Hi Moms, mau ikut sharing saja. Airysa di rumah menggunakan 2 bahasa: Mandarin dan Indonesia, kadang-kadang 3 malahan dengan Inggris. Hihihi. Keluargaku (dgn kakek dan nenek) memang dalam rumah ngomongnya Bahasa Mandarin. Jadi aku bicara ke Ai jg pakai bahasa Mandarin. Nah suster ngomong sama dia dengan BHS Indonesia.
Aku dari awal memang sangat perhatikan perkembangan bahasa anakku (memang pada dasarnya aku suka dengan bahasa sih). Menurut hasil pengamatanku sih memang sangat penting anak itu distimulasi dengan bahasa dari dia masih bayi aku sudah nyerocos saja sendiri dengan dia. Pokoknya aku ngelakuin apa, aku pasti jelasin ke anakku. Misalnya pas aku ganti popok aku jelaskan "ganti popok dulu yah, tuh sudah basah, kan nanti biar nyaman, kita lap dulu yah dengan kapas basah, dsg." Pokoknya cerewet banget. Dia ngerti gak ngerti pokoknya terusss. Hehehe.
Setelah lebih besar, dia mulai menggunakan bahasa isyarat untuk menyampaikan permintaannya: tunjuk sana sini minta barang, minta digendong, dsg. Nah setiap dia minta barang aku pasti bilang "Ai mau apa? Kasih tau mama, mau buku? ini buku." kurang lebih kayak gitu. Setelah beberapa kali aku mulai lamain kasih barannya dengan pura-pura gak ngerti dia mau apa. "Ai mau apa? buku? pen? boneka? Ai ngomong dong, Mama gak ngerti?" Kurang lebih begitu. Jadi encourage dia untuk jangan malas bicara.
Dan juga Ai memang gak aku kasih nonton tv sampai sekitar umur 1.5 thn-an. Setelah itu aku kasih nontonnya pun cuma sekitar 10 menit dan itu aku temanin sambil cerita-cerita dan tanya-tanya juga.
Ai sekarang 2 tahun dan sudah cerewet banget dan bisa nyanyi banyak lagu dalam bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia. Kemarin itu aku sempat kaget juga. Ai diajak main-main di depan rumah, ada anjing, dia langsung minta gendong dan bilang ke aku dia takut anjing dalam bhs mandarin. Selang 5 menit, susternya datang, dia laporan ke suster dalam bhs Indonesia bahwa Ai takut anjing. Nah berarti dia sudah bisa bedain bahasa.
Rata-rata menurutku anak belajar dari mengamati dan mendengar. Misalnya aku mengajarkan 1 lagu baru, biasanya aku contohkan saja dengan nyanyi berkali-kali. Aku gak paksain dia mengikuti aku. Setelah mungkin 20 kali menyanyi lagu yang sama di depan dia, eh tiba-tiba saja dia sudah bisa nyanyi sendiri. Awalnya beberapa bagian, lama-lama, satu lagu lengkap sudah bisa.
Sama dengan belajar dalam kalimat. Kan belum mungkin aku ajarkan grammar dan sebagainya. Tapi dengan memberikan contoh menggunakan struktur bahasa yang benar, dia sudah bisa belajar berkalimat dengan baik, sudah tau misalnya bicaranya "saya ingin makan apel" dan bukan "ingin saya apel makan".
Jadi menurutku sih gak masalah kalau mau multi bahasa di rumah. Tapi ya, memang tiap anak berbeda-beda. Kita usahakan saja kasih stimulasinya terus. Terus kalo sudah rada besar (mungkin 1 tahunan) bicaranya juga jangan pakai bahasa baby. Bicara dengan memakai kalimat biasa saja. Jadi dia terbiasa berbicara dalam kalimat dan bukan dengan 1 atau 2 kata.
Hihihi, jadi panjang ya.