Ketika Kakak dan Adik Bertengkar
Ada berapa banyak Urban mama di sini yang mempunyai anak lebih dari satu? Saya salah satunya. Saat anak-anak masih kecil, kakak beradik ini terlihat begitu lucu dan imut menggemaskan, pastilah keadaan rumah masih aman dan damai. Bagaimana sekarang setelah mereka beranjak besar? Bertengkar? Rebutan? Dan berlanjut dengan rumah berantakan? Pastinya.
Konflik antara si kakak dan si adik pasti ada, apalagi kalau ujung-ujungnya bertengkar. Melihatnya jadi bikin pusing? Sudah pasti. Namun ada beberapa hal yang Urban mama dapat lakukan untung mengatasi dan melerai pertengkaran antara si kakak dan si adik, agar tak berujung pada kelelahan emosi jiwa dan raga Urban mama.
1. Kenali karakter anak sejak dini. Apakah si kecil pembawaanya mellow, sensitif, atau malah justru cuek. Pada saat si kakak dan si adik bertengkar, kalau orangtua sudah mengenal karakter si anak, akan lebih mudah untuk bisa bertindak (melerai) dan memberikan solusi yang tepat. Ravi si sulung pembawaanya mellow sekali, dia tipe yang harus menerima setuhan dan pelukan serta diberikan penjelasan dengan nada suara yang halus. Sementara Hafeez sang adik cenderung cuek; di usia yang lebih muda dari Ravi justru dia sudah bisa dikenalkan dengan konsekuensi. Dan tidak seperti kakaknya, saat melerai Hafeez tidak butuh banyak dipeluk, malah ia butuh ruang sendiri untuk tenang.
2. Kenali batas emosi dan kendali diri kita. Saya bukanlah tipe ibu yang penyabar ketika melihat anak-anak bertengkar. Namun pada saat kita sendiri sudah mulai merasa sampai pada 'batas toleransi', biasanya saya akan masuk ke kamar atau menjauh dari tempat kejadian terlebih dahulu. Cukup efektif untuk mengatur napas dan mengatur kata-kata yang akan keluar dari mulut untuk melerai anak-anak.
3. Bantu beri solusi. Masa kanak-anak merupakan fase egosentris. Kita yang dewasalah yang bisa memberikan solusi. Seiring dengan perkembangan anak, bantu mereka untuk melihat konsekuensi dari perilaku buruknya (dalam hal ini bertengkar). Selalu upayakan untuk mencari solusi yang win-win solution.
Kita sudah tidak hidup pada zaman di mana sang kakak yang harus mengalah dan segala perilaku sang adik harus selalu dimaklumi. Setiap anak bertengkar, penting bagi orangtua untuk jernih screening masalahnya terlebih dahulu, kalau misalnya adik yang salah ya ajak untuk minta maaf dan beritahu kalau tidak boleh diulangi lagi karena kakak nanti sedih; hal yang sama juga berlaku bagi si kakak. Biasakan anak-anak untuk mencari pemecahan masalah secara sehat dan bangun empati mereka terhadap satu sama lain. Semoga sharing ini dapat membantu Urban mama-papa dalam mengatasi konflik antara si kakak dan si adik ya.
TFS mama Ravi & Hafeez.
Saya dalam masa ini, di kk (6) & si adik (3).
Adem sebentar kemudian heboh lagi, tapi selalu saya mengajarkan untuk minta maaf & berpelukan sebagai bukti damai.
Klo mereka lagi berantem hebat, saya cuma berdiri tanpa komen apa2,biasanya mereka ngerti & kadang langsung meluk saya sambil menyebutkan siapa yang mulai terlebih dahulu.
Tfs mom, saya juga sedang mengalami hal seperti ini, butuh ekstra sabar yang luar biasa.
jadi ingat gimana dulu ayah saya menangani saya & adik2 kalau berantem... setuju banget mbak, kalau orangtua mengenali karakter anak, pendekatan buat problem solvingnya jadi mengena. terima kasih utk sharingnya ya mama Ravi & Hafeez
Sayaaaaa... pada masa ini anak-anak sekarang.
#nggajadijambakjambakrambutsetelahbaca treadini.
Thanks for sharing mama Ravi & Hafeez
thanks sharingnya, dirumah 2 anak laki-laki pasti ada saja bertengkar. bener banget kita ahrus bisa mengenal anak untuk mudah menghadapinya dan juga bagaimana memberikan pengertian ke mereka