggal ART mudik sekitar 10 hari, saat itu Albert baru belajar jalan, masih sering jatuh-jatuh, dan dalam fase mencoba-coba. Sulit untuk meninggalkan Albert sendirian, kecuali jika ia sedang tertidur pulas. Ditambah lagi, saat itu saya masih superidealis, tanpa ART pun semua harus tetap sempurna, antara lain Albert harus tetap makan masakan saya sendiri, tanpa gula-garam, apalagi dia belum punya gigi, sehingga makanannya berbeda dengan makanan saya dan suami. Terasa sekali pontang-pantingnya dalam menjaga Albert, selain pergerakannya masih harus diawasi, saya harus menyiapkan makanannya di kala ia tidur, bahkan kadang saya tidak sempat makan atau mandi karena hanya di rumah berdua dengan Albert. Bagi ibu-ibu yang sehari-harinya memang di rumah, kondisi ini mungkin menggelikan, atau lucu… saya akui, saya yang biasanya tahu beres, menyiapkan beberapa keperluan Albert sebelum berangkat kerja atau pada malam hari setelah Albert tidur, sekarang harus menyiapkan dan menjaga Albert seharian penuh. Saat itu saya menjadi stres berat karena merasa bukan ibu yang baik, kurang terampil mengurus anak, dan pastinya, kondisi ibu yang stres menular pada Albert. Ditambah lagi kondisi kerja suami di media yang masa Lebaran justru sedang sibuk-sibuknya dan dilarang cuti. Rasanya lengkap sudah.
Tapi kok setelah ART kembali dan saya menjalani rutinitas bekerja seperti biasa, saya rasanya merindukan saat-saat itu lagi, ketika di rumah hanya ada kami bertiga, sekeluarga, tanpa ada orang lain. Saat-saat itu membuat saya kangen dan ingin cepat-cepat Lebaran berikutnya.
Menjelang Lebaran tahun ini, saya sudah mencanangkan bahwa saat-saat ditinggal mudik oleh ART sebagai superduper quality time with Albert. Saya mencoba berpikir positif agar saat-saat itu menjadi menyenangkan dan tidak stres lagi. Apalagi sekarang Albert sudah dua tahun, sudah lebih besar dan bisa berkomunikasi dengan baik, sudah bisa bilang kalau mau pipis dan pup, sudah mulai bisa makan sendiri. Dan hasilnya, masa-masa tanpa ART menjadi menyenangkan dan ngangenin. Beberapa tip yang bisa saya bagi antara lain:
- Menurunkan standar, jangan jadi perfeksionis karena akan capek sendiri. Saya tetap memberi Albert makanan buatan sendiri, tapi ini bukan harga mati. Sesekali makan di luar atau delivery makanan juga tidak apa-apa.
- Membuat persiapan yang cukup matang dalam hal ketersediaan bahan pangan. Saya tidak merayakan Lebaran, tapi persiapannya cukup heboh karena tukang sayur langganan juga mudik dua minggu, sementara pasar cukup jauh dari rumah, jadi stok pangan harus dipersiapkan. Saya menyiasatinya dengan membeli bahan mentah cukup banyak dan diolah setengah jadi. Merebus dan membumbui daging, ayam, tempe, dan tahu, agar nantinya bisa disimpan di kulkas dan tinggal goreng saja. Merebus sayuran setengah matang lalu menyimpannya di freezer agar tahan lama (biasanya wortel, jagung, buncis). Mempersiapkan sambal, lauk kering seperti teri kacang, mie telur, bihun, dan camilan. Memesan beberapa makanan setengah jadi, seperti siomay, pempek, dll. Hal ini penting karena sebagian besar waktu saya hanya dihabiskan berdua Albert, biasanya di kompleks saya sepi (jarang tukang jualan lewat sekitar 2 minggu masa Lebaran), jauh dari pasar, dan takutnya hujan sehingga repot jika harus keluar rumah untuk cari makan.
- Memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin. Contohnya saat memasak, seperti happy call, saya tinggal taruh beberapa potong ayam, tahu, tempe, tutup, tinggal sebentar, balik, dan matang. Memanaskan makanan dengan microwave. Mencuci sudah pasti dengan mesin cuci. Membersihkan rumah dengan vacuum cleaner, buat saya ini jauh lebih praktis daripada menyapu dan mengepel. Sesekali rumah dipel, tapi ini jatah suami.
- Mengajak Albert membantu saya, seperti menjemur pakaiannya, mengangkati jemuran yang sudah kering, melipat-lipat pakaian, membereskan piring dan gelasnya setelah makan, memasukkan pakaian ke dalam lemari, dan lain-lain.
- Jika Albert tidur, dan sedang tidak ada pekerjaan yang mendesak, tidak ada salahnya kita ikut tidur sebentar, karena istirahat juga penting.
- Biasanya saya merasa stres kalau sudah sore, mulai pukul empat sore sampai Albert tidur. Mungkin karena kita sendiri sudah capek, sementara anak juga mulai rewel karena capek. Saya menyiasatinya dengan menawarkan Albert menonton televisi sekitar satu jam. Lumayan sebagai cara untuk beristirahat setelah lelah seharian bermain.
- Merencanakan beberapa kegiatan yang ringan dan menyenangkan, seperti ke toko buku bersama, menonton film di bioskop, berjalan-jalan keliling kompleks, dan lain-lain.
Dengan menerapkan hal-hal di atas, rasanya waktu sepuluh hari ditinggal ART masih kurang. Saya jadi tidak sabar menunggu-nunggu masa-masa Lebaran tahun ini. :)
albert pinter ya, ngerti kalo mama ella ditinggal ART.
iya, bener banget hrs ikut istirahat.
krn kalo terlalu perfeksionis jadi capek dan malah gak bisa main2 seru sama anak2 :)
*pengalaman pribadi*
makasih sharingnya ya, mama ella. berasa ada temen :)
Kalo dipikir2 kapan lagi kita bisa full sama anak kalo gak pas lebaran dan maidless. enjoy:)
btw avatar aku blm berubah y, kl post di artikel avatar 3 anak kcl seperti yg terlihat tp bkn anakku, kl post di forum avatar yg muncul c bener...tlg y mamas momod :)
wah ella, i feel u...libur panjang cuti bersama kmrn aku full sm Attila (7m), art mudik dan sepertinya ga balik lg dgn alasan mw kawin, klasik bgt deh...
Kebetulan papanya jg ambil cuti jd Attila full sm kedua orangtuaya yg biasanya cm ada kl malam hari..pas aku dqn suami kena batuk pilek n otomatis Attila ketularan :( jd entah krn lg sakit ato karena tau ada orangtuanya, Attila jd rewel bgt, cm mau sm aku ato suami, kl diambil org lain langsung nangis, setelah aku gendong langsung diem...
Makannya jg susaaaah bgt, tiap mkn 'berantem' ngamuk n hrs dientertain, jd aku nyuapin, papanya heboh ngajak main n becanda ngalihin perhatian. Pas dibawa mudik ke tempat kakek uyutnya jg gt, sm skl ga mw digendong org, dikit2 nangis n kejeeerr...pokoknya libur panjang lebaran kmrn puasss bgt ngurus Attila hehehe...eh pas mba yg senior balik dr mudik (art yg ga balik adl art junior) Attila langsung anteeeng teng sm mbanya, makannya gampang n ga rewel lg, emg kesempatan bermanja2 sm ortunya kali y mumpung full dirumah :D
Tapi skr kangen sm masa2 itu..senin kmrn pas liburan berakhir dan hrs ngantor lg...berat n sediih rsnya, emg quality time sm anak n suami itu sesuatu bgt yah, apalagi utk working mom kaya qta ^^ tfs y mom
hi ella,
bener banget... kl ART mudik bisa jadi quality time yaa buat keluarga. rasanya jadi beda :)
thanks untuk tips2nya :)