Aku mau sharing pengalamanku dengan BS ku yang sudah 9 bulan ini kerja sama aku dengan identifikasi sbb:
Nama : Siti Purwaniatun
Asal : Brebes, Jawa Tengah
Lahir : 31 Agustus 1985
Aku ambil BS in di Yayasan Asisi. Kalau yayasannya sih ok, aku akui emang bagus, ga neko2, ga komersil. Yayasan ini memang benar2 mendidik dan menyalurkan BS nya secara profesional. Hak dan kewajiban pemakai jasa juga jelas dan tertulis. Pokoknya lumayan fair deh.
Tapi itu kembali lagi kepada pribadi BS nya sendiri. Yayasan kan tidak bisa memonitor kelakuan mereka 24 jam. Kadang, BS nya malah menjelek-jelekkan nama Yayasan.
BS ini, di depanku sikapnya kalem, sopan dan ramah. Pengalaman kerja 3 tahun. Pernah kerja di beberapa tempat. Alasan2 keluar dari pekerjaan: di tempat kerja terakhir, karena sering disuruh mengerjakan yang bukan tugasnya, di tempat kerja sebelumnya, karena ingin ganti suasana.
Sebelum bicara jeleknya, aku bicara baiknya dulu. Untuk mengurus bayi, dia lumayan. Meskipun harus diingatkan untuk membersihkan gigi adek & tiap mandi muka adek harus dicuci pakai sabun supaya ga lengket. Kalau ngga diawasi, dia malas melakukan itu.
Ini daftar kejelekannya berdasarkan laporan dari si mbak serta dari pengamatanku sendiri:
1) Selama kami ngga di rumah, si atun ini sering comot2 makanan yang disediakan di meja untuk makan malam kami pakai tangan. Makanan yang ada di lemari dan kulkas pun tidak luput dari sasaran. Ternyata kelakuan minus nya ini sudah dilakukan sejak awal2 dia bekerja di tempatku, tentunya pada saat kami sedang tidak di rumah. Pokoknya seharian mulutnya tidak pernah berhenti. No wonder dalam beberapa minggu aja badannya melar.
Kejamnya lagi, jatah biskuit untuk sarapan anakku (sehari 2 keping) juga “dipajakin” dulu sama dia. Yang ada si adek sering nangis karena kurang kenyang.
Kalau ditegur sama prt, jawabnya,” Biarin aja, toh saya paling tinggal 2 bulan lagi kerja di sini” Atau “Bapak (suamiku) juga uda bilang semua makanan ini boleh dimakan”
Padahal kami selalu menyisihkan makanan untuk bs & prt. Kami makan apa, mereka pun dapat bagian. Kalau diberi makanan, si Atun masih bilang,”Aduh ntar aja deh. Kog makan melulu. Bisa gemuk nih”. Munafik kan?
Aku sering membelikan mereka makanan dari luar, maksudnya biar dimakan sama2. Tapi semua dihabiskan sendiri sama si atun. Mbaknya ga kebagian.
Orang ini emang sakit jiwa, ga ada kenyangnya. Uda makanan se-lemari dicobain, gula jawa pun disantapnya. Dia sering cerita sama si mbak kalau ditempat kerja yang dulu2, ga pernah dikasih makan yang enak2 seperti di rumahku. Bahkan dia dimarahi terus sama majikannya.
2) Pernah suatu saat si mbak membuatkan aku bubur kacang hijau (aku masih menyusui). Buburnya baru matang, dicobain dulu sama si bs atun langsung dari panci dan pakai sendokannya. Jadi sorenya aku makan bekas dia. Iiih, mana mulutnya bau.
3) Bolak balik pipis di wc, pakai tissue. Pantes tissue di rumah boros. Baru dipenuhin, ga sampe 2 hari abis.
Panci teflon ku yang baru pada lecet2 dan terkelupas kulitnya karena dia masak bubur, diaduknya sampai ke dasar panci pakai sendok logam.
Ember cucian ga ada yang utuh, pada pecah/gompel. Pernah aku mencium bau pemutih yang sangat kuat dari pakaian yang sedang dipakai bayiku.
4) Kalau si mbak ke pasar, dia langsung ke dapur masak mi instant. Baby ku yang lagi bobo ditinggal sendiri di kamar. Padahal uda di wanti-wanti jangan pernah ditinggal sendirian karena uda bisa merangkak.
5) Di depan ku jalannya seperti putri solo. Padahal di belakangku jalan kayak kingkong sampai bunyi gedebag gedebug dan asal tubruk. Dahi anakku sampai kebentur pintu kamar karena jalannya tidak hati2. Tapi dia ga bilang sama aku meskipun aku uda pesan kalau ada apa2 dengan adek, cepat2 bilang supaya bisa ditangani. Aku juga janji ga akan marahin dia. Yang penting bilang.
6) Yang ini aku lihat sendiri, karena kalo malam aku masih tidur di kamar anakku dan bs atun tidur beralaskan matras di lantai. Tengah malam kalau anakku nangis, sekencang apapun dia tidak bangun sama sekali (atau sengaja tidak mau bangun?). Aku uda wanti2 sama dia untuk ga memberikan garam/gula ke makanan adek sebelum usia adek 1 tahun. Pernah diam2 dia masukkin garam ke kaldu ayam buat anakku. Untung aku cobain. Waktu ditegur, alasannya supaya ga basi. Padahal, kalau masuk kulkas kan ga akan basi.
7) Kalau di mobil, gendong anak sambil tidur. Jaga anak di kamar juga sambil merem. Badannya aja yang menghadap anakku seolah mengawasi tapi matanya merem. Makanya tetap aja anakku sering bentol2 merah kena gigitan nyamuk atau semut.
Baby ku memang bobonya belum normal. Bobonya bisa jam 4 – 6 pagi. Si bs ini gendong anakku sambil merem. Pernah dipergoki sama si mbak, baby ku uda sampe ke ujung tempat tidur sementara si atun ini asyik molor.
Baby ku pernah matanya merah banget seperti kecolok. Katanya kena kukunya adek sendiri saat mengucek-ucek mata. Trus, jawabnya rada2 ga jelas gitu. Waktu si mbak nanya kenapa mata adek, dia jawab ga tau.
8) Sore sepulang kerja sampai larut malam, kami mengambil alih menjaga anak. Maksudnya supaya si bs ini bisa istirahat dan tidur dulu supaya malamnya bisa gantian. Ternyata bukannya tidur, tiap hari malah telpon tunangannya sampai tengah malam/pagi dini hari. Akibatnya, karena kurang istirahat, sempat kena gejala typhus sampai 3 hari tidak bekerja. Aku tidak memotong cutinya.
10) Waktu interview, aku tanya apa dia ada rencana nikah dalam waktu dekat. Katanya masih setahun lagi. Tapi dia bilang sama prt mau pulang kampung Mei ini karena mau nikah. Kalau si mbak ga bilang sama aku, aku ga akan pernah tau sampai hari-H nya.
Aku diamkan saja nunggu dia bilang langsung, tapi dia ga juga bilang. Akhirnya aku tanya apa suster ada rencana nikah. Baru dia bilang iya. Rencananya 15 Mei dia pulang.
Akhirnya kami segera cari pengganti, maksudnya supaya bisa diajari dulu sama si atun. Kami ambil dari Asisi juga, pemula, baru lulus dan baru dua bulan di Jakarta. Sama sekali belum pernah pegang bayi, atau adiknya sekalipun.
Begitu dapat pengganti, langsung keliatan taringnya si atun. Mulai bikin ulah. Hari Minggu minta ijin ¼ hari untuk rapat di yayasan. Aku ijinkan, malah aku kasih ongkos Rp35.000 sambil kasih tau jalan menuju ke yayasan. Pergi jam 7 pagi, jam 7 malam belum balik2 juga tanpa kabar. Babyku uda nangis terus seperti nyariin dia karena biasa dimandikan dan disuapi sama si bs kurang ajar itu. Aku sampai takut anakku dehidrasi karena nangis seharian. Diamnya cuma kalau bobo, itupun setelah aku gendong karena dia masih belum mau sama bs yang baru. Waktu aku telpon, nadanya kurang senang. katanya sudah di busway. Aku tanya kenapa rapatnya lama banget. Jawabnya, ketiduran di asrama (masa sih? padahal dia pernah cerita bahwa dia ga berani tidur sendirian di asrama Asisi karena ada hantunya). Aku lebih yakin kalau dia janjian sama pacarnya yang tinggal di cikarang.
Bagitu sampai rumah, alasannya lain lagi. Ngakunya kesasar. Kesasar kog sampai malam? Tapi aku ga memperpanjang masalah ini. Toh, dia akan keluar juga Mei ini.
Rupanya si atun ini merasa dibutuhkan, makin kita baikin makin ngelunjak. Sejak kejadian pulang malam itu dia sering tiba2 diam. Diajak ngomong diam aja.
Stok hati ayam buat baby di tim semua. Aku ga ngomel, Cuma bilang, kalau di tim semua, nanti ga ada kaldunya lagi. Adek ga dapat vitamin dong. Dia diam ga menjawab. Lalu malamnya aku jaga anak, jam 1 pagi bs atun n bs baru belum turun juga (mereka biasa tidur di kamar prt di lantai 2). Aku panggil2 ga ada yang menyahut. Akhirnya jam 3 baru turun. Besok paginya sampai hari ini aku dimusuhin sama si atun. Aku juga ga tau penyebabnya. Tapi aku juga ga coba nanya sama dia, makin ngelunjak. Anehnya, masih tinggal, makan, tidur, mandi di tempatku tapi berani musuhin aku. Lagaknya juga belagu banget. Mukanya ditekuk 7 lipat. Ga tau malu kan?
Aku mau melaporkan kelakuan minusnya ke yayasan tapi suamiku ga setuju. Aku pengen banget usir dia hari itu juga suamiku juga kurang mendukung. Mungkin anak kami yang jadi pertimbangan utama. Disamping itu, kami juga menjaga hubungan baik dengan yayasan Asisi yang begitu kooperatif. Akhirnya malah aku yang males pulang ke rumah. Apalagi kalau anakku lagi digendong sama dia, aku jadi jarang sentuh.
Sampai hari ini dia masih di tempatku sampai besok. Abis itu dia nikah dan ikut suaminya ke Cikarang. Katanya sih, ga diijinkan bekerja lagi. Tapi siapa tau suatu hari nanti dia cari kerja lagi didaerah sana, entah cari sendiri atau balik ke yayasan Asisi ato mungkin ke yayasan lain. Kalo dengar komentarnya, sepertinya dia kurang puas juga dengan yayasan Asisi yang sudah mendidiknya. Dia mengeluhkan potongannya yang terlalu besar (tapi ga mikir manfaat yang dia dapat dari yayasan). Dia juga juga bilang kalau teman2 seangkatannya juga banyak yang tidak mau kembali ke Asisi.
Aku ingatkan aja sama teman2 yang sedang mencari babysitter agar berhati-hati kalau kebetulan ketemu atau menerima bs ini, jangan terkecoh dengan sikap kalem & santunnya. Karena pribadinya munafik atau ( jangan2) berkepribadian ganda. Kalaupun teman2 tertarik dengan ketrampilannya dan mau memakai jasanya, harus benar2 diawasi.
Tolong bantu sebarkan info ini. Kalau ada fotonya, pengen juga aku sebarkan di milis2.
Sorry kalau kepanjangan.