Parenting; never ending learning, never ending improvement and never ending story
oleh Eka Kusmayaningrum(FB)/@eka_kusmaya(Twitter)/[email protected] (E-mail)
Banyak yang bilang bahwa menjadi orang tua dan hadirnya anak merubah hidup kita, itulah yang terjadi pada saya. Tak terhenti pada menaklukkan tantangan menyusui dan membangun bonding dengan Argie sehingga saya berani memutuskan untuk membawanya serta setiap kali mengajar, juga tantangan belajar memasak secara otodidak mengandalkan intenet dalam menyiapkan MPASI dimana saya yang telah lama piatu, ternyata perjalanan saya dalam menggali ilmu parenting justru belum lama dimulai.
Saat isu-isu kejahatan&penyimpangan perilaku anak merebak begitu heboh di berbagai media tahun lalu adalah kali pertama saya diundang hadir pada seminar parenting dengan nara sumber psikolog ternama Ibu Elly Risman, dan disana saya malah jadi sibuk menahan tangis seketika teringat masa kecil dulu, teringat masih jauh sekali dari sabar setiap menghadapi kerewelan Argie dan sangat ingin memeluk suami yang saya tahu telah dididik jauh lebih keras lagi.
Bagi saya, sebaik-baik ilmu seorang Ibu adalah yang bermanfaat bagi anak-anaknya, oleh karenanya saya berusaha mengejar ketertinggalan tersebut dengan mulai menekuni dunia parenting baik melalui berbagai buku bacaan maupun beberapa seminar parenting dengan tema tertentu, beruntungnya didukung penuh dan ditemani suami tercinta.
Perlahan, ilmu parenting membuat saya bertransformasi dari seorang pengajar yang kaku, pekerja yang perfeksionis, ibu yang serba rapi menjadi jauh lebih “berantakan” dan mentolerir banyak hal dalam 1 tahun terakhir ini. Tak lagi menulis dengan penggaris, tak lagi terfokus pada pencapaian milestone anak ataupun mengutamakan keteraturan, saya berusaha sedapat mungkin menjadi Ibu, guru dan dokter gigi yang menyenangkan terutama bagi Argie, juga bagi murid-murid serta para pasien. Saya terus berusaha berilmu, bagaimana agar tak lagi memaksa, tidak pula menyogok namun tetap melatih dan mengajarkan disiplin dengan penuh kasih sayang.
Nah, untuk peduli dan mau berbagi?
Tentu sangat sulit bagi saya yang sendirinya masih perlu banyak belajar dan tak pernah memiliki gelar apapun terkait bidang psikologi untuk berbicara banyak. Pola parenting yang diturunkan, tak ada sekolah formal parenting bagi para orang tua, melawan kelaziman dan beratnya tekanan ekonomi untuk sebagian besar keluarga muda membuat saya tidak bisa serta merta ikut campur pada keputusan orang tua lain dalam pengasuhan anaknya, sekalipun itu kerabat, sahabat ataupun tetangga dekat.
Tapi apakah cukup dengan berdiam diri saja tanpa perlu melakukan sesuatu?
Nah,ruangan inilah jawabannya. Ruang tamu ini menjadi media "silent campaign" saya untuk menularkan insight bahwa "parenting, it's supposed to be fun".
Di tempat Papa sang Pak RT sering menerima warga dengan berbagai keperluan, saya tambahkan fungsi ruang bermain anak dengan banyak majalah, buku, beberapa poster serta print-out seminar parenting yang boleh dibaca oleh siapa saja. Ibu-ibu tetangga yang menjemput anaknya setelah bermain bersama Argie, warga yang meminta kelengkapan administratif kependudukan, teman atau saudara yang suatu ketika berkunjung, hingga mereka yang sejenak mengungsi saat menanti banjir di gang kami dan di rumahnya surut, akan tergerak untuk membaca sambil mengisi waktu menunggu. Memang belum apa-apa, tapi semoga menjadi media nyaman membagi ilmu, tanpa kesan menggurui.
Semoga kelak tak ada lagi anak tetangga yang dimarahi lalu dipukuli, kian tereduksi murid-murid yang harus tertatih-tatih tuk menuruti segala pilihan kedua orang tuanya sedang itu berlawanan dengan kehendak hatinya, juga tak perlu lagi pasien anak-anak yang diancam&dipegangi ramai-ramai oleh kedua Ayah Ibu agar mau buka mulut menerima perawatan gigi.
Caring Mama, Modern Kartini selayaknya meneladani semangat Ibu Kartini dalam menimba ilmu tanpa henti. Berkat perjuangan emansipasi Beliau-lah, kita para Caring Mama-Modern Kartini telah memiliki kesempatan&kemudahan yang begitu luas untuk ikut "melek tekhnologi" dan memanfaatkannya secara maksimal. Kalaupun masih sangat sedikit, tanpa ragu tuk berbagi, tanpa surut langkah melakoni, selalu berbesar hati menerima koreksi, kita tak pernah berhenti belajar, berusaha, dan memperbaiki pola pengasuhan dalam mendidik generasi penerus, nyaman sekaligus bangga secara kodrati menerima titipan terbaik langsung dari-Nya.
Tidak ada orang tua yang sempurna, namun perjuangan kita sebagai Caring Mama-Modern Kartini untuk memberikan yang terbaik adalah segalanya, sempurna bagi anak-anak kita. Bersama untuk terus saling mengingatkan, menguatkan, juga mendoakan saya yakin kita semua mampu menaklukkan tantangan pengasuhan di era globalisasi ini. Caring Mama-Modern Kartini, menikmati indahnya mengasuh, tanpa pernah menanggalkan cinta.
Selamat Hari Kartini para Urban Mama, terus meneladani, terus belajar, terus melakoni dan terus berbagi karena kita peduli:)