Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk
Akhir pekan lalu saya mengajak Albert untuk melihat hutan mangrove di Taman Wisata Alam Angke. Kebetulan hutan mangrove memang disebut-sebut dalam salah satu pelajaran sekolah Albert. Jadi saya menyambut ajakan beberapa orang teman untuk berkunjung ke sana bersama anak-anak.
Kami berjanji untuk bertemu di stasiun Kota, dari sana kami memutuskan untuk naik taksi online ke lokasi. Hujan turun cukup deras mengiringi perjalanan kami ke sana, tetapi untungnya hujan makin mereda sesampainya kami di sana. Malah cuaca sehabis hujan itu enak dan terasa segar untuk berjalan mengelilingi taman wisata mangrove ini karena jadi tidak terlalu panas.
Untuk masuk ke taman wisata ini dikenai tarif Rp25.000,- untuk dewasa dan Rp10.000,- untuk anak-anak. Perlu diingat bahwa ada tambahan biaya untuk membawa kamera ke dalam lokasi, jadi cukup gunakan kamera ponsel untuk berfoto-foto di sana.
Kita harus berhati-hati sekali melintasi jembatan-jembatan kayu/bambu yang terdapat di kawasan wisata alam ini. Rasanya tak henti-hentinya kami berteriak agar anak-anak berjalan pelan dan tidak berlarian, apalagi saat itu masih hujan gerimis dan jalan sangat licin. Kedalaman air bervariasi antara 1-3 meter, sementara pagar di pinggir jembatan juga sangat renggang. Jadi urban mama sebaiknya benar-benar menjaga si kecil dengan baik jika berkunjung ke sini.
Selain melintasi jembatan dan berjalan kaki, kita juga bisa menyewa perahu untuk mengelilingi kawasan ini. Ada berbagai macam jenis perahu yang ditawarkan, dan tentunya kami memilih kapal bermotor dengan tarif Rp350.000,- untuk enam orang. Jika ingin lebih ekonomis, mungkin urban mama bisa mencoba perahu yang harus didayung sendiri atau juga kano. Kami diajak berkeliling kawasan ini selama 30 menit, menikmati pengalaman keluar masuk hutan dan melihat berbagai jenis burung yang beterbangan. Selain itu, di pinggiran banyak biawak sedang berjemur, dan ada juga beberapa yang sedang asyik berenang-renang. Menyenangkan sekali ternyata ya di Jakarta ada tempat yang hijau dan asri seperti ini.
Saat lelah berlarian dan berkeliling hutan bakau ini, anak-anak duduk mengemil sebentar. Sedih rasanya melihat banyak sampah yang ditinggalkan para pengunjung kawasan ini. Jadi jangan lupa untuk membawa kantong plastik untuk menampung sampah kita ya, urban mama.
Kami pulang dari sini naik angkot ke halte transjakarta, yaitu Halte Pluit. Sebelumnya sempat makan siang dulu di mal yang lokasinya tepat di seberang halte Pluit ini. Kami berpisah untuk menuju ke rumah masing-masing. Kesimpulannya, cara paling mudah untuk mencapai lokasi ini adalah naik transjakarta sampai halte Pluit, kemudian disambung dengan angkot. Jangan lupa membawa jas hujan, payung, dan baju ganti jika ingin berkunjung ke sini.
Seru banget ella! Kebayang anak2 seneng banget main air di sini. Berenang sama biawak! Hihihi..
Thanks ella infonya!
Seru banget ya ka gab! kebayang tenggorokan kering tuh kalo krucils main kesana.
Naik yg kapal bermotor aja udah heboh, gimana kalo dayung sendirii? hahahah
Aduh cindy... gak kebayang kalo dayung sendiri trs gak maju-maju gimana haha... cari yang aman aja pake kapal yg ada petugasnya haha.
wow baru tahu ads tempat ini, seru banget kayaknya menjelajahi seperti hutan gitu. semoga ada waktu buat kesana, tfs ya ela
Rame-rame biar tambah seru ke sananya dan bisa sewa kapal keliling Diet...
toss sama mbak ninit. Aku juga udah lama banget pengen main ke sini cuma sampe sekarang belum kesampaian. Makasih sharingnya mbak Ella. Bermanfaat buat bekal kalo jadi ke sana he3...
Wah pasti Alun sama Lintang senang ke sana. Seruuuu deh....
udah lama penasaran sama tempat iniii cuma belum belum aja ke sini. asik! ternyata ella udah ke sini sama albert... jadi tambah pengen deh. thanks infonya yaaah la!
Seruuu banget ternyata, lumayan gak terlalu jauh, tapi bisa merasakan suasana yang beda dari jakarta.