Hai, sy anggota baru di urban mama nih. sebelumnya hy silent reader. Dah dpt byk ilmu ttg breastfeeding. Sampai menemukan thead ttg torticollis. Mau sharing pengalaman anak pertama yg 4,5 yg lalu di diagnosa torticollis. Saya melahirkan dengan caesar karena high myopia. Selama kehamilan pernah flek sehingga minum obat penguat kehamilan hingga 3 x.
Saya baru tahu anakku torticollis saat umur 3 bln, disaat itu iya lebih suka digendong tegap dan model duduk. Posisi kepalanya selalu mirip ke kiri. Kl mau nengok ke kiri tidak pernah kepala saja tetapi badan ikut berputar. 3 bulan pertama , kami tidak sadar ada kelainan dileher. Hy saja kl tidur maunya 1 posisi. Bentuk kepala sejak lahir sdh tidak bagus ( tdk kyk bayi lain) tp kata DSA nya tidak masalah. Setiap diganti posisi tidur untuk menghindari peang, pasti selalu menangis. Singkat cerita sy bawa konsul ke DSA lain disampaikan bahwa putri kami torticollis. Kami dirujuk ke rehap medik dan kemudian harus menjalani fisioterapi. Fisioterapinya seperti dipijat, sedikit ditarik lehernya. Gaby pasti menangis kencang saat itu. Baby kecil sudah dipijat2 seperti kl kita salah urat atau posisi tidur. Tujuan fisioterapi ini untuk memanjangkan otot lehernya yg pendek. /Sedih banget mendengar teriakan dan tangisan Gaby saat itu. hingga 5 bln fisioterapi di suatu RS swasta tidak kemajuan yg berarti. Sy juga kurang sreg dengan terapisnya yg kadang melayani kurang dg hati. Akhirnya dapat info mengenai dokter spesialis anak dg sub spesialis rehap medik, Dr Luh. Beliau yg memberikan penjelasan ttg torticollis secara lengkap. Gaby akhirnya dirujuk di RSCM untuk fisioterapi di sana. Jika tdk ada perubahan, kami diberikan alternatif untuk operasi ( motong otot yg pendek). pilihan operasi disampaikan krn berkejaran dg usia gaby. Makin lama dg posisi kepala miring, akan mempengaruhi bentuk muka yg menjadi tdk simetris. Puji Tuhan, setelah diterapi di RSCM banyak kemajuan. Ternyata terapis di RSCM adalah dosen D3 fisioterapi. Setelah 4 bln terapi, usia 12 bln kami putuskan untuk operasi dg dokter spesialis bedah plastik. Setelah operasi diberi penyangga di leher dan kepala. kami juga sempet berburu collar leher yg disarankan dokterdr canada. kemudian lanjut fisioterapi hingga usia hampir 2 th. Fisioterapi dihentikan oleh terapisnya untuk menghindari trauma pada Gaby. Terapi diberikan dirumah dlm bentuk bermain dan berenang.
Jika di raba leher kirinya, akan ada jendolan. (kl liat foto2nya wkt usia 1-2 bln sebenarnya sdh keliatan jendolan itu, tp kami tdk sadar). Potensi kelahiran baby dg torticollis adalah o,osekian persen. Kemungkinan gaby karena 1 posisi selama di kandungan. Nyangkut. Tp saat operasi, DSA lain bilang krn saat ditarik dri rahim. Setelah melahirkan anak ke2 dengan wanti2 dokter untuk hati2 saat mengeluarkan baby nanti, ternyata bentuk rahim saya horisontal ( lupa nama istilah kedokterannya). Posisi bayi pasti sungsang, dan coba diputar pasti sungsang lagi. dg posisi punggung bayi yg terlihat saat akan dikeluarkan membuat dokter harus hati2 spy tdk patah tulang atau torticollis.
Maaf yah kepanjangan sharing. Tetapi dari pengalaman Gaby kmrn tampak belum ada standar tata laksana penanganan anak torticollis untuk collar di leher. Krn sempet salah buat. Mungkin karena di tahun 2009 kasusnya tidak byk. Semoga dg kasus Gaby, para dokter menjadi lebih memahami penanganan torticollis. Gaby dijadikan studi kasus saat seminar dan kuliah.
Kuncinya adalah saat anak lahir, lsg cek apakah torticollis? jika masih usia dibawah 3 bulan, lebih mudah untuk fisioterapinya. Tidak perlu operasi.