TUM's Weekly Roundup: 14 Desember 2018

Halo urban Mama dan Papa, apa kabar? Semoga semua aktivitas yang dijalani seminggu ini berjalan lancar ya.

Bagi Urban mama dan papa yang akan merayakan Natal, pastinya sudah mulai menyiapkan berbagai pernak-pernik perayaan Natal ya. Atau adakah Urban mama dan papa yang merencanakan untuk travelling sekeluarga saat libur Natal dan tahun Baru nanti? Di minggu ini The Urban Mama menayangkan artikel yang membahas persiapan budgeting untuk perjalanan liburan. Dalam artikel berjudul Liburan Yuk, TUMExpert dan financial advisor Prita Ghozie membahas beberapa trik yang dapat Urban mama aplikasikan saat membuat budget perjalanan liburan. Sekarang travelling sudah menjadi kebutuhan setiap keluarga muda di Indonesia. Menjelang akhir tahun, liburan biasanya menjadi tujuan keuangan keluarga yang harus direncanakan baik-baik karena masih banyak juga kasus sepulang liburan, kondisi keuangan malah jadi berantakan. Seperti apa sajakah tips dan trik yang tips yang sering digunakan untuk membantu perencanaan liburan keluarga, simak selengkapnya dalam artikel Liburan Yuk.

Menjadi seorang ibu berarti menjalani beberapa peran ganda sekaligus. Namun selalu ada satu pertanyaan yang pasti pernah muncul dalam pikiran Urban mama: bahagiakah saya? Dalam tulisan Bahagiakah Saya?, Mama Mita berbagi kisahnya setelah hampir dua tahun menjalani peran sebagai ibu rumah tangga. Menurutnya, bahagia itu tidak ditentukan apakah posisi kita di rumah atau di kantor, because happiness is a choice. Namun seorang 'ibu' tetaplah manusia. Bukan berarti seorang ibu harus selalu memilih untuk bahagia, karena sebagaimana manusia, Tuhan menganugerahkan manusia dengan berbagai macam jenis perasaan lain seperti, marah, sedih, kecewa, jenuh, dan lain-lain yang jika dipendam malah akan menjadi penyakit di badan kita. Mama Mita mengajak kita para mama untuk kembali berpikir: Egois tidak sih, memikirkan kebahagiaan diri sendiri? Well, you cannot pour from an empty cup. Menurut Mama Mita, sebagai seorang istri dan ibu, penting sekali untuk mengetahui cara bagaimana membuat diri kita menjadi bahagia. Bagaimana caranya agar mama dapat memilih dan melatih diri untuk bisa selalu menjaga ‘kewarasan’ di dalam diri? Selengkapnya dapat Urban mama baca dalam tulisan Bahagiakah Saya?

Kalau mengobrol dengan sesama para ibu, salah satu kekhawatiran para ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun adalah tentang bahasa. Dari yang anaknya belum lancar berbicara hingga bagaimana para ibu harus ekstra mengajarkan calistung di rumah karena salah satu persyaratan untuk masuk Sekolah Dasar adalah anak harus dapat membaca dan menulis. Beranjak dari kondisi tersebut, TUMContributor Mama Laura Emerentia berbagi aktivitas yang dilakukannya di rumah bersama Dunant untuk belajar mengenal alfabet. Kala itu, Dunant sebelum berusia tiga tahun belum tertarik dengan dunia huruf, atau aktivitas tracing sekali pun. Namun Mama Laura berpikir ada baiknya pengenalan huruf ini dilakukan dengan cara-cara yang lebih kreatif seperti bermain dan bercerita, agar anak lebih engaged dalam aktivitas belajar-sambil-bermain tersebut. Seperti apa saja aktivitas mengenal huruf yang pernah dimainkannya bersama Dunant, dapat disimak dalam tulisan Ways to Alphabet.

Tidak ada yang mengira betapa banyak pertanyaan yang dapat datang dari seorang anak, begitu pula yang dirasakan oleh TUMContributor & penulis Adhitya Mulya. Sering sekali kita sebagai orangtua sampai kebingungan menjawab semua pertanyaan mereka. Ketika anak bertanya, kita sebagai orangtua ingin dapat memberikan jawaban yang benar. Mengapa anak bertanya? Ini karena ketika mereka masih kecil, semua hal dalam dunia ini masih baru bagi mereka. Maka rasa ingin tahu anak sangatlah tinggi dan semua orangtua pasti setuju, kita tidak boleh mematikan rasa ingin tahu anak. Namun kenyataannya, tak semua pertanyaan anak bisa dijawab oleh orangtua, meski inginnya sebisa mungkin kita sebagai orangtua tidak menjawab 'tidak tahu' atau 'sudah jangan banyak tanya ya, Nak'. Tak jarang karena ingin memberikan jawaban untuk anak, orangtua masuk ke dalam perangkap yang tidak disadari, yaitu menjawab dengan berbohong, atau dengan menjawab 'sudah kodratnya seperti itu dari sananya, Nak'. Jawaban seperti ini akan sama-sama mematikan rasa ingin tahu anak, sebagaimana jawaban 'tidak tahu'. Satu hal yang sebaiknya orangtua pertimbangkan dalam menjawab pertanyaan anak adalah mengetahui terlebih dahulu sudut pandang anak terhadap hal-hal yang ditanyakannya. Menurut Adhitya Mulya, ini dapat membantu menstimulasi proses berpikir anak dengan bertanya balik: 'Menurut kamu bagaimana?'. Menarik sekali, bukan? Lebih lengkapnya dapat Urban mama dan papa baca dalam tulisan Menurut Kamu, Bagaimana?

(Gambar: www.pixabay.com )

Nantikan selanjutnya tulisan-tulisan menarik dan informatif di The Urban Mama minggu depan. Selamat berakhir pekan dan selamat berkumpul bersama keluarga tercinta, Urban Mama dan Papa!

0 Comments