Topic: Exanthema Subitum: Virus yang Menyerupai Campak
Hai mamas, aku pingin sharing tentang penyakit ini ya
sebenernya ini udah kejadian sama mika tahun lalu, aku sudah cerita di blogku, tapi mungkin disini pasti bermanfaat juga. Sekarang banyak banget virus dimana-mana ya makanya ga kebayang kalo ga ada imunisasi pasti kekebalan tubuh anak gimana ya.
jadi waktu mika kena sakit ini, seperti biasa demam walaupun anaknya masih ceria. nah demamnya selesai timbul bercak merah, gw mikirnya rosela, oh ya udah lah gpp berarti emang virus aja dan anaknya masih amat ceria, tapi koq keesokannya panas lagi, waduh kenapa ya?dan bercak merahnya makin banyak terutama di muka dan badan, wah saat itu gw curiga campak nih. Ya udah daripada menduga-duga akhirnya bawa kedokter dan diperiksa sama dokter, dokter bilang ini exanthema subitum, jadi virus yang menyerupai cacar. Exanthema ini virus sama kayak campak tapi lebih ringan, kalo campak gejalanya agak lebih berat dan jarang ada anak yang masih aktif dan ceria seperti ini kata dokter huehehe. Bersyukur bukan campak, karena kalo campak bakal lama juga penyembuhannya.
Akhirnya sampai rumah gw langsung googling tentang ini dan dapet pencerahan seperti ini kira2 (ada di blog gw juga):
Exanthema subitum sering disebut roseola infantum dan juga sixth disease atau penyakit ke enam, penyebabnya adalah human herpes virus 6 ( HHV- 6) yang baru ditemukan di tahun 1988 oleh Yamanishi dkk. Selain HHV-6 exanthema subitum juga disebabkan human herpes virus 7 ( HHV-7). Exanthema subitum lebih ringan tidak seberat campak, namun perlu diketahui karena seringnya kejadian infeksi pada bayi dan sebagian ada komplikasi serius.
Sebenarnya semua bayi lahir sudah mempunyai anti HHV-6 bawaan dari ibunya, namun hanya bertahan sampai umur 4 bulan sehingga setelah umur 4 bulan bayi rawan terinfeksi sehingga hampir semua bayi umur 6 bulan sudah pernah terinfeksi HHV 6. Transmisi infeksi HHV-6 dan HHV-7 belum jelas, diduga infeksi virus pada bayi karena penyebaran horizontal dari orang tua, dokter, perawat .
Gejala Klinik:
Infeksi exanthema subitum dari HHV-6 dan HHV-7 sangat mirip campak, yaitu panas timbul mendadak, dapat mencapai 39.4 C sampai 41,2 C. Keluar ruam merah di kulit, berlangsung selama 3-6 hari, anak rewel gelisah. Dapat terjadi pembesaran kelenjar limfe di kepala belakang, timbul bercak merah pada langit – langit mulut dan daerah ovula yang disebut Nakayamaís spot , dapat pula ditemukan ubun – ubun besar yang menonjol. Merah merah / ruam juga terjadi pada tubuh, menyebar ke leher wajah, tangan dan kaki , bentuk ruam mirip campak berwarna merah muda dengan diameter 1-3 mm.
Diagnosis
Pada penelitian prospektif 93 % dari infeksi baru adalah simptomatik artinya timbul gejala spesifik, sebagian kecil kasus tidak timbul gejala spesifik dimana justru yang menonjol adalah demam akut disertai manifestasi saluran cerna berupa muntah dan diare. Seperti pada infeksi virus yang lain, diagnosis pasti exanthema subitum sulit. Pemeriksaan laboratorium standar tak banyak membantu diagnosis, perlu pemeriksaan laboratorium virologi yang canggih . Faktor lain yang menyulitkan adalah sering masih dijumpainya maternal antibody HHV 6 yaitu antibody bawaan dari ibu.
Pemeriksaan dengan deteksi DNA dari HHV 6 dalam darah atau air liur tidak dapat membedakan apakan terjadi infeksi baru atau infeksi yang sudah lampau. Diagnosis definitif bila ditemukan adanya replikasi virus serta pengingkatan titer antibody lebih dari 4 x lipat pada serum penyembuhan dibanding serum stadium akut. Secara umum dokter mendiagnosis penyakit demam dengan ruam merah berdasar klinis antara lain riwayat penyakit, umur, vaksinasi, tipe dan riwayat gejala awal, bentuk ruamnya.
Bedanya dengan campak. Ruam pada roseola infant timbul setelah demam anak turun, sementara pada campak muncul pada saat demam sedang tinggi.
Atasi dengan:
Turunkan demamnya. Beri obat penurun demam yang aman untuk anak, seperti asetominofen dan ibuprofen, baik dalam bentuk obat tetes atau sirup. Jangan gunakan aspirin, sebab bila bereaksi dengan virus dapat memicu timbulnya sindroma Reye (menyebabkan pembengkakan hati dan otak).
Kompres si kecil. Gunakan handuk atau lap bersih yang dibasahi air hangat. Tidak disarankan mengompres dengan es batu, air dingin, atau alkohol. Juga, jangan memandikan si kecil dengan air dingin.
Beri banyak cairan, untuk mencegah dehidrasi akibat demam tinggi dan berkeringat. Cairan yang diberikan bisa berupa ASI, air putih, larutan gula garam, cairan elektrolit (oralit) atau kaldu.
Bawa ke dokter atau rumah sakit, bila si kecil kejang, kesadarannya menurun, sesak napas, atau tidak mau makan dan minum.
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 5–15 hari, dan umumnya akan sembuh dalam waktu sekitar 1 minggu.
Roseola infantum sering disebut sebagai penyakit ke-6 atau sixth disease. Sebab, gejalanya yang berupa bercak kemerahan pada kulit, mirip dengan lima jenis penyakit lainnya. Urutan lima jenis penyakit yang memiliki gejala serupa itu adalah campak (penyakit 1), penyakit Dukes (penyakit 2), campak Jerman (penyakit 3), penyakit Scarlet (penyakit 4), dan eritrema infeksiosum (penyakit 5). Dari kelima jenis penyakit tersebut, roseola infantum kerap salah didiagnosa dan dianggap penyakit campak Jerman.
Okay semoga bermanfaat ya...