Mengapa Suka Mengajak si Kecil ke Museum?

Saya pernah beberapa kali mendapatkan pertanyaan itu. Sebenarnya apa sih motivasi saya mengajak Albert ke museum? Awalnya sih sederhana saja, hanya untuk variasi agar tempat yang ia kunjungi bukan hanya pusat perbelanjaan, taman bermain, atau kebun binatang. Apalagi tiket masuk ke berbagai museum itu termasuk sangat murah, bahkan ada beberapa yang gratis. Kalau tidak salah ingat, saya pertama kali mengajak Albert ke museum saat ia berumur sekitar 2 tahun. Kebetulan kami sedang berjalan-jalan di Yogya dan mengunjungi Museum Anak Kolong Tangga. Kelihatannya sih ia senang-senang karena bisa mencoba beberapa mainan yang dipajang di bagian luar museum.

Sewaktu kecil, saya juga sempat beberapa kali diajak berkunjung ke museum oleh Opa. Rasanya masih ingat beberapa museum yang pernah kami kunjungi bersama, walaupun tidak secara mendetail. Selain itu saya pergi ke museum saat study tour bersama sekolah, mulai dari SD sampai SMA. Beberapa kali saya juga pernah mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas sahabat museum untuk mengisi waktu luang. Jauh dalam lubuk hati, saya juga ingin setidaknya Albert punya kenangan berjalan-jalan ke museum bersama kami sebagai bagian dari memori masa kecilnya.

Dua alasan di atas membuat kami mulai mengajak Albert berkunjung ke berbagai museum, terutama di Jakarta. Awalnya kami mengajak Albert ke museum-museum yang menarik untuk anak seusianya, misalnya Museum Transportasi atau Museum Layang-layang. Lama-kelamaan kadang Albert lah yang mengajak kami untuk ke museum.

Memang sih, museum-museum di Jakarta belum sekeren atau benar-benar child friendly seperti museum-museum di luar negeri. Namun beberapa tahun belakangan ini terasa bahwa beberapa museum mulai berbenah dan ramai pengunjung saat akhir pekan. Keterangan-keterangan sudah banyak yang ditulis dalam dua bahasa dan di beberapa museum mulai ada layar sentuh yang bisa dipakai untuk mendapatkan berbagai informasi atau QR code yang bisa dipindai untuk mendapatkan penjelasan lanjutan. Saya berharap ke depannya museum juga membuat semacam teka-teki atau aktivitas menarik bagi anak-anak agar mereka bisa merasakan keseruan berjalan-jalan di museum.

Sebenarnya apa sih manfaat mengajak anak ke museum?

Jangan kira bahwa Albert akan tenang berjalan di dalam museum, membaca semua keterangan yang ada, menikmati setiap sudut museum, dan bisa menceritakan isi museum itu saat perjalanan pulang. Tidak, kok. Ia tetap senang berlari-lari dan tak jarang merasa bosan padahal baru seperempat bagian museum yang dijelajahi. Namun demikian, yang saya lihat tetap ada kenangan dari museum yang pernah dikunjunginya. Misalnya saat berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik, Albert senang bisa melihat langsung lukisan karya Hendra Gunawan yang disebut-sebut di buku pelajarannya. Melihat bekas penjara bawah tanah di Museum Sejarah Jakarta, takjub dengan kapal dari Papua yang dibuat dari satu batang pohon besar di Museum Bahari, sampai kagum melihat berbagai perhiasan emas di Museum Nasional. Albert juga banyak tahu tentang tsunami dan gempa bumi dari alat peraga di PP-Iptek Taman Mini dan di Museum Geologi, Bandung. Atau juga berbagai jenis uang dari berbagai negara yang bisa dilihat di Museum Bank Indonesia.

Dengan berkunjung ke berbagai museum, anak-anak juga mendapatkan kesempatan untuk melihat secara langsung benda-benda yang selama ini hanya bisa mereka lihat di buku atau televisi. Kadang mereka bahkan bisa memegang atau masuk ke dalamnya. Pengalaman ini mungkin sulit didapatkan di lingkungan rumah sehari-hari. Misalnya masuk dan duduk pada kokpit pesawat di Museum Transportasi, Taman Mini.

Atau bisa melihat dan memegang berbagai rempah-rempah di Museum Bahari.

Atau kegirangan saat bisa melihat dan mencoba mesin ketik di Museum Bank Mandiri. Menurut Albert mesin ketik itu cool, karena tidak pakai listrik dan tidak perlu ada printer, hasilnya langsung jadi!

Jadi anak-anak bisa memuaskan rasa ingin tahunya dan belajar banyak hal-hal baru dengan pergi ke museum. Bahkan kami juga mendapatkan banyak pengetahuan baru dengan mengantar Albert berkunjung ke berbagai museum. Saya juga memperhatikan kalau Albert beberapa kali menghubungkan pelajaran yang baru didapatnya di sekolah dengan kunjungannya ke museum. "Oh, aku pernah lihat maket rumah adat suku ini di Museum Nasional," misalnya. Atau juga "Aku pernah lihat biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda."

Sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu isi museum yang akan kita kunjungi agar bisa memberikan sedikit penjelasan kepada si kecil. Cari tahu dulu seperti apa kondisi di museum dan cermati juga kira-kira apa yang disukai atau tidak disukai oleh mereka. Jangan sampai kunjungan ke museum malah membuat mereka takut atau bahkan trauma. Albert saat berumur 3 tahun misalnya senang dengan aktivitas membuat layang-layang serta memainkannya di Museum Layang-layang, tetapi ia takut dengan berbagai bentuk layang-layang yang dipamerkan jadi kami langsung keluar. Saat kami ke sana lagi ketika ia sudah berumur 7 tahun, Albert malah suka dengan bagian museum yang memamerkan layang-layang itu. Atau contohnya saat berkunjung ke Museum Bank Indonesia tiga tahun lalu, Albert agak takut pada bagian museum yang gelap dan berefek suara keras menggambarkan suasana perang. Belum lama ini ia mengajak lagi ke sana dan sudah tidak takut lagi.

Bagaimana urban mama? Siap mengajak si kecil ke museum?

5 Comments

  1. avatar
    Gabriella F September 20, 2016 9:42 am

    @zata iya kan seruuuu...

    @aini waduh apalagi di tempat-tempat yang museumnya bagus-bagus, pasti Alma senang banget!

    @angie iya bener, kalo museumnya sepi tuh suka nyeremin ya...

    @hanana ayo ajak azani ke museum, pasti seru!

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    hanana fajar September 16, 2016 10:58 am

    seruuuuuu bangettt Al! jadi pengen bawa Azani ke Museum jugaaaa:)

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Angie Renata September 15, 2016 10:51 pm

    Seruu bisa nyobain duduk di kokpit pesawat! Setuju Ella, sebelum ke museum baiknya cari tahu dulu tentang museum yang dituju. Waktu ajak hanif ke museum pos pertama kali, kita malah gagal eksplor gara2 museumnya ternyata ada di basement yang sepiiii dan isinya patung-patung diorama seukuran badan semua. Yang ada kita balapan ngibrit balik ke atas haha >___<

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Retno Aini September 15, 2016 5:08 pm

    Albert kamu kayak penulis2 deh posenya di depan mesin ketik xD Setuju Ella, museum ini salahsatu cara yg bagus buat menjawab rasa ingin tahu anak2. Gue juga suka bawa Alma ke museum karena hal yg sama.. udah manfaatnya banyak, murah pula hihi. Jadi ingat, di bbrp website museum internasional itu ada halaman khusus buat informasi kegiatan anak2 & kelas2 edukasi di museum... trus di situ orangtua juga bisa print semacam activity sheets untuk anak2 kerjakan sambil menikmati isi museum. Semoga musem2 di Indonesia bias semakin bagus ya.. jadi makin banyak orangtua yang senang mengajak anak2nya ke sana.

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    zata ligouw September 15, 2016 9:09 am

    waa seru banget Albert.. Sabil juga kemarin lusa abis jalan2 ke Museum Fatahillah..

    1. avatar

      As .