Hai Moms..berbagi cerita sedikit yaa.
Gw dulu (Sept 2012) mulai pemeriksaan kehamilan pertama oleh dr. Dwiarti Soebarkat, SpOG di RSIA Budi Kemuliaan, orangnya mungil, sudah tua tapi lincah banget. Sejak awal pemeriksaan hingga bulan ke-7 kehamilan, gw periksa sama bu dokter ini. Dr. Dwiarti merupakan dokter kandungan yg jadwalnya paling banyak di RSIA BK dan pasiennya paling banyak juga, jadi nunggu antriannya bisa sampe 1,5-2 jam. Lamanya antrian dokter ini karena periksa USG-nya di ruang terpisah yg dilakukan sama suster/ahli usg-nya (nah, aku gak tau nyebutnya apa ini) bukan sama dr.Dwiarti sendiri (karena pasien dia yang banyak kali yaa..). Pendapat gw ttg dr.Dwiarti adl orangnya simpel, cerewet & agak judes, tapiii enaknya dia nggak nakut2in setiap keluhan kita (yg umum bumil rasakan), tidak menganjurkan USG tiap kontrol (selama 7 bulan sama bu dokter ini, gw cuma USG 3 kali), vitamin yang dikasih nggak banyak seperlunya aja karena bu dok lebih mengutamakan gw dapat vitamin & gizinya dari makanan, tapiii saat gw tanya "saya bisa lahiran normal nggak dok?", dia jawab "wallahualam..tergantung nanti bagaimana"..Huaaah, bikin nggak tenang. Tapiii setelah nanya ke temen kantor yang melahirkan sm dr. Dwiarti ini, dia pro normal kok. Anak temanku yg kedua aja ditunggu 2 hari di RS supaya bisa melahirkan normal, tapi akhirnya temanku sendiri yg menyerah untuk sesar (anak yg pertamanya normal).
Karena RSIA BK jauh dr rumah tapi dekat dr kantor, gw pun pindah RS yg dekat rumah dan jatuhlah pilihan di RSB Duren Tiga, aku lihat dokter most favouritenya adl dr. Fachruddin, SpOG (yaaah..cowok), sedangkan gw carinya dokter wanita. Setelah nanya sana sini dan jadwal dokternya yg hari Sabtu, gw pilih dr. Nana Agustina, SpOG usia sekitar 40-an, ramah, dan bisa nanya2 banyak saat kontrol. Pertama kali kontrol di usia kandungan gw 36 minggu, langsung di USG sama dia (udah hampir 2 bulan aku gak USG) daaan BB anak gw udah 3,2 kg aja gituuu..Waduh! Terus dr. Nana juga tanya aku mau lahiran apa? "Inshaa Allah normal dok" dan diperiksalah panggul gw (periksa dalam, uuugghh...)and she said bisa normal dilihat dari panggulnya :). Jadwal kontrol gw menjadi tiap minggu dan setelah 3 kali pertemuan, kita pun bertemu di ruang bersalin..hehe. Keputusan dr. Nana dalam proses melahirkan gw, cukup sabar, dia mau menunggu pembukaan 6 gw yg lamanya 24 jam..Oow! Jadi pertama kali gw masuk RS masih pembukaan 2 daaan berlangsung lambat tiap pembukaannya, hingga 24 jam baru pembukaan 6. Lalu dr. Nana ambil tindakan induksi ketika sdh di pembukaan 6 itu, daaan 2 jam kemudian lahirlah anak perempuan kami dengan normal. Prosedur berikutnya bagian bawah gw dijahit dan gw didiamkan 2 jam di ruang bersalin utk observasi, setelah 2 jam ternyata gw ada perdarahan aktif di dalam (hematoma, sila googling utk jelasnya), dikarenakan Hb rendah jd pasca melahirkan rasanya lemas luar biasa (tapi bisa langsung makan setelah jahit-menjahit selesai siih) ditambah berita bahwa ada hematoma dan HARUS dibuka jahitannya, dibersihkan perdarahannya, trus dijahit ulang lagi!! Bah, siapa yg nggak mau pingsan dengernya. Plusss, tindakan ini aku-nya harus dibius, masya Allah.. Berita nggak enaknya lagi bahwa dr. Nana sudah melancong ke RS lain tempat dia praktik jadinya gw akan ditindaklanjuti oleh dr. Chandra Asmuni (yg jelas cowok), akhirnya gw pun pasrah saja. Gw dibius spinal (bius pinggang ke bawah seperti orang sesar, tapi dosisnya kecil). Dan operasi pun berlangsung 1 jam, aku baru boleh turun tempat tidur 12 jam setelah operasi selesai. Gw menangkapnya, kok dr. Nana tdk bertanggung jawab ya sampai semuanya selesai tuntas dan masalah berikut muncul saat gw kontrol 2 minggu setelah melahirkan oleh dr. Nana, dia menganggap bahwa jahitannya nggak rapi (makanya gw masih terasa sakit bgt dan ada semcama "jengger" yg tumbuh di daerah bekas guntingan) dan dr. Nana menawarkan jahit ulang lagi untuk sedikit dirapikan..jelas nggak siaplah gw!! msekipun proses paling hanya 15 menit plg lama. Bukan masalah itunya tapi mental gw yg belum siap, gw udah dua kali dijahit dan over budget 5 jutaan dan gw harus dijahit lagi?? Nggak dulu deh dok..
Nah utk review RSB Duren Tiga ini, menurut gw dari biaya yg dikeluarkan tapi gw kurang puas. Suami memilih kamar yg VVIP A dimana harga paketannya 10-11 juta utk 3 hari kelahiran normal spontan dan gw tambah 5 jutaan karena induksi dan tindakan hematoma tadi, tapi briefing mengenai menyusui tidak ada (sebetulnya ada di ruang khusus, tapi gw kan nggak boleh turun tempat tidur selama 12 jam plus gw pake kateter sampai hari esoknya lagi) jadi nggak nyaman klo gw harus jalan keluar ke ruang briefing menyusui (masa dgn kamar yg gw pilih nggak ada 1 pun suster or bidan yg mengajarkan gw trik & tips menyusui), lalu saat masuk ruang bersalin baju gw nggak diganti dengan baju khusus bersalin, jadi saat gw masuk ruang persalinan msh dengan baju daster gw dari kemarin. Kan ruang bersalin harus steril ya ya??, untungnya RS ini adalah pro-ASI jd ibu2 jgn khawatir anaknya dikasih sufor tanpa sepengetahuan orang tuanya. Untuk fasilitas kamarnya sih bagus utk VVIP A Anggrek dan makanan juga banyak dan enak, cuma pelayanannya aja yg menurut gw kurang (dr yg gw harapkan dgn kualitas kamar seperti ini).
more loving, more caring, more giving, more sharing