Tips Anti Panik Ketika Transaksi Perbankan Digital Bermasalah
Di zaman digital sekarang ini, rasanya apa-apa serba tinggal sentuh di layar handphone. Mau beli barang, makanan, pesan kendaraan umum, urusan perbankan, semua tinggal menggerakkan jari jemari kemudian beres. Selain itu, kebanyakan transaksi pun mengandalkan kartu debit maupun kartu kredit. Semua serba cashless. Saya pun termasuk di antara manusia digital ini. Namun secanggih-canggihnya dunia digital, tetaplah ada peran manusia dan human error di dalamnya.
Pengalaman saya dua minggu lalu berkaitan dengan kartu debit adalah kartu debit saya habis masa berlakunya dan saya lupa! Duh, repotnya setengah mati. Ketika dimasukkan ke mesin ATM, kartu ditolak. Tidak bisa transaksi transfer sana-sini, juga tidak bisa tarik uang tunai untuk isi dompet. Sempat panik juga.
[caption id="attachment_117767" align="aligncenter" width="400" caption="(Gambar dari www.freedigitalphotos.net)"][/caption]
Ketika saya telepon ke bank yang bersangkutan untuk menanyakan mengapa saya sebagai nasabah tidak diingatkan, customer service mengatakan bahwa data masa expiry sudah tercantum di kartu, dan bank tersebut memang tidak memberlakukan sistem reminder call bagi setiap nasabah. Saya kemudian 'curhat' ke teman yang kebetulan bekerja di bank lain. Teman bilang jika di perusahaannya, tiap nasabah akan mendapatkan reminder call untuk mencegah kejadian seperti yang saya alami. Kebetulan juga saya memiliki dua rekening di bank yang berbeda. Di bank yang satu lagi, kartu debit tidak ada masa expiry-nya, sehingga nasabah bisa bebas menggunakan kapan saja. Beda bank, beda kebijakan.
Dari pengalaman tersebut, ada beberapa tips untuk menghindari kejadian serupa. Tips ini juga bisa berlaku jika kartu debit terblokir, hilang, ataupun rusak (misalnya patah):
- Jika punya kelapangan rezeki dan akses yang baik, sebaiknya bukalah rekening di dua bank yang berbeda atau lebih. Asal yakin bisa mengurus rekeningnya dengan baik. Ini berguna kalau sampai terjadi apa-apa dengan salah satu kartu bank, yang lain masih bisa digunakan. Usahakan masing-masing rekening pun ada saldo yang cukup.
- Ketika buka rekening di dua bank yang berbeda, pastikan mekanisme bank terkait sistem expiry kartu debit/kreditnya. Paling aman kalau bank tersebut punya fitur reminder call/sms untuk mengingatkan nasabah bahwa masa kartu sudah akan habis. Boleh juga mengusahakan untuk membuat kartu transaksi bank yang tidak memiliki expiry date, kalau ternyata kartu yang satunya punya expiry date.
- Manfaatkan fitur kalender pada handphone untuk membuat reminder kapan masa berlaku kartu berakhir. Pasang reminder untuk memberikan notifikasi lebih awal. Ketika sudah mendekati hari-H, segera urus jangan tunda lagi.
- Di dunia serba digital seperti ini, hal-hal yang berbau manual juga tetap masih penting. Usahakan simpan juga sejumlah uang tunai di rumah maupun di dalam dompet. Ketika terjadi masalah pada ATM ataupun kartu, kita pun tidak akan seberapa panik karena masih punya dana cadangan. Saat sistem bank maupun kartu sudah kembali normal, ingat segera mengganti uang tunai itu sejumlah yang sudah diambil atau digunakan tadi. Kalau begini jadi ingat kakek dan nenek zaman dahulu yang menyimpan uang mereka di balik bantal, atau di dalam lemari. Ternyata aktivitas yang mungkin sekarang menjadi bahan senyam-senyum sebagian orang itu menjadi terasa manfaatnya.
- Selalu simpan buku tabungan di tempat yang mudah diingat dan dijangkau. Meskipun jarang melakukan transaksi perbankan lewat teller bank, jangan sampai buku tabungan ini hilang. Ada pengalaman nyata, teman saya yang karena sudah apa-apa tinggal gesek kartu debit, akhirnya abai dengan keberadaan fisik buku tabungannya. Sampai lupa ditaruh di mana dan tidak terlalu diurus. Suatu ketika kartunya terblokir dan harus diurus ke bank. Dia pun bingung mencari-cari fisik buku tabungannya, padahal itu salah satu syarat utama dari bank untuk mengurus buka blokir. Ada pula pengalaman lain yang sempat saya baca di internet. Orang tersebut masih mahasiswa, buka rekening di kota kelahirannya, kemudian karena harus kuliah di kota lain maka ia pindah kota. Karena sudah sangat percaya akan keberadaan dan kemudahan kartu debit, fisik buku tabungan disimpan di rumah orangtuanya. Saat hendak membayar kuliah via ATM, kartunya expired. Tentu saja harus segera diurus. Akibatnya ia terpaksa minta orangtuanya mengirimkan buku tabungan tersebut via pos ke kota tempat ia kuliah. Menyulitkan sekali, bukan?
Semoga tipsnya bermanfaat ya, Urban Mama dan Papa.
@mba Rizma: iiih sama banget sama suamiku mbak. Dia nyimpen dana cadangannya persis sama seperti yang mba lakukan. Dan setiap kali dana cadangan terpakai, langsung buru2 digantinya. Biar tetap ada, gak mendadak kosong n ujung-ujungnya bikin panik.
terima kasih tipsnya, kalau saya tips tambahannya uang di dompet disimpannya diselipan antara kartu2. jadi klau darurat bisa dipakai meski saat itu isi dompet terlihat tanpa uang :)
@mba Cindy: Gak semua bank sih mbak. Akupun kebetulan punya rekening bank yang kartu ATMnya gak pake expire date samasekali, jadi gak perlu was-was. Tapi ada juga yang pakai.
Waaah...keren ih mba Cindy di jaman serba gesek dan serba sentuh ini jarang bawa kartu ATM. Duh kalo aku mah gak bawa ATM berasa hilang separuh jiwaku *halah*
Wah aku baru tau kalo kartu debit ada exp datenya loh!
Kalo aku sendiri paling jarang bawa kartu ATM dan jarang bawa uang berlebih juga,entah kenapa kalo dibawa rasanya bakalan langsung habis :P
Terimakasih buat tipsnya ya mba Imelda..
@mba Fajrin Dina: hehe, sama-sama ya mbak. Yuk segera bikin reminder :)