Sudah lama menjadi silent reader thread ini..baru sekarang berani ngomong.
Mamas yang sudah berbagi pengalaman sebelumnya, makasih ya :). Dulu banyak belajar PD mengajari anak bicara dari hasil baca2 thread ini.
Kebetulan pernah mengalami ini. Ilyasaku sebelum belajar ngomong diusianya yang ke-22 bulan bener2 aktif sekali, susah banget disuruh duduk diam walau cuma semenit. Banyak yang bilang anakku hiperaktif. Tapi aku belum (dan memang tidak berniat) untuk memeriksakan anakku ke dokter yang memang spesialis untuk masalah anak telat bicara walaupun jujur dalam hati kebat-kebit. Dan karena keaktifannya inilah banyak saudara/teman yang meramalkan ngomongnya ilyasa bakalan telat, dan memang sih terbukti. Benar juga sih, hubungannya dengan masalah fokus si anak. Dan kalau mau ditelusuri dari segi genetik (berdasar cerita dari mertua), dari keluarga suami memang cenderung telat ngomong, suamiku 3 tahun baru bisa diajak berkomunikasi. Dan ini yang paling cepat lho, kakak2nya yang lain bahkan rata2 setelah umur 4 tahun baru bisa lancar berkomunikasi.
dista.. i feel u. Pernah mengalami masa-masa ini (anak ga mau nengok kalau dipanggil namanya, nggak ngomong kata2 lain selain mama, papa, nenen) sampai anakku usia 21 bulan. Sempat khawatir banget, bingung gimana caranya mau ngajarin dia ngomong, lha dipanggil saja susah nengok, belum lagi kalau acara kumpul saudara, ada saja yang nanyain kenapa belum bisa ngomong danminta aku buat ngajarin anak ngomong. Duh ngenes rasanya, padahal rasanya mulut ngga berhenti2 ngajarin anak ngomong :(. Tapi biasanya yang ngomong begini yang anaknya masih bayi sih, jadi belum ngerasain gimana susahnya ngajarin ngomong pada anak yang susah diem dan ga bisa fokus. Kalau ortu/saudara yang sudah punya pengalaman ngajarin ngomong anaknya sih biasanya malah membesarkan hati kita dan berbagi tips dan pengalamannya dalam mengajari anak bicara.
Well, anakku ilyasa juga suka banget nonton tv, kalau nonton tv bener2 kaya papanya, fokus banget sampai susah diajak ngomong. Sering berusaha mengurangi porsi nonton tv dia, tapi saran dari mertua dan setelah konsultasi dengan dokternya ilyasa (yang ini kebetulan yang pro dengan nonton tv) menonton tv ga usah terlalu dibatasi karena ada sisi positifnya juga.
Akhirnya ga sengaja menemukan cara agar ilyasa mau nengok kalau dipanggil. Waktu itu caranya selain memanggil juga dengan bahasa tubuh/isyarat yaitu dg merentangkan kedua tanganku. Jadi sambil manggil namanya, sambil merentangkan tangan seolah2 menyuruh dia datang ke kita. Dan alhamdulillah berhasil. Duh, senangnya lebih gede jika dibandingkan waktu aku mendapat THR dari kantor :). Pelan2 kemudian ga usah pake merentangkan tangan lagi akhirnya dia mau menoleh/datang menghampiri kita kalau dipanggil.
Step pertama berhasil, step berikutnya mengajarkan dia ngomong. Tadinya aku selalu memberi makan ilyasa di dalam rumah, sekarang metodanya diganti. Tiap makan kuajak dia ke teras. Kalau ada mobil, kutunjuk mobil dan kubilang "mobil", ada helikopter lewat bilang "heli", ada motor lewat bilang "motor", begitu terus diulang2. Dan setelah 22 bulan akhirnya perbendaraan kata ilyasa mulai bertambah. Well, masih banyak PR bagi mamanya untuk mengajari dia bicara.
Sebenarnya ada juga tetangga sebelah rumah yang berhasil dengan cara menyekolahkan anak (dari cerita mamanya usia anaknya 2,5 tahun waktu itu dan hanya bisa bicara mama, papa, susu. tapi sejak disekolahkan jadi mulai banyak bicara). Tapi karena sekarang statusku masih SAHM, jadi ya aku saja yang ngajarin ngomong.
Buat Dista dan mamas yang lain yang mungkin punya problem yang sama, mudah2an cepat menemukan solusinya ya. Dan memang tidak mudah, tapi kita memang harus belajar sabar.