Memilih Kegiatan Ekstrakurikuler
Memilih kegiatan ‘ekskul’ untuk anak ternyata tidak segampang yang kami bayangkan. Terlebih dua tahun lalu kami baru tahu kalau Zee asthmatic yang dipicu alergi. Banyak sekali ‘pantangan’nya: tidak boleh berenang dulu, tidak boleh makan citrus, berries, dan lainnya. Kami juga berusaha memilih kegiatan yang tidak menghabiskan tenaganya. Berhubung sudah berbulan-bulan Zee tidak pernah asthma (alhamdulillah!), atas seizin dokternya kami mulai memilah-milah mana kegiatan di luar sekolah yang sekiranya cocok untuk Zee.
Sebenarnya di childcare sendiri Zee sudah ikut music class dan speech and drama class, yang ternyata dari hasil laporan gurunya, Zee senang sekali play pretend. Kegiatan di speech and drama class ini juga sekaligus latihan untuk pentas akhir tahun sekolahnya. Music class? Not so much. Beberapa kali kami tawari les piano, dia hanya menjawab "ngga mau". Kemudian melihat bahwa dia senang sekali kegiatan outdoor, kami (terutama papanya) mencoba untuk mengenalkan olahraga sepak bola kepada Zee. Lagipula, nama Zee (Zlatan A. Pradono) diambil dari nama salah satu pemain bola terkenal idola papanya. Kalau anaknya tidak senang sepak bola dan malah senang (misalnya) catur, 'kan sedikit ironis ya? Hahaha..
Kembali lagi ke cerita pengenalan sepakbola. Sebelum kami ajak untuk trial, Zee kami kenalkan dengan olahraganya dahulu lewat youtube atau televisi. Setelah dia bilang mau, barulah kami pergi untuk beli sepatu sepak bola. Papanya terharu sekali, sepertinya ini salah satu momen yang sudah ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun. Anak laki-lakinya mengikuti jejak papanya bermain bola!
Hari yang ditunggu pun datang. Setelah bersiap-siap, kami berangkat ke salah satu sekolah sepakbola (JSSL Arsenal Singapore). Sebenarnya bukan pilihan utama kami, hanya lokasinya sangat dekat dengan rumah. JSSL Arsenal ini ‘menumpang’ di lapangan track & field salah satu SMA di Singapura. Kondisinya, sudah pasti sangat bagus dan terawat sesuai standar Singapura. Hari pertama kami sudah dibuat terbengong-bengong dengan keseriusan para pelatih. Mereka tidak jarang bicara dengan nada keras dan penuh kedisiplinan, padahal kelompok Zee kesemuanya dibawah usia lima tahun (under 5’s). Karena baru trial, jadi kami juga nothing to loose apabila Zee tidak mau lanjut. Ternyata Zee senang sekali dengan sepak bola.
Kami juga melihat JSSL Arsenal Singapore ini berusaha mengimbangi antara kompetisi di lapangan dengan having fun setelahnya. Untuk anak-anak Under 5’s, setelah latihan selesai, mereka diberi waktu untuk bermain air sehingga semua anak-anak pulang dengan hati senang.
Setelah memastikan bahwa Zee senang dengan sekolah sepak bolanya, kami memutuskan untuk daftar penuh satu term untuk Zee. Menurut kami, sekolah bola ini sangat bagus untuk Zee. Dia belajar focus dengan mendengarkan perintah pelatihnya, yang saya saja kadang bingung mendengarnya, dari lari zig zag, lompat kemudian menggiring bola ke gawang. Pertama-pertama namanya juga anak-anak, mereka lebih memilih untuk gelantungan di tiang gawang atau memungut daun kering yang masuk ke lapangan, hahaha! Tetapi lama-lama Zee mulai mengerti dan bisa mengikuti instruksi sang pelatih. Senang sekali melihatnya, anak-anak kecil ini sangat semangat bermain bola. Walau mereka dibagi-bagi menjadi beberapa group yang saling berkompetisi di lapangan, sewaktu pulang mereka sangat sportif dengan saling mengucapkan bye bye dan see you next week!
zee asik bangeett! jadi mau ah nyari futsal buat anak-anak di deket rumah :)
Upsss kok matchmaker, Playmaker maksudnyaaa.. Salah salah maap.. hihihi
Mom Woro, seruuuuuu banget kayaknya, bacanya kebayang euforia di lapangan.. apalagi edisi gegoleran ditengah dribbling bolaa. Semoga jadi matchmaker yah Zee!
seruu yaa..lucu banget liat anak2 main bola, hiburan juga buat kita yg nonton ya :)
keren ya, pelatihnya serius dan yg paling penting zee nya keliatan seneng banget!
ih lucu banget deh... seru gitu keliatannya. beneran dream come true-nya andri ya, hahaha. itu di foto yang terakhir, di lapangan2 berikutnya anak2 seumur zee juga apa kakak2 yang lebih gede?