Saat Ada Darah dalam Muntah Kira

Pernah panik mendapati anak muntah hebat berkali-kali dalam sehari? Pernah kalut ketika melihat ada darah dalam muntahannya? Apa yang harus dilakukan? Apakah penyebabnya? Ini pengalaman saya saat menghadapi hal tersebut.

Beberapa waktu lalu saya mendapati Kira demam. Semalaman saya berkali-kali terbangun, mendapati Kira demam hingga 40 derajat Celcius. Rasa cemas dan bertanya-tanya menghantui semalaman. Demam apa ini? Sudah seminggu Kira batuk. Kalau memang demamnya karena batuk, mengapa demam baru muncul saat batuk sudah tujuh hari. Sepertinya saya harus mencoret kemungkinan demam karena batuk. Lantas apa penyebabnya?

Keesokan harinya, pagi-pagi Kira sudah makan. Normal. Bahkan habis dan minta tambah. Mau sembuh alasannya. Siang hari juga makan masih normal. Suhu tubuh berangsur turun di angka 38,5 derajat Celcius. Saat itu rasanya hati sudah sedikit lega. Meskipun saya masih bertanya-tanya penyebab demam yang mampir. Mulai saya olesi essential oil untuk mengurangi batuk. Namun ternyata sore hari Kira kembali muntah hebat.

Hari senin, nafsu makan Kira hilang. Satu sendok makanan yang masuk, langsung kembali dimuntahkan berkali-kali lipat. Dan di cairan muntahannya kali ini ada bercak-bercak darah. Ini yang membuat kalut bukan main. Walau si bocah maunya tetap makan karena keinginan untuk sembuh, tetapi apa daya tubuhnya selalu menolak apa saja yang masuk, kecuali air putih. Air sirup pun membuatnya muntah berkali-kali lipat banyaknya. Muntahannya menyembur dengan tekanan yang hebat.

Maka saat itu juga saya menelepon klinik tempat dokter anak langganan biasa praktik. Setelah diperiksa, diagnosisnya adalah infeksi saluran pencernaan dan Mallory-Weiss Syndrome. Jenis infeksinya kali ini bukan virus, tetapi bakteri. Jadi mau tidak mau dokter pun meresepkan antibiotik. Dan dahi saya berkerut ketika mendengar istilah baru dan asing. Berusaha berpikir dokter menjelaskan kepada saya tentang syndrome tersebut dalam bahasa awam.

Jadi Mallory Weiss syndrome itu adalah sobekan di daerah tenggorokan atau lambung yang terjadi karena tekanan yang hebat. Sobekan inilah yang menyebabkan ada darah di dalam muntahannya. Pendarahan bisa berkurang dan berhenti sendiri dalam 24-48 jam. Untuk mengurangi risiko pendarahan maka harus mengatasi penyebab muntahnya. Karena itu dokter meresepkan obat anti mual.

Obat anti mual Ini obat yang jarang saya dapat jika ke dokter meskipun sedang muntah-muntah. Pernah juga Kira mengalami infeksi pencernaan, namun karena infeksinya virus, jadi dokter hanya memberikan obat penurun panas untuk demam tingginya dan oralit pengganti cairan tubuh yang hilang. Muntah akan hilang dengan sendirinya seiring keluarnya virus dan berhentinya infeksi. Jadi jika kali ini dokter meresepkan obat mual mungkin memang sedang dibutuhkan. Istimewanya dokter tidak meresepkan obat apa pun untuk batuknya, karena infeksi virus mampu dilawan oleh tubuh. Jadi total malam itu saya membawa pulang obat hanya untuk mengatasi infeksi bakteri di pencernaan Kira. Pesan dokter, jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak ada kemajuan, harus segera kontrol lagi. Ajaibnya keesokan harinya muntah berhenti. Namun badan masih lemas. Suhu tubuh masih naik turun di 38 derajat Celcius.

Dua hari setelah ke dokter, Kira sudah mulai bermain dengan Kara. Nafsu makan sudah mulai naik, meskipun belum pulih benar. Batuk sudah sangat jauh berkurang. Hanya sesekali saja batuk. Sempat sekali muntah, tapi tidak ada darah dan tidak menyembur. Syukurlah setelah seminggu Kira kembali pulih.

Berikut ini saya ingin berbagi tips untuk menghadapi situasi saat anak muntah:


  1. Terus berikan air putih atau oralit untuk mengganti cairan yang hilang agar anak tidak dehidrasi.

  2. Amati, apakah ada darah pada cairan muntahannya. Jika ada darah bawa ke dokter dan konsultasikan.

  3. Amati juga warna cairan muntahan. Apakah bening, kuning, atau kehijauan. Perbedaan warna muntahan berpengaruh pada diagnosis dokter.

  4. Jangan biarkan anak tidur sendiri dalam keadaan telentang ketika masih mudah muntah. Miringkan kepalanya, agar ketika tiba-tiba muntah, anak tidak tersedak cairan muntahan. Tersedak cairan muntahan sangat berbahaya untuk organ pernapasannya karena bisa menyebabkan korosif.

  5.  Hitung juga berapa kali muntah dalam sehari. Amati jumlah muntahannya, apakah sesuai dengan yang masuk atau lebih banyak dari asupan yang masuk.

  6.  Amati apakah muntahan menyembur atau muntah dengan tekanan biasa.

  7.  Pantau terus suhu tubuhnya.

  8.  Tanyakan dan amati apakah anak mengeluh sakit atau tampak kesakitan di bagian-bagian tubuh tertentu, seperti tenggorokan, perut, leher atau bagian tubuh yang lain.


Semua hal di atas akan sangat membantu dokter dalam membuat diagnosis. Jika ada yang mempunyai informasi lain, tips yang lain atau ada informasi yang lebih detail dan akurat, silakan berbagi pada komentar artikel ini.

Stay Healthy, Stay Happy!

5 Comments

  1. avatar
    Woro Indriyani July 21, 2016 7:46 am

    TFS Mom ya ampun emang harus banyak baca nih biar (amit amit) kalo kejadian gini ga panik :( semoga semua sehat sehat yah aamiin

    1. avatar

      As .



  2. avatar
    WiwiT July 20, 2016 8:51 am

    Zata, Cindy & Honey: Setujuuu.. kalo panik memang bikin otak mendadak macet ya. Perjuangan sekali untuk tetap "waras" saat anak sakit. Semoga tips-tipsnya sedikit membantu yaa..

    1. avatar

      As .



  3. avatar
    Honey Josep July 19, 2016 1:11 pm

    tfs Wiwit! jadi tau apa yang harus dilakukan dan gak panik lagi deh kalau anak sampai muntah.

    1. avatar

      As .



  4. avatar
    Cindy Vania July 19, 2016 11:35 am

    Terimakasih buat tipsnya ya bude wiwit!

    Bener banget kata kak zata,kadang kalo udah panik suka bingung dan blank harus gimana.

    1. avatar

      As .



  5. avatar
    zata ligouw July 19, 2016 10:04 am

    makasihhh tipsnya ya Wittt.. kadang saking paniknya suka bingung mau ngapain kalo situasi lagi spt itu..

    1. avatar

      As .