Hai mama Afrill,
belum ngerasain punya teenagers nihh.. Tapi IMHO, konsentrasi belajar lebih mudah dibangun dari kebiasaan dan psikologis ya.. multivitamin mungkin bermanfaat hanya sebagai faktor pendorong. Faktor utama adalah psikologis anak dan kebiasaan dalam kegiatan sehari2.
Misalnya, untuk persiapan menghadapi UN, minimalisir beban anak, dengan menyelesaikan konflik anak-ortu/antar ortu (apabila ada). selain itu ortu/guru tidak membebani anak dengan hasil UN. Terkadang anak terlalu stress menghadapi UN karena harus dikejar target dengan hasil UN dan kita/ortu/guru sering lupa bahwa proses belajar jauh lebih penting dari hasil. Stress karena beban tersebut justru bisa jadi membuat anak terganggu konsentrasi belajarnya.
Metode belajar yang tepat dan menanamkan manfaat belajar sejak dini juga akan membantu meningkatkan konsentrasi belajar. Anak yang terbiasa belajar tanpa disuruh/diminta tidak lagi menganggap belajar menghadapi UN adalah beban.
Mungkin suasana belajar yang menyenangkan, ruangan yang nyaman, dan cukup istirahat juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi belajar.
Untuk teenagers, biasanya sudah mulai mengenal cinta, pacaran, mungkin dengan pendekatan yang lebih personal ke anak, ortu bisa membantu untuk "meletakkan" sementara permasalahan dengan pacar atau teman untuk konsentrasi ke UN :D
well, maap kalo tidak bisa membantu soal multivitamin. Karena memang anak2 belum teenagers nih.. Hanya berdasar pengalaman pernah menjadi ABG :D hehe.. HTH
-WiwiT-
An ordinary bunda of twin amazing angels, Kira and Kara Setyadi
@wiwidwadmira |
the Setyadi's