It's About Time for Self-Weaning
Weaning with Love menjadi cita-cita saya sejak awal. Bagi saya sangat disayangkan sekali awal menyusui yang indah harus diakhiri dengan tangisan, kemarahan, penolakan dari anak karena dipaksa berhenti menyusu. Kebetulan sejak berusia 1 tahun, frekuensi Rey menyusu di siang hari memang menjadi berkurang terutama jika kami sedang tidak di rumah. Misal, ketika saya ajak ke mall atau ke pesta, Rey sudah pasti tidak akan minta disusui. Begitu kami sudah sampai rumah dan rebahan di kasur barulah ia minta nunu (istilah Rey untuk menyusu).
Pada siang hari jika sedang bersama saya di rumah dan Rey sudah sangat mengantuk, ia bisa tertidur sendiri di kasur sementara saya masih sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Namun jika tidur malam nunu sudah menjadi ritual yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi jika seharian tidak bertemu dengan saya, nunu sudah menjadi ajang Rey melepas kangen dengan Ibunya. Kemudian saya berpikir, pastilah susah menghentikan kegiatan menyusui ini nantinya.
Seizin suami, semenjak umur 18 bulan setiap malam saya selalu membisikkan kata kata 'sakti' kepada Rey yang tengah saya susui. 'Rey sudah besar, nanti kalau sudah tiup lilin sudah ga nunu Ibu lagi ya'..... beberapa kali tanggapannya selalu sama, ia akan kesal sambil bilang 'ga mau'. Tetapi saya tetap santai saja, karena merasa masih panjang waktunya sampai ia dua tahun. Saya tahu proses hypnotherapy ini tidak bisa cepat maka dari itu saya sengaja memulainya di usia 18 bulan. Agar saya bisa lebih tenang dan tidak terburu-buru dengan deadline usia 2 tahun.
Menginjak usia 20 bulan, pada malam hari Rey tiba-tiba tertidur tanpa menyusu seperti biasa. Saya pikir mungkin saja Rey kenyang atau kecapekan main. Tengah malam ia terbangun dan meminta cucu (istilah yang digunakan Rey untuk susu UHT di botol). Saya tahu pasti Rey bisa membedakan mana nunu dan cucu. Lalu saya ambilkan UHT dan saya tuang ke botolnya, sambil tiduran ia minum susu dan kemudian lanjut tidur lagi sampai pagi. Malam berikutnya Rey dengan jelas meminta cucu sebelum tidur. Saya sengaja tidak menawari menyusu, karena biasanya ia akan meminta sendiri walaupun sudah diberikan makanan atau minuman lain sebelum tidur. Dan benar saja begitu susunya habis, dia bilang 'bu tutup (botol susunya)' guling-guling sebentar menguap dan lalu tertidur sendiri.
Saya mulai bingung, apakah saya tetap harus menawarkan menyusu ataukah anggap saja latihan menyapih? Seminggu berlalu dan Rey masih dengan pola yang sama. Sama sekali tidak lagi meminta disusui. Bahkan ketika sakit, biasanya ia akan menempel terus-menerus untuk menyusu. Kali ini ia hanya memanggil-manggil saya, dan ketika saya mendekat ia hanya memegang pipi saya lalu tertidur lagi. Saya masih menebak-nebak apakah kali ini nursing strike ataukah weaning? Kemudian saya menemukan artikel yang kurang lebih berisi 'the identification of a strike, versus weaning, is simple. Weaning is something that happens gradually over several weeks or months with baby or child dropping a single nursing at a time. A strike is something that happens abruptly. Baby or child is nursing several times a day and suddenly stops completely'. Mungkinkah Rey yang saat ini berusia 20 bulan bukan lagi nursing strike melainkan sudah menyapih?
Di satu sisi saya merasa lega karena pada akhirnya Rey bisa menyapih atas kemauan sendiri, tapi di sisi lain saya merasa sedih karena belum genap dua tahun saya menyusuinya. Timbul kekhawatiran lainnya, bagaimana jika payudara saya bengkak karena Rey sudah tidak menyusu lagi? Kebetulan saya termasuk hiperlaktasi, dengan usia Rey 20 bulan ASI saya masih tergolong cukup banyak. Pengalaman saat Rey nursing strike saya benar-benar kesakitan menahan bengkak karena tidak bisa maksimal memerah ASI menggunakan pompa. Namun mungkin inilah bedanya nursing strike dengan weaning, ketika demand sudah tidak ada maka supply hilang dengan sendirinya. Ajaib sekali, ketika Rey memutuskan menyapih, produksi ASI saya pun benar-benar berhenti tanpa drama bengkak dan sebagainya.
Beberapa orang juga menyayangkan mengapa saya terlalu dini memulai hypnotherapy pada Rey yang berujung menyapih di usia 20 bulan. Saya hanya bisa tersenyum, karena saya percaya setiap anak menyapih atas kemauan sendiri. Seperti kata konselor laktasi Jan Barger ”Do children naturally wean themselves?” “Yes, they do. Some wean earlier, some later, but they all wean themselves eventually”. Setiap Ibu pasti punya cara dan cerita tersendiri dalam hal menyapih. Saya sendiri lega dan bangga Rey bisa menyapih tanpa drama, walaupun kurang 4 bulan sampai usia 2 tahun saya merasa, yah memang sudah waktunya.
@Siska Knoch : semangat Mama Siska semoga sukses WWL nya :)
@Eka Wulandari Gobel : aamiin aamiin terima kasi mama Eka :)
@Honey Josep : Semangat mama Honey pasti bisa Dre WWL nanti, semoga lancar dan tanpa drama aamiin :)
@Chamarsha89 : Alhamdulillah di aku dan Rey ngaruh banget mam, semoga nanti bisa menyapih dengan sendirinya yah dan kalo bisa di 2 taun aja biar pas hihi :)
hypnotherapy itu manjur banget yah? aku juga pengen nyoba nerapin biar bisa WWL kaya mba woro.. sama kaya atha kalo sekarang masih tim nenen garis keras..hihi nanti kita berjuang sama2 ya tha biar bisa WWL..thanks for sharing mba woro..
Aku juga lagi deg-degan nih gimana menyapih Dre nanti. Semoga proses WWL Dre nanti juga selancar Woro dan Rey :)
Wah Rey pinteeer! Sehat2 terus dan tambah pinter yaaa :*
Aku juga lagi proses WWL nih mama woro, pencerahan banget artikelnya. tfs :) .