Serunya Mengenal Cerita Rakyat Indonesia
Ulangan Akhir Semester sudah selesai, Lintang dapat tiga buku baru. Seri cerita rakyat dari Penerbit Bhuana Ilmu Populer. Judulnya: Bawang Merah Bawang Putih, Si Pitung, dan Suwidak Loro.
Ketika ditunjukkan tiga buku ini, Lintang langsung mengambil buku yang Bawang Merah Bawang Putih. “Aku pernah baca cerita ini, pengin tahu ini ceritanya sama atau beda,” begitu alasan Lintang ketika saya tanya kenapa tertarik baca buku itu terlebih dulu.
Dan… tak sampai setengah jam buku pertama itu sudah selesai dibaca, dan lintang mengambil buku kedua: Suwidak Loro. Tidak sampai setengah jam juga, buku kedua habis dibaca, lalu diambil buku ketiga: si Pitung. Waktu yang dihabiskan untuk baca buku ketiga ini kira-kira sama dengan buku pertama dan kedua. Jadi, bisa dibilang, hanya dalam waktu kira-kira satu jam, ketiga buku itu selesai dibaca. Isi tiap buku kira-kira 30-an halaman.
Sejujurnya, ini kejadian yang jarang-jarang terjadi. Biasanya, kalau ada buku baru, iya sih langsung dibaca, tapi tidak pernah langsung selesai. Hanya baca sebagian dulu, dilanjutkan waktu lain, atau dibuka-buka sampai akhir, tapi hanya dibaca/dilihat sekilas-sekilas.
“Bukunya seru Bu! Rasanya pengin baca terus, tidak bisa berhenti!” begitu jawab Lintang ketika saya mengomentarinya. Maka saya pun penasaran ingin ikutan baca, pengin tahu apa yang membuatnya begitu menarik dan seru, seperti kata Lintang.
Dari ceritanya, mungkin hanya satu buku – Suwidak Loro – yang agak asing di telinga. Dua buku lain, Si Pitung dan Bawang Merah Bawang Putih, sudah pernah dengar di masa kecil. Yang terasa agak berbeda dengan cerita rakyat zaman saya kecil, kalau menurut saya, adalah karena buku ini menggunakan ilustrasi yang warna-warni dan menarik. Sementara buku-buku cerita rakyat di zaman saya kecil dulu, masih hitam-putih, sehingga memberi kesan agak suram, mungkin juga seram jadinya. Di buku ini, di cerita si Pitung misalnya, meskipun ada satu bagian yang menceritakan bahwa Pitung ditangkap dan kemudian ditembak mati, tapi kesan yang tertangkap dari ilustrasinya tak terlalu “horor”. Jadi, nyaman juga buat anak-anak saya rasa.
Dibuat dengan dua bahasa, buku seri ini juga mengakomodasi anak-anak untuk belajar bahasa Inggris lewat cerita yang mereka baca. Keseluruhan serinya ada 34 buku. yang artinya 34 cerita rakyat yang berbeda.
Nah… saya penasaran nih, Lintang benar-benar baca atau hanya membuka-buka saja Maka bertanyalah saya. “Jadi, pesan ceritanya apa. Tang?” tentu saja saya berharap ia menjawab “moral of the story” yang berhasil ia tangkap dari cerita itu. Namun dengan ‘usilnya’ ia menjawab, “Ibu mau tahu pesan moralnya ya? Nih! Baca sendiri saja Bu di halaman ini!” sambil menunjukkan ke saya halaman terakhir yang ternyata adalah halaman khusus berjudul PESAN MORAL.
Saya juga mencoba mengetes Lintang lagi. “Si Pitung cerita rakyat daerah mana Tang?” lalu ia menjawab, “Dari Jakarta lah!!”
“Kok Lintang tahu?” Tanya saya lagi.
“Kan ini ada tulisannya di depan buku bu!” jawabnya lagi.
Baiklah… Meskipun jawaban pesan moral dan asal cerita semuanya hasil liat di buku, tapi setidaknya saya tahu, Lintang tidak melewatkan info-info penting itu saat membaca buku ini. Dan pas sekali pada semester ini Lintang sedang belajar kebudayaan-kebudayaan daerah: tarian daerah, rumah adat, senjata tradisional, dan sebagainya. Jadi, adanya cerita rakyat ini menambah pengetahuannya tentang keunikan daerah-daerah di Indonesia.
Tentu, karena sudah selesai ulangan umum, saya tidak perlu menambah “tes” lagi dengan macam-macam pertanyaan bagi Lintang. Biarlah ia menikmati buku barunya, dan merasakan keseruan baca buku yang membuat tidak mau berhenti sampai ketahuan akhir ceritanya. Karena di situlah memang asyiknya baca buku, kesenangan yang memang pengin saya tularkan ke anak-anak saya sejak mereka kecil…
Belum punya buku cerita rakyat nih, kayaknya buku ini bagus ya, baiklah meluncur ke toko buku kalo begitu, tfs ya mbak
iya mbak Dieta. ini juga pertama kalinya Lintang punya buku cefrita rakyat. :)
keliatannya serial ini seru ya. Di Gramedia ada ya ini mbak? Pengen beliin untuk anak-anak
Harusnya sih ada mbak Imelda. karena penerbitnya BIP, yang adalah grupnya kompas gramedia juga. :)
hai mba salam kenal, saya kalau mau tulis artikel di tum caranya bagaimana ya biar bisa terbaca seperti ini, saya minggu kemarin nulis di submit articles tapi gak terpublish,
trimakasi infonya
sudah terjawab oleh mbak Dieta ya mbak Ezra... semoga tulisannya segera "lolos" dari proses seleksi editor dan terpublish. :)
Hai mbak ezra, Semua artikel melalui proses seleksi dulu dan diedit editor ya, thanks.
Anak-anak juga punya buku ini.. Beli hasil diskonan bulan lalu :))
Buku-buku cerita rakyat yang dikemas menarik seperti ini membantu banget buat belajar anak-anak. Karena ilustrasinya bagus, jadi mereka juga gampang ingatnya ;)
Seetuju mbak Cindy. pas banget di sekolah juga semester lalu sedang ada tema budaya2 daerah gitu... jadi memperkaya.
btw, ada diskonan buku di mana mbak? :)