1

Topic: Malnutrisi di kalangan Ibu Hamil & Anak2 Indonesia

Mau ikut sharing info nih.. karena menurut saya info ini penting sekali. :)

..Kira-kira apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar “MALNUTRISI”?
Dan bagaimana tentang kondisi pemenuhan nutrisi di Indonesia saat ini?

Kalau anda penasaran dan tertarik untuk mengetahui info2 seputar nutrisi & aksi sosial penanggulangan malnutrisi di Indonesia,
anda bisa mengakses situsnya di nutrisiuntukbangsa dot org.

*Nutrisi Untuk Bangsa adalah program yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus malnutrisi di kalangan ibu hamil dan anak-anak di Indonesia.

Berikut ini adalah fakta-fakta krusial seputar malnutrisi yang perlu menjadi perhatian kita semua:

1.Sebanyak 36,8% balita di Indonesia mengalami "stunting" yaitu tinggi badan di bawah standar (Kementerian Kesehatan, Riskesdas 2007)
2. Indonesia menempati peringkat ke lima di dunia dalam hal jumlah anak pendek/stunted yaitu sejumlah 7,8 juta anak (UNICEF)
3. Berdasarkan definisi UNICEF, salah satu penyebab malnutrisi adalah kurangnya asupan nutrisi yang layak disebabkan minimnya jumlah makanan atau zat gizi yang dikonsumsi. Pada umumnya berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, misalnya kemiskinan.
4. Indonesia menempati peringkat tertinggi di wilayah ASEAN dalam hal jumlah kematian ibu, bayi dan balita.
5. Sebuah upaya internasional telah dirumuskan dalam Millenium Development Goals (MDGs) bahwa pada 2015, disepakati bahwa tingkat kematian ibu hamil dan anak diturunkan hingga 3/4 tingkat kematian pada tahun 1990. Target yang harus dicapai Indonesia adalah jumlah kematian ibu hamil 102 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian 23 per 1000 kelahiran hidup dan jumlah kematian anak 32 per kelahiran hidup

2

Topic: Malnutrisi di kalangan Ibu Hamil & Anak2 Indonesia

good info sis, iya menurut info kematian ibu melahirkan juga masih tinggi ya, terutama yang didaerah... anyway, saya baru ni disini, apa TUM pernah juga membuat kelas edukasi untuk yang kurang mampu / turun kasih bantuan untuk ibu-ibu hamil (yang kurang mampu)? thanks.

a happy mom

3

Topic: Malnutrisi di kalangan Ibu Hamil & Anak2 Indonesia

Baca thread ini jd pengen curhat...
Sebagai WM yg tiap hari bolak balik pake kereta depok-jakarta, aku sering ketemu pemandangan memprihatinkan di sepanjang stasiun.
Tiap pagi di sta pondok cina aku liat ada ibu2 jualan tissue sambil gendong anaknya yg usianya kurlep 1 thn n seringkali lg rewel entah krn laper atau badannya gatel atau sakit...karena emang mukanya bintil2 n merah2 gt...Liat pemandangan gt rasanya pengen nangis...g tega liat anak sekecil itu pagi2 udah harus berada dijalanan..
Sore pas pulang di sta sudirman jg ketemu pemandangan yg g jauh beda, ada ibu2 lg nyusuin anaknya sambil gelar koran buat minta2...Sama aja anaknya jg rewel entah krn air susu ibunya g keluar krn nutrisinya kurang atau apa yg jelas bikin hati miris....
Bbrp hari yll ke sta tebet jg ada anak usia 7 thnan gendong adiknya yg masih 10 blnan sambil minta2...
Mmmh..adakah yg bisa kita lakukan ya ????

mamanya kayla n nayya
@ariprastawati
@sepasang_kembang

4

Topic: Malnutrisi di kalangan Ibu Hamil & Anak2 Indonesia

betul,, sungguh memprihatinkan.. sampai miris membayangkannya. yang bisa kita lakukan mungkin mendukung aksi2 sosial yang bertujuan mengentaskan kasus2 malnutrisi ini. apakah anda tertarik untuk bergabung?

5

Topic: Malnutrisi di kalangan Ibu Hamil & Anak2 Indonesia

http://nutrisiuntukbangsa.org/i/g/2/ab189084f504d848ebb4b98ac81ba0f2_500.jpg

Setiap ibu di Indonesia sudah seharusnya sadar bahwa masalah gizi buruk tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil dan disebabkan faktor kemiskinan saja. Bahkan di sebuah rumah sakit swasta di jantung metropolitan dengan mayoritas pengunjungnya ekonomi menengah atas, kadang masih bisa dijumpai kasus gizi buruk. Tentu saja penyebab utama kasus gizi buruk di metropolitan bukan karena masalah ekonomi saja, melainkan yang terpenting juga adalah kurangnya pengetahuan mengenai gizi keluarga, terutama di kalangan ibu.

Kasus gizi buruk di kota besar ini umumnya berupa malnutrisi sekunder. Malnutrisi sekunder adalah gangguan peningkatan berat badan atau gagal tumbuh (failure to thrive) disebabkan adanya gangguan di sistem tubuh anak. Agak berbeda dengan penyebab gizi buruk di pedesaan atau daerah miskin, yang sering disebut malnutrisi primer karena masalah ekonomi dan rendahnya pengetahuan.

MALNUTRISI PRIMER

Gejala klinis malnutrisi primer bervariasi tergantung derajat dan lamanya kekurangan energi dan protein, umur penderita dan gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kasus tersebut sering ditemui pada balita, terutama usia 9 bulan hingga 5 tahun, meskipun dapat ditemui juga pada anak lebih besar.

Pertumbuhan terganggu ini dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun, ukuran lengan atas berkurang, pertumbuhan tulang (maturasi) terlambat, rasio berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan tanda klinis yang tampak adalah anemia ringan, aktivitas berkurang, tak jarang diikuti gangguan kulit dan rambut. Kasus marasmik atau malnutrisi berat karena kurang karbohidrat disertai tangan dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah, gangguan kulit. Pada umumnya anak tampak sangat lemah, harus sering digendong, rewel dan banyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.

Marasmik adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah berwarna kemerahan dan terjadi pembesaran hati. Anak sering rewel, cengeng dan banyak menangis. Pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.

Pada penderita malnutrisi primer dapat mempengaruhi metabolisme di otak, sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf, Pertumbuhan sel-sel otak baru dan mielinasi sel otak juga terganggu, pada gilirannya ini berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak. Mortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita malnutri primer yang berat. Kematian mendadak dapat terjadi karena gangguan otot jantung.

MALNUTRISI SEKUNDER

Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikan berat badan yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak. Tetapi karena gangguan fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal tumbuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna, gangguan metabolisme, gangguan kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal dan lain-lain.

Data penderita gagal tumbuh di Indonesia belum ada, tetapi di negara maju rata-rata terjadi 1-5%. Artinya bila di Indonesia terdapat 30 juta anak, maka diduga 300.000 – 500.000 anak menderita kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Bila di Jakarta terdapat 1 juta anak maka sekitar 10.000 – 50.000 anak mengalami kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Kasus tersebut bila tidak ditangani dengan baik akan jatuh juga dalam kategori gizi buruk.

Gambaran yang sering terjadi pada gangguan ini adalah adanya kesulitan makan atau gangguan penyerapan makanan yang berlangsung lama. Gejala klinis gangguan saluran cerna yang harus dicermati adalah gangguan Buang Air Besar (sulit atau sering BAB), BAB berwarna hitam atau hijau tua, sering nyeri perut, sering muntah, mulut berbau, lidah sering putih atau kotor. Gejala lain yang menyertai adalah gigi berwarna kuning, hitam dan rusak disertai kulit kering dan sangat sensitif. Berbeda pada malnutrisi primer, pada malnutrisi sekunder anak tampak sangat lincah, tidak bisa diam atau sangat aktif bergerak. Gejala berbeda lainnya, penderita malnutrisi sekunder justru tampak lebih cerdas, tidak ada gangguan pertumbuhan rambut dan wajah atau kulit muka tampak segar.

CARA PENANGANAN

Secara medis, penanganan kasus malnutrisi sekunder lebih kompleks dan rumit karena harus melibatkan beberapa disiplin ilmu kedokteran anak seperti gastroenterologi, endokrin, metabolik, alergi-imunologi, tumbuh kembang dan lainnya. Masukan data yang didapat harus cermat dan lengkap untuk menentukan apakah malnutrisi primer atau sekunder. Data yang ada harus didukung status medis, status ekonomi, pendidikan dan sosial yang akurat. Contohnya, pada keluarga tukang ojek ditemukan satu anak gizi buruk, tapi di rumah yang sama, adiknya memiliki status gizi baik, karena itu jangan langsung divonis kurang gizi akibat kemiskinan.

Gizi buruk memang merupakan masalah klasik bangsa ini sejak dulu. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan, karena, gizi buruk bukan saja disebabkan karena masalah ekonomi, melainkan juga karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan. Tuga kita sebagai ibu untuk mempelajari dan memberi gizi terbaik bagi putra-putri kita.

Artikel diambil dari sini

Gambar diambil dari http://nutrisiuntukbangsa.org/