hi funky parents,
ikutan share yaa..
kalo aku, sama kayak slesta, dari kecil aku, adikku dan kakak2ku dibiasain nabung.
awalnya sih, nabung buat beli barang2 yg dipengenin. tapi lama2 karena makin lama keinginan semakin pricey, maka nabungpun jadi kebiasaan, jd ritual -- misalnya awalnya pengen beli ensiklopedia; pas uangnya dah kekumpul buat beli ensiklopedia, jadinya malah pengen nabung lagi untuk beli kamus alfalink! ahaha.. waktu zaman SD punya kamus alfalink berasa keren sekali hihihi...
dulu, orang tua ku punya koleksi rupa2 celengan di rumah.
dari yg model toples kaca, replika kaleng kerupuk, kendi2an, keramik2 china, kentongan bentuk cabe raksasa, semar2an,
entah apa maksudnya yaa.. mungkin karena modelnya unik dan lucu jadi mereka ya beli aja gitu meskipun gak semua diisi uang.
kebiasaan kita - anak2nya- ngisi celengan2 tersebut sama uang kembalian. koin rp.25 diisi di celengan A, koin rp.50 diisi di celengan B, koin rp. 100 di celengan C, uang kertas rp. 100 di celengan D, uang kertas rp. 500 di celengan E dst...
jadinya (dulu) semangat banget buat nabung, pengen cepet2 penuh..
agak susah penuhnya karena syaratnya harus dari uang kembalian...
taunya, kebiasaan itu pudar (ciee pudaaar..) setelah ada ART/supir yg jahilin celengan kami.
uangnya dicuriii, makin lama makin dikit, kayaknya dibeliin indomie... hihihi...
akhirnya nabung buat lucu2an itu dihentikan dan pindah ke rekening bank masing2.. jadi gak asyik..
jadinya, sekarang celengan2 itu sih cuma jadi pajangan biasa aja.
aku dan kakak2ku suka ngasih kado celengan buat anak2/ponakan. soalnya bentuknya lucu2 :)
tradisi kami, tiap akhir tahun hijriyah celengannya dipanen.. 10% dari jumlah panen disedekahkan dan sisanya bisa buat blanja-blanji..
malah ada ponakanku yg mau beli tiket pesawat pake uang koin :)
oh ya, waktu panen buat celengan ini dipilih bukan saat tahun baru masehi, hari ulang tahun atau hari raya, karena saat tersebut biasanya kita - para orang tua- biasanya punya uang, baik dari bonus tahunan di kantor, thr, atau angpau/ kado dari paman/bibi.
maksudnya sih biar 'berasa' ada sensasinya gitu deh..
oh iya, orang tua kami juga mengajari kami untukmenghargai uang dengan merapikan uang2 kami.
uang koin dan kertas disimpan di dompet, sekat2 di dalam dompet itu gunanya untuk memisahkan nominal satu dengan yg lainnya. puluhan dan ratusan ribu di sekat yg satu dan ribuan di sekat yg lain, begitu pula dengan uang logam. semua gambar pahlawan harus baris menghadap ke depan, jadi gak ada yg terbalik2 atau lecek.
kami pun diajari cara menghitung uang memakai jari2 (yang kayak mbak2 teller di bank ituuu.. ) dan mengelompokkan uang (misalnya pecahan 100 dikelompokan 10 keping sampai jumlahnya 1000, 500 nya 10 keping sampai 5000, dst)
pemisahan ini gunanya untuk memudahkan untuk membayar dan menghitung.
sekarang sih, karena enzo belum begitu ngerti tentang uang paling dibiasain nabung aja tiap ada kembalian, itupun uang koin.
oh ya, karena sebentar lagi tahun baru hijriyah maka celengan enzo sudah dipanen..