Melihat forum ini langsung tertarik buka dan baca semuanya. Karena aku pun mengalami ituuuu. Si Suami Cuek. Kesimpulan yg aku baca bahwa kita harus ngomong sama suami kalau nggak ya nggak kejadian. Tapiii...sebagai pasutri beranak 1 yg msh tinggal di rmh orang tuaku, aku melihat langsung Papa yg tanpa diminta tolong Mama sudah melakukannya. Bener loh, bahkan Mama pun mengakuinya dan menceritakan "pengertian" Papa sejak dari anak2 masih kecil dulu.
Mau tak mau, langsung tak langsung aku pun jadi "membandingkan" suamiku dengan Papa. Tapi itu nggak baik yaaa...hehe :D. Aku pun berdamai dengan itu (tidak membandingkan suami dengan Papa), tapi gimana caranya suami peduli sesuai yg kita harapkan yaa...Masa aku harus pake acara ngambek dulu baru dia bergerak, capek kan?. Komunikasi?? Well sepertinya suamiku bukan tipe yg mau berdiskusi deh. Pulang kantor sudah malam, terus dia mandi-makan-sholat-nonton tv terus tidur deh. Gitu aja klo weekdays, klo weekend, aku-nya yg sibuk sana sini.
Alhamdulillah suamiku, mau juga mandiin Kiya, kasih asip, dan gendong Kiya sampe bobo daaan saat aku dinas suami bisa menjaga Kiya (kok yg berhubungan sama Kiya langsung semua ya? hehe...). Sedangkan 1 tugas yg menjadi kewajiban suami (tanpa diminta lagi) adl menyuci baju kami pada hari Sabtu, selain itu ya sudah menurutnya menjadi tanggung jawab aku. Suka dongkol klo lihat aku lagi ribet tapi suami tetep asik nonton dan main smartphone. Aku sadar intinya adalah komunikasi, belum aku terapkan, tapi akan...semoga perlahan masalah teratasi. Dan solusi satunya adl aku berdamai dengan keadaaan, jgn memaksa, selama aku masih bisa dan sanggup kenapa tidak dilakukan sendiri??
Dan 1 hal lagi yg menjadi masalah adl hubungan kami sejak punya anak pertama jadi sangat berbeda (jelas!), rasanya rinduuuu sekali dengan masa2 masih berdua dulu (dan rada menyesal kok dulu nggak manfaatin wkt berdua dgn maksimal yaaa) -bicara gini bukan maksudnya nggak suka dgn kehadiran anak yaaa...:) -
more loving, more caring, more giving, more sharing