Mengajak Balita Menginap di Hostel
Saat berlibur ke Sydney beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk menginap di hostel. Pesawat lanjutan kami ke Melbourne jadwalnya pukul 7 pagi, yang artinya paling lambat pukul 6 pagi kami sudah harus berangkat ke bandara. Setelah mencari tahu, ternyata semua penginapan yang paling dekat dengan stasiun kereta berjenis hostel.
Saya memutuskan untuk naik kereta ke bandara karena tidak ingin mengandalkan taksi. Sebenarnya biaya naik uber dari hostel ke bandara Sydney masih terjangkau karena letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota. Namun saya pernah merasakan pengalaman buruk saat di Budapest, sudah memesan taksi dari jauh-jauh hari untuk ke bandara, ternyata taksinya tidak datang. Apalagi saat itu pukul 5 pagi, jadi tidak mungkin menyetop taksi di pinggir jalan. Selain itu, tidak semua uber punya car seat, padahal berdasarkan peraturan di Australia, Olong wajib duduk di car seat.
Setelah membaca-baca review, pilihan saya jatuh pada 790 di George Street Hostel yang letaknya memang tepat di sebelah Central Station. Jadi saya tidak perlu berjalan terlalu jauh ke stasiun, hanya sekitar 5 menit, itu juga karena agak memutar karena harus naik lift.
Keuntungan menginap di hostel adalah dikelilingi tempat-tempat makan yang enak dan murah meriah, toko-toko, serta minimarket. Sisi tidak enaknya adalah lingkungan sekitar yang ramai, jadi kalau malam agak berisik. Namun di Sydney ini toko-toko sudah tutup pada pukul 7 malam, berbeda dengan Jakarta yang masih macet sampai pukul 11 malam.
Hostel memang sering dikaitkan dengan backpackers, tetapi menurut saya menginap di hostel cukup nyaman. Lokasi hostel juga biasanya di pusat kota, jadi dekat ke mana-mana. Apalagi kalau memilih kamar privat seperti kami, sebenarnya serasa tinggal di hotel dengan fasilitas dapur dan laundry (berbayar tentunya).
Sedikit tips untuk urban mama yang ingin mencoba menginap di hostel:
- Karena pergi bawa anak, jadi harus benar-benar membaca review hostel itu. Saya biasanya membaca review dari tempat memesan hostel seperti hostelbooker, hostelworld, dan lain-lain, serta membaca juga review di tripadvisor.
- Kamar hostel terbagi menjadi 3 jenis: unisex dorm, female/male dorm, dan private room. Jadi jangan sampai salah klik ya, pilih jenis kamar sesuai dengan kenyamanan kita.
- Cek apakah ada age restriction. Tidak semua hostel mau menerima anak kecil. Bahkan di 790 on George juga ada usia maksimal. Untuk anak di bawah 18 tahun biasanya tidak dikenakan biaya, tapi harus memesan kamar privat.
- Cek fasilitasnya. Apakah ada wifi, AC, lift, dapur, laundry, terutama masalah kamar mandi, karena bahkan kamar privat pun tidak semua punya punya kamar mandi. Seperti kamar tempat kami menginap, walaupun privat, tetapi kamar mandi tetap sharing.
- Cek lokasi. Biasanya di dekat hostel pasti ada club atau pub dan sebangsanya. Kalau tidak mau mengalami kebisingan di malam hari, pilih hostel yang jauh dari hingar-bingar dunia malam.
- Jangan lupa, kalau hostel bayarnya per orang. Saat pergi bersama suami, saya jarang menginap di hostel karena biaya per orang di hostel jika dikalikan dua biasanya jadi setara dengan harga kamar Airbnb.
Olong sarapan di dapur hostel
dapur hostel
semua wajib cuci peralatan makan setelah memakai
kulkas hostel yang bisa digunakan untuk menyimpan makanan, semua makanan harus diberi label nama
penampakan kamar kami, kecil tapi nyaman
laundry room
Alasan terakhir mengapa saya memutuskan untuk memilih menginap di hostel dan bukan di Airbnb adalah untuk menambah pengalaman Olong. Di hostel, kita berkesempatan untuk bertemu dengan orang dari berbagai penjuru dunia. Jika sehari-hari Olong hanya bertemu orang Indonesia saja, di hostel ia bisa bertemu orang dari Eropa, Afrika, China, Malaysia, dengan bahasa mereka masing-masing. Olong sangat senang melihat orang dari berbagai negara dan selalu bertanya itu orang apa, ia bicara bahasa apa. Dengan makin banyak bertemu orang, terutama yang berbeda budayanya dari kita, akan makin terbukalah wawasan kita dan bisa makin memahami cara untuk menghargai perbedaan.
micang..seru banget ya jalan2nya..
makasi sharingnya
mimi.. mimi lebih sering jalan2 berdua Mikha dulu waktu Mikha bayi hehehe
Seru banget liburan ala backpacker bersama anak dan misinya keren :)
Pengen ah suatu hari jalan-jalan ala backpacker sama dua krucil juga.
btw, keren yah uber di Oz ada ya g sediakan carseat.
waah 2 krucil.. ga ngebayang serunya hehe
Tipsnya lengkap banget! Makasih mama tacang artikelnya. Jadi terinspirasi nih nginep di hostel pas liburan. Seru yaa :)
sama-sama, semoga membantu kalo mau coba nginep di hostel
Seru cerita menginap di hostelnya... Berarti kalau bawa anak bisa milih private room dan harus perhatikan usia juga ya. Semoga nanti kalau mau keluar negeri berdua si sulung aja bisa nginep di hostel.
Tfs mama Natasha :)
iya mba, kalo dorm mungkin juga akan ga nyaman buat anak krn rame hehe
seru bangeeet sih tacanggg petualangan bersama baby olong :) seneng deh baca-baca artikelnya. buat urban mama yang masih deg2an traveling sama si kecil, abis baca ini pasti terinspirasi deh buat traveling berdua. :)
iya nih teh Nittt... dipuas2in dulu pacaran ama anak pertama, sebelum punya adek nanti hehe