Memilih Kegiatan Kursus untuk Anak
Sejak mulai duduk di bangku SD, Mika memang sudah mulai kami ikutkan kursus. Sebagai anak yang aktif dan cenderung dominan otak kanan, Mika sangat menyukai kegiatan dan hal-hal yang bertema fisik dibandingkan akademik sehingga pilihan kursus akademik tentu saja bukan pilihan yang menarik bagi Mika. Selain bukan pilihan yang menarik untuk Mika, saya dan suami pun memang belum menginginkan kursus akademik seperti bahasa inggris, komputer, matematika, dan sebagainya untuk Mika. Saya dan suami sepakat untuk mulai memberikan kursus akademik ke Mika jika dia sudah ingin dan sudah saatnya. Kami berpikir kelas 5 dan 6 SD nanti Mika seharusnya sudah mulai siap menjalani kursus akademik tambahan.
Pilihan kursus fisik yang sekarang diikuti oleh Mika tentu saja bukan pilihan kami orangtuanya saja, tetapi lebih kepada apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh Mika. Kami hanya mencoba mengarahkan dan memberikan masukan saja kepada Mika. Seperti kursus beladiri yang Mika ikuti. Kursus beladiri merupakan kursus pertama yang Mika ikuti dan dia pilih sendiri sesuai keinginannya, pilihannya jatuh kepada kursus Wushu. Mika memilih Wushu pun setelah sebelumnya kami ajak ke beberapa tempat kursus beladiri lainnya seperti silat, karate, tekwondo dan wushu hingga akhirnya pilihan jatuh pada kursus beladiri wushu.
Kursus lainnya yang Mika ikuti adalah gymnastic. Kursus gymnastic sendiri sebenernya diikuti oleh Mika karena kebutuhannya untuk menunjang wushu. Mika sudah agak lama mengikuti Wushu dan sudah mulai masuk ke jenjang yang lebih serius, sehingga diperlukan kelenturan dan kekuatan fisik yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, tambahan kursus gymnastic diperlukan oleh Mika dan tentu saja, itu pilihan Mika sendiri. Yah walaupun setelah ikut kursus gymnastic, setiap saat jika terdapat lahan yang agak luas, Mika selalu melakukan gerakan koprol dan kayang.
Pilihan kegiatan lainnya jatuh kepada berenang. Berenang ini sendiri selain Mika menginginkannya, saya pun merasakan sangat perlu bagi Mika. Apalagi setelah kami berkonsultasi dengan psikolog tentang perkembangan Mika dan disarankan untuk mencoba berenang sebagai salah satu metode mengasah motorik halusnya. Walaupun secara motorik, Mika sudah bagus, tetapi berenang merupakan salah satu solusi untuk melatih Mika lebih telaten karena selama ini Mika agak kurang telaten dalam hal menulis. Lewat berenang diharapkan Mika akan terbiasa dengan ketelatenan.
Kursus lainnya yang baru Mika ikuti adalah panjat tebing. Sebenarnya untuk panjat tebing ini awalnya adalah keinginan saya dan suami, tetapi kami belum pernah membicarakannya dengan Mika. Saya dan suami menginginkan Mika ikut panjat tebing karena melihat potensi yang dimiliki oleh Mika dari kecil. Pernah kejadian ketika Mika TK, gurunya mengirimkan foto Mika ke saya yang sedang bergelatungan di dahan pohon. Dari beberapa kejadian seperti Mika memanjat pohon serta bergelantungan di tiang-tiang, akhirnya kami mengajak Mika ke tempat main panjat tebing. Ternyata di tempat tersebut, Mika bisa belajar panjat tebing dengan kakak senior yang tergabung dalam komunitas panjat tebing. Waktu latihannya pun sangat fleksibel sehingga tidak terlalu mengikat. Setelah Mika mencoba panjat tebing, dia sangat tertarik dan meminta kami untuk menambahkan panjat tebing sebagai aktivitas luar sekolahnya.
Ada beberapa hal yang saya dan suami jadikan pertimbangan dalam memilih kegiatan kursus untuk anak, antara lain:
1. Memilih kursus sesuai keinginan anak. Ini dilakukan bukan untuk memanjakan anak, tetapi lebih karena melihat potensi diri anak. Ada anak yang menyukai kursus A dibanding B, tetapi terkadang orangtua memilihkan yang sebaliknya di mana hal tersebut tidak disukai oleh anak. Ini akan membuat anak semakin tidak menyukainya.
2. Mencari tempat kursus yang dekat dari rumah. Ini dilakukan agar anak tidak terlalu lelah selama perjalanan dan bisa sesegera mungkin kembali ke rumah untuk beristirahat.
3. Melihat durasi waktu kursus. Menurut kami, ini sangat penting. Durasi waktu kursus sebaiknya jangan terlalu lama sehingga akan membuat anak terlalu lelah. Pilih durasi waktu kursus yang sesuai dengan kebutuhan anak.
4. Antar dan temani anak. Ini selalu saya lakukan untuk melihat dan memantau kegiatan anak. Karena kursusnya bukan akademik, sehingga saya bisa melihat langsung kegiatan yang Mika lakukan. Dengan demikian saya bisa melihat apakah Mika mendengarkan gurunya, bercanda atau malas-malasan. Dan ini akan membantu saya untuk mengetahui langkah apa yang harus diambil jika Mika sudah mulai malas dan bosan atau tidak serius mengikuti kursus.
5. Rajin berdiskusi dengan guru kursusnya. Seperti di sekolah, diskusi dengan guru kursus pun tak kalah pentingnya untuk mengetahui perkembangan anak yang tidak teramati oleh kami namun bisa ditemukan oleh gurunya.
Bagi kami, apapun kursus yang diberikan yang terpenting adalah anak menyukainya dan sesuai dengan kebutuhan anak. Jangan sampai tambahan-tambahan kursus yang diberikan ke anak hanya membuat anak stress atau tidak menikmatinya. Selalu diskusikan pilhan tersebut kepada anak, sehingga nantinya anak akan mengerti maksud dan tujuan mengikuti kursus tersebut.
Kira-kira apa saja kegiatan kursus yang Urban Mama dan Papa pilihkan untuk untuk anak-anak?
kalo liat Mika skrg, gak nyangka ya dulu lahir prematur, keren bgt.. bagus ya,jadi bisa skalian buat nyalurin "aktif" nya..
setuju soal kursus akademik, kalo masih bisa "catch up" di sekolah ama di rumah masih bisa diajarin , kayanya belum perlu2 amet.. aku sampe skrg jg cuman les-in piano doank buat Ben, biar tangan kiri nya gak kaku,sekalian ngelatih motorik.
Anakku baru setahun lagi aku ikutin kelas bahasa inggris nih mbak ya walaupun belum lancar ngomongnya tapi setidaknya ada pembiasaan ya. Karena aku kurang lancar berbahasa asing
whoaaa semua les mika fisik banget yaaa diet. emang nih aktif deh mika :) asal anaknya seneng sih ngga apa-apa yaaa dan pastinya yang nganter semangat juga.
kalo alde sama arza les di luar ekskul sekolah cuma ikut les bahasa inggris & wushu aja diet. belum nambah soalnya alde kelas 6 nambah ikut bimbel & di sekolah juga ada pendalaman materi.
mungkin setahun lagi baru bisa ikut les yang lain.
iya teh fisik semua, tapi kemaren dia minta ikut les sempoa, mungkin udah pusing sama pelajaran matematika kali ya hehe