Susu UHT… Amankah untuk Anak Saya?
Sejak disapih, Kira dan Kara (4 tahun) mulai minum susu UHT. Saya memilih susu UHT karena pertumbuhan si kembar sudah cukup baik sehingga tidak memerlukan susu formula khusus. Rata-rata mereka minum sekitar 200-500 ml susu UHT per hari. Kebiasaan Kira-Kara minum susu UHT ini sering menimbulkan banyak pertanyaan baik dari keluarga maupun para tetangga. Beberapa orang menyarankan agar saya merebus dulu susu UHT sebelum diberikan kepada Kira-Kara. Alasannya agar lebih yakin susu itu sudah matang dan tidak akan membuat anak sakit perut. Ada juga yang berpendapat kalau kita lebih baik membeli susu sapi segar yang sering ditawarkan keliling kompleks karena bebas bahan pengawet dan langsung dijual oleh peternakan.
Dari yang pernah saya baca, susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan susu yang sudah dipanaskan selama 2-4 detik pada suhu 140° Celcius dan segera didinginkan sampai 4-5° Celcius. Waktu pemanasan singkat ini bertujuan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu, sementara kuman bisa mati dengan suhu sangat tinggi itu. Setelah itu susu dikemas dengan menggunakan teknologi aseptik dengan kemasan aseptik. Karena itulah susu UHT tahan disimpan dalam suhu ruang selama berbulan-bulan.
Sejauh ini saya menyimpulkan beberapa kelebihan susu UHT dibandingkan jenis susu lain, yaitu:
- Aman untuk dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab penyakit.
- Memiliki warna, rasa, dan penampakan mendekati susu sapi segar.
- Susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet.
- Sangat praktis untuk dikonsumsi dan tidak harus disimpan di dalam kulkas jika belum dibuka.
- Mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.
Tapi kita juga harus memerhatikan beberapa hal saat membeli susu UHT:
- Periksa tanggal kedaluwarsa susu untuk memastikan susu yang dibeli belum kedaluwarsa atau mendekati tanggal kedaluwarsa.
- Pastikan susu UHT yang akan kita beli disimpan dalam suhu ruang/tidak terpapar panas matahari dan kemasannya masih berbentuk bagus/tidak penyok.
- Sebelum diberikan pada anak, periksa dulu kondisi susu antara lain rasa, warna, dan bau sebelum dikonsumsi. Sebaiknya urban mama cicipi dulu, jika terasa berbeda atau aneh, jangan dikonsumsi.
- Simpan susu UHT yang sudah dibuka di dalam suhu kulkas dalam keadaan tertutup rapat untuk mengurangi risiko pencemaran mikroorganisme.
- Pastikan kondisi kulkas bersih dan periksa suhu dalam kulkas.
Untuk konsumsi sehari-hari biasanya saya menyediakan susu UHT kemasan satu liter dan setiap malam saya akan mengecek kulkas apakan masih ada sisa susu hari itu atau tidak. Untuk bekal sekolah atau untuk dibawa saat bepergian, saya biasanya membawakan Kira-Kara susu ukuran 125 ml agar langsung habis sekali minum.
Urban mama mau tahu lebih banyak tentang susu UHT ini? Apakah benar susu UHT aman untuk diminum? Apakah susu UHT menggunakan pengawet? atau urban mama punya pertanyaan lain seputar susu UHT? Yuk, kita tanyakan langsung pada ahlinya, Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, Msc seorang guru besar dan pakar teknologi pangan yang juga menjabat sebagai Direktur SEAFAST IPB akan menjawab pertanyaan urban mama di sini. Catat tanggalnya ya Mama, Selasa 7 Oktober 2014 pukul 12.00 - 14.00 WIB. Jangan sampai ketinggalan.
tfs bunda kikaaa… *cyubit gadis-gadis lucu*
Anak saya alergi susu UHT.
Wah, perlu di catet nich tentang susu UHT, buat referensi kelak.
Makasih Bunda wiwit...
aahhh.. ternyata masih banyak ya yang berpikiran UHT ini banyak pengawetnya. Tetanggaku ada yg phobia UHT. Anaknya gondongan dibilangnya karena sering minum UHT. Badan anaknya panas, dibilangnya gara-gara abis minum UHT. Jadi penasaran juga bertanya pada yg lebih ahli. Eh udah boleh post pertanyaan di thread lhoo.. Yuuk mamas, drpd kelewatan sesinya..
makasih mama kikaaa atas informasinya..
asik, ikutan lagi ah tanggal 7 nanti...