Topic: Growing Tough Boys - What Not To Do
Dear Urban Parents,
Mau sharing cerita tentang suatu teknik yang gue liat dan yang jangan dicontoh. Anyway kita belajar kan untuk mencontoh dan tidak mencontoh ya. Jadi gini ceritanya. Tahun 2002 gue dibuang ke Makassar sama bos gue untuk jadi kepala cabang (baca, gue managernya, financenya, salesnya tukang bikin kopinya juga) itu cabang emang one man office saking kecilnya. Anyway di, 300 KM dari Makassar, gue punya staf, reefer technician yang jaga container Superfreezer. Itu lho, Freezer yang, super (halah..). Super freezer itu container yang bisa storage sampe -60 celcius.
Nah suatu minggu ada krisis di sana dan gue tutup kantor untuk menjenguk masalah itu. Staf gue di sana namanya X, dia punya anak namanya Boy yang umurnya waktu itu 5 tahunan. X sangat bangga dengan Boy. Dia bilang ke gue:
"Ni anak gak pernah nangis! He's a tough boy. Gak cengeng."
Gue sih kagum-kagum aja. Gue pengen tahu gimana sih caranya ngedidik anak untuk gak cengeng. Tiga bertiga banyak menhabiskan waktu bareng sembari menyelesaikan masalah itu. Kemudian gue notice sesuatu. Ternyata anak itu bukannya gak pernah nangis. Tapi si X gak pernah ngebiarin Boy nangis. Contoh simple, mereka maen bola. Bapaknya kelamaan gocek dan Boy gak dapet2. Boy mulai cranky
"Aaaaa!!"
Tiba-tiba si X langsung ngasih bolanya. "Nih nih, ayo gak boleh nangis."
Gue ngebatin, yaaa, ini sih bukannya gak cengeng. cengeng banget malah. Tapi bapaknya yang salah konsep tentang cengeng itu sendiri. Justru agak bahaya karena X gak ngebiarin Boy ngerasain penderitaan.
Dan seminggu gue di sana, kejadian gini sering bener terjadi dari mulai bola, maenan, permen, VCD, you name it deh. Boy dapet semua yang dia mau asal dia mulai ngerengek mau nangis. Ngedidik anak untuk jadi tough kan bukan dengan memberikan segala yang diminta. Itu malah bahaya bener.
Dari situ gue cukup sadar bahwa jadi bapak itu berat banget. Salah konsep dikit, ngedidik anak jadi salah dan ntah jadinya bakal kayak apa.
Sekarang sama Aldebaran, gue bermain di pemilihan kata. Kalo dia nangis, gue bilangnya, "Aldebaran, kamu gak perlu nangis. Gak perlu ditangisin."
harapan gue dia belajar bahwa ada beberapa hal yang "It's okay lah, dont get worked up over it." Menekankan bahwa beberapa hal itu gak perlu/gak worth spend time crying.
Gue gak tau apakah itu jalan yang bener. Gue cuman berdoa bahwa didika itu, (dan semua didikan gue ke dia) sebener mungkin atau setidaknya, fully thought thru.
Gitu aja parents. Thanks for listening.
PS: Abis tutup kantor seminggu dan tutup HP seminggu, gue turn on HP gue dan HPnya bilang
"You have, 83 voicemails."
Gue matiin lagi deh HPnya. :P:P:P
I have 2 kids now. And I have no theory.