Puasa dan Menyusui

Fatimah Berliana Monika Konselor Laktasi & La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Lulusan S1 Fakultas Teknik Sipil&Perencanaan ITB & S2 Magister Manajemen Universitas Indonesia.

Tulisan saya kali ini membahas mengenai Puasa dan Menyusui. Sebentar lagi, bagi yang beragama Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan. Banyak pertanyaan muncul seputar bolehkah Mama menyusui ikut menjalankan ibadah puasa. Saya tidak akan membahas dari segi agama, saya akan memaparkan beberapa penelitian mengenai Mama menyusui yang berpuasa di bulan Ramadhan. Mama sebaiknya membaca juga tulisan saya mengenai Nutrisi untuk Mama menyusui karena beberapa hal akan berkaitan dengan tulisan saya kali ini.

Mama yang menyusui secara eksklusif setiap harinya menggunakan sekitar 500 kcal. Jadi secara umum, Mama yang menyusui secara eksklusif memerlukan tambahan 300 - 500 kcal setiap hari (hanya menambahkan 1 atau 2 porsi camilan sehat dalam sehari). Nah, sebenarnya menjalankan ibadah puasa (yang lamanya sekitar 12-14 jam sehari) bukan berarti mengurangi kuantitas dan kualitas makanan namun hanya memindahkan jam makan saja. Secara umum menyiasati perubahan jam makan yang tadinya 3x per hari yaitu sarapan, makan siang, makan malam, snack pagi dan sore diubah selama puasa menjadi sahur, makan saat berbuka puasa, makan menjelang tidur malam (diatur paling tidak 1,5-2 jam sebelum tidur malam) dan snack serta minum/asupan cairan lainnya bisa disiasati setelah Mama menyusui / memerah di malam hari. Jangan lupa bahwa kadar hormon prolaktin tinggi di malam sampai dini hari yang merupakan saat yang bisa digunakan Mama untuk memerah selain menyusui langsung. Hal ini sudah saya bahas di tulisan saya mengenai Mekanisme Pembentukan & Pengeluaran ASI,Hormon Prolaktin & Oksitosin.

Sebuah penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2006 mengenai Mama yang menyusui bayi berusia 2-5 bulan yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan antara pukul 5 pagi sampai pukul 7.30 malam menemukan bahwa bayi-bayi yang disusui selama Mamanya berpuasa perkembangannya tidak terpengaruh, serta kandungan macronutrient ASI seperti karbohidrat, lemak dan protein juga tidak terpengaruh. Perubahan yang terjadi adalah pada beberapa kandungan micronutrient ASI yaitu zinc, magnesium dan potassium mengalami penurunan. Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan di sebuah kota di Uni Emirat Arab (UEA), dimana sampel penelitian adalah Mama menyusui dengan kondisi badan yang sehat dan penelitian dilakukan selama dan setelah bulan Ramadhan. Catatan tambahannya bahwa 3 kandungan micronutrient ASI yang mengalami penurunan ini dibutuhkan bayi dalam jumlah yang kecil, tidak seperti kandungan macronutrient ASI yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang besar untuk energy & pertumbuhan.

Penelitian lain yang pernah dilakukan, tidak hanya meneliti kandungan ASI serta efeknya pada bayi tapi juga meneliti kondisi Mama menyusui. Sampel penelitian adalah 48 Mama menyusui yang sehat dan juga bayi sehat berusia 1-6 bulan. Index massa tubuh Mama menyusui tidak berubah secara signifikan. Hasil lainnya adalah Mama menyusui selama bulan Ramadhan pemasukan kalori dan beberapa nutrisi kecuali protein, Vitamin A dan C berada di bawah standar kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk Mama yang sedang menyusui.
Padatahun 1983 pernah dilakukan penelitian terhadap Mama menyusui di Afrika Barat yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasilnya adalah produksi ASI tidak terpengaruh dan beberapa hal dalam komposisi ASI berubah. Para Mama menyusui tersebut cenderung untuk minum lebih banyak sepanjang malam untuk mengurangi efek dehidrasi selama berpuasa. Tubuh wanita menyusui membuat beberapa adaptasi metabolik selama puasa jangka pendek untuk memastikan bahwa produksi ASI tidak terpengaruh.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian-penelitian tersebut, secara umum para tenaga kesehatan dan ahli laktasi menganjurkan para Mama yang menyusui secara eksklusif untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadhan. Selain itu, umumnya Mama menyusui secara eksklusif akan lebih sering dan cepat haus pasca menyusui terutama ketika bayi sedang dalam tahap Grow Spurt/percepatan pertumbuhan yang bisa menyusu lebih sering dari biasanya.
Walaupun Mama sudah tidak menyusui secara eksklusif, ada beberapa kondisi di mana Mama tidak dianjurkan/tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Kondisi tersebut misalnya bila Mama sedang dalam pengobatan dari suatu penyakit, sedang menderita penyakit berat misalnya migren yang tidak terkontrol, hipertensi, diabetes, hipoglikemia dll.
Untuk para Mama menyusui yang memutuskan untuk berpuasa selama bulan Ramadhan, berikut ini adalah tips secara umum:


    1. Tetap menjaga 3 kali makan dan 2 kali snack/makanan ringan
    Menyiasati waktu makan dan snack selama bulan Ramadhan sebagai berikut : sahur dilaksanakan mendekati imsak, makan saat berbuka puasa, makan menjelang tidur malam (diatur paling tidak 1,5-2 jam sebelum tidur malam). Camilan/makanan ringan/snack serta minum/asupan cairan lainnya bisa disiasati setelah Mama menyusui/memerah di malam hari. Bila bulan Ramadhan telah selesai, segeralah mengubah kembali pola makan seperti biasa (makanpagi, siang dan sore/malam serta 2x snack).
    2. Menjaga asupan nutrisi setiap hari
    Di tulisan saya mengenai Nutrisi untuk Mama menyusui, konsep makan sehat bukan lagi 4 Sehat 5 Sempurna (Nasi, lauk pauk ,sayur mayur, buah-buahan dan susu) tetapi 13 Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Panduan dari USDA (Departmen Agrikultura Amerika Serikat) adalah “MyPlate” sebagai pengganti Piramida Makanan. Konsep "My Plate" ini memberi porsi yang hampir sama besar pada setiap elemen makanan (Piring "My Plate" terbagi atas empat bagian, yang terdiri atas buah-buahan, sayuran, protein, dan grains/padi-padian). Beberapa ahli gizi menganjurkan para Mama menyusui mengonsumsi red meat seperti daging sapi yang kaya zat besi untuk mencegah anemia, dikombinasikan dengan makan buah dan sayur yang kaya Vitamin C supaya penyerapan zat besinya optimal.
    3. Menjaga asupan cairan setiap hari
    Mama menyusui membutuhkan 3,1 - 3,8 liter (atau 13 - 16,5 cup) cairan setiap harinya, dan cairan ini tidak hanya didapatkan dari air yang diminum tapi juga dari makanan seperti sup, buah-buahan, sayur-sayuran dll. Mama paling tidak minum 2 liter air putih setiap harinya dan sisanya didapatkan dari hal lain tersebut. Dua liter minum air putih tersebut kira-kira dibagi menjadi: 1 gelas sebelum mulai makansahur, 2 gelas di sela/setelah makan sahur sebelum imsak, 1 gelas sebelum mulai makan berbuka puasa dan sisanya diatur setelah makan buka puasa, sebelum tarawih, setelah tarawih dan saat bangun malam hari pasca menyusui/memerah. Hindarilah minuman manis karena asupan minuman manis akan membuat risiko cepat lapar dan hipoglikemia, menurunkan gula darah dengan cepat.

Bila Mama mendapatkan tanda-tanda dehidrasi, segeralah berbuka puasa. Tanda-tanda dehidrasi tersebut diantaranya:


    - Merasa sangat haus (terutama pasca menyusui/memerah).
    - Urin/buang air kecil berwarna pekat (kuning tua/cokelat) serta bau yang tajam.
    - Merasa sangat lemas, lelah dan pusing/berkunang-kunang.
    - Keluhan lainnya.

    Bila pasca minum dan makan Mama masih merasakan keluhan-keluhantersebut, segeralah minum CRO/Cairan Rehidrasi Oral seperti Oralit serta istirahat. Bila di rumah tidak tersedia oralit maka bisa membuat sendiri larutan gula garam dengan komposisi sbb: Air masak 1 gelas + Gula satu sendok teh + Garam ¼ sendok teh, lalu aduk sampai larut dengan baik.
    Bila kondisi Mama tidak membaik, segeralah konsultasi ke dokter.
    4. Cukup Istirahat
    Mama merasa lemas saat berpuasaadalahhal yang wajar. Oleh karena itu usahakanlah untuk beristirahat paling tidak 1 kali di siang hari. Atau bila tidak memungkinkan untuk tidur siang, upayakan untuk sekadar duduk, berbaring dengan rileks. Perasaan bahagia, tenang, percayadiri sangat membantu agar hormon Oksitosin yang berfungsi untuk mengeluarkan ASI bekerja secara optimal.


Apabila Mama berat badannya turun selama berpuasa adalah hal yang wajar, selama Mama tetap sehat dan turun berat badannya tidak drastis (tidak lebih dari 1kg per minggu) maka tidak akan mengganggu produksi ASI.

Yang terakhir, perhatikan & pantau tanda-tanda kecukupan asupan bayi sebagai berikut:


    - Buang air kecil minimum 6x per hari.
    - Kenaikan berat badan yang baik mengikuti growth chart.
    - Perkembangan dan perilaku bayi baik, tidak rewel berlebihan dll.

Sebagai penutup, saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa & ibadah lainnya di bulan suci Ramadhan, mohon maaf lahir & batin. Happy breastfeeding & salam hangat dari New York.

20 Comments

  1. avatar
    Fajrin Dina May 31, 2016 4:55 pm

    maaf oot, apakah ada forum untuk menyusui di saat puasa?

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    dydy harbani July 17, 2013 9:56 am

    postingannya keren neh..Alhamdulillah saya ibu menyusui ( baby andra 5,5 month), udah jalanin puasa dr awal, bekerja jadi dikantor sy pompa asi,Ada perbedaan mompa asi sebelum puasa ama pas puasa, biasa 8 jam kerja dpt 4oo ml jd cuma 300 ml habis itu keleyengan lemes..tp tetep positif thinking, semoga puasanya bisa full tahun ini aminnn

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Rustanti July 10, 2013 12:24 pm

    waaah postingannya bermanfaat sekali,,
    hari ini hari pertama puasa, sebagai ibu menyusui (my baby 9mo) belm berasa apa2 nih,,kan baru jam12,hahaha,,semoga bisa yaa puasa tahun ini,,aminn
    selamat puasa semuaaa
    mkasih ya mba postingannya

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Musyafiah July 3, 2013 11:19 am

    Oia mbak, ijin share ya...

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    Musyafiah July 3, 2013 11:05 am

    Bermanfaat banget postingannya mbak Monik..
    Kebetulan saya newmom, Hana baru usia 3 bulan dan saya agak ragu-ragu bisa gak ya nanti puasa plus ASI X..Sempet kepikiran mau beralih ke sufor. Baca postingan ini saya jadi termotivasi..
    terimakasiiih..

    1. avatar

      As .