Topic: Kesalahan Dalam Mendidik Anak
Mendidik anak memang tidaklah mudah, dibutuhkan energi, kesabaran dan teknik yang bermacam-macam agar proses pendidikan anak berjalan lancer dan sesuai yang diharapkan. Mungkin bagi anda yang sudah memiliki pengalaman yang banyak hal ini tidaklah begitu menyulitkan karena anda sudah berpengalanan di pendidikan anak yang sebelumnya, namun tidak ada salahnya anda mencoba merenungkan beberapa kesalahan dalam mendidik anak berikut:
Terlalu memanjakan anak
Bagi anda anda yang tidak mau ribet menanggapi kemauan anak, mungkin cara tesingkatnya adalah menuruti saja segala kemauannya. Misal, dia malas-malasan bangun pagi untuk sholat subuh, membelikannya semua barang yang dia mau tanpa melihat hal postif dan negative dari barang tersebut. Oleh sebab itu cobalah kembali perhatikan perihal ini dan perbaikilah sehingga anak anda bisa menjadi anak yang bisa menempatkan posisi kapan dia harus manja dan kapan dia harus mandiri.
Kurang Kasih Sayang
Bagi anda seorang yang aktif di dunia kerja dan terbiasa dengan istilah “Berangkat gelap pulang gelap” sangat berisiko melakukan hal ini. Mungkin anda bisa mengelak dengan alasan anda melakukan ini demi kehidupan anak dan keluarga tercinta. Hal tersebut tentunya tidak salah, namun coba anda renungkan ungkapan ini “Anda memiliki waktu seumur hidup untk bekerja, namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali”.
Terlalu Pelit di luar batas
Mungkin bagi anda yang menerapkan hidup hemat, agak pelit untuk mengeluarkan isi dompet adalah hal yang biasa. Namun ketahuilah jika hal tersebut anda terapkan di luar batas dari masa kecil kepada anak anda, maka ada beberapa dampak negatif yang bisa kita temui jika memang anak benar-benar menginginkan hal tersebut dan anda terus mengelak, maka bisa saja anak akan terpancing untuk mencari uang sendiri dengan berbagai macam cara, misal dengan memintanya kepada orang lain, atau bahkan mencuri. Na’uzubillahi min zalik.
Menakut-nakuti
Kesalahan dalam mendidik anak selajutnya adalah sering menakut-nakuti. Kasus seperti ini biasaya ditemui ketika anda mencoba untuk mengungkapkan larangan tertentu dan anda mau ambil jalan pintas dengan menakutinya agar dia mengurungkan niatnya. Misal: “Jangan ke gudang nanti ada hantu”, “Kita tidak jadi jalan-jalan karena di luar ada orang gila”, dll. Mungkin ketika dia kecil hal ini sangat membantu anda dalam melarang dia melakukan sesuatu. Namun, dampaknya ketika dia besar nanti akan akan melihat pribadi dia yang penakut dan bisa dibilang tidak percaya diri dalam melakukan sesuatu.
Memberikan hukuman di luar batas
Memberikan hukuman sebagai konsekwensi pelanggaran anak akan sebuah disiplin memang harus diterapkan dalam pendidikan anak, misal memukul, mencubit, dll. Namun ada kalanya penerapan disiplin ini anda berikan di luar batas yang sewajarnya dengan emosi yang berlebihan. Hal ini akan berakibat sangat buruk karena bisa membuat rasa sakit hati yang dalam di diri mereka. Bahkan bisa juga membuat mereka dendam kepada anda. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika anda memberikannya hukuman, tetap berikan kasih sayang anda kepadanya. Dan tentunya jika dia bisa memperbaikinya berikanlah penghargaan kepadanya berupa pujian atau hadiah.
Mengesampingkan pendidikan rohani
Anda bisa saja menjadi orang tua yang sangat memperhatikan dan memberikan pendidikan formal terbaik dan kebutuhan nutrisi jasmani yang lengkap buat anda. Namun jangan melupakan pendidikan rohaninya juga harus seimbang. Karena masih banyak anak yang pintar, cerdas, sopan namun meninggalkan kewajibannya kepada Yang Maha Kuasa.
Terlalu protektif
Mungkin kita mencoba menghindari dampak-dampak negatif kepada anak sekecil mungkin sehingga kita sangat protektif terhadapnya. Hal ini kemudian mengurangi jatah privasi dan pengembangan nalarnya karena segala sesuatunya harus terpantau menyeluruh oleh anda. Alangkah baiknya kadang-kadang kita juga harus memberikannya kepercayaan untuk melakukan yang dia inginkan.
Mungkin itu saja ulasan beberapa ulasan kesalahan dalam mendidik anak yang sering kita temukan. Semoga bisa berguna untuk anda dan keluarga tercinta.