Halo mamas, ikutan nimbung ya :)
Saya juga baru ngeh ttg asuransi ini setelah rajin ikutan tanya jawab #MFM di twitternya QM Finacial + ikutan seminarnya Safir Senduk. Ama Ligwina jg sempet beberapa kali ikutan acara off air radio.
Kesimpulan yg saya dapat ttg asuransi atau proteksi kurang lebihnya begini :
1. Asuransi adalah proteksi, bukan investasi. Jadi antara proteksi atau investasi harus dipisah. Kalau diibaratkan, asuransi fungsinya seperti imunisasi, buat "jaga-jaga".
2. Proteksi juga ada bermacam-macam tujuan perlindungan, misal : jiwa, kesehatan, rumah, mobil, kecelakaan, dll.
3. Untuk menentukan kita butuh atau tidak proteksi tersebut, harus di skoring dulu kepentingannya benar-benar perlu atau ngga. Jangan sampe kita kebanyakan bayar premi. Sedangkan menurut rasio pengeluaran, normalnya besaran premi tidak lebih dari 10% total pendapatan kita perbln atau pertahun. Misal : premi per tahun 5 juta, gaji total pertahun 60 juta, berarti masih aman tuh rasio besaran bayar preminya.
4. Khusus asuransi jiwa, yang perlu diasuransikan hanya pemberi nafkah utama yang memiliki tanggungan atau orang yang memiliki hutang. Makanya salah besar kalau anak di kasih asuransi jiwa. Semua orang tua pasti kehilangan kalau anaknya meninggal, tapi secara finansial kan ortu ga dirugikan. Jadi filosofi asuransi jiwa ini adalah menggantikan nilai uang yang hilang karena resiko meninggal dunia.
5. Cara menghitung uang pertanggungan sebenarnya tiap financial planner punya teori yg beda. Tiap agen asuransi yg saya temui jg punya cara ngitung yg beda. Daripada pusing2, akhirnya diambil jalan pintas ngitung, yaitu total pengeluaran per bulan x 10 tahun. Diharapkan pada saat pemberi nafkah utama meninggal dunia, uang pertanggungan itu sementara bisa menggantikan biaya hidup yang terus berjalan untuk ahli waris yang ditinggalkan. Kenapa sih Cuma ngitung 10 tahun aja? Karena diharapkan juga si ahli waris berusaha mendapatkan penghasilan lain dalam waktu 10 tahun itu. Kasarnya sih, masa mau hidup dari uang asuransi aja.
6. Untuk asuransi jiwa, premi yang masuk akal untuk jumlah uang pertanggungan yang sesuai sama kebutuhan kita yaitu produk asuransi jiwa murni atau term life. Sayangnya ga semua asuransi punya produk ini, kalaupun ada pasti malah ditawarin unit link. Term life ini ada masa kontraknya, mulai dari 1 tahun sampai 20 tahun. Sesuai namanya yang asuransi jiwa murni, maka premi yang kita bayarkan tidak akan dapat manfaatnya kalau tidak terjadi resiko meninggal dunia. Kecuali untuk asuransi jiwa syariah, apabila diakhir masa kontrak tidak terjadi klaim, tetap ada nilai tunai, tapi tidak besar seperti asuransi whole life.
7. Jangka waktu kontrak term life yang ideal untuk usia dibawah 40 tahun adalah 10 tahun. Karena biasanya sebelum usia 40 tahun kondisi keuangan bisa berubah-ubah. Selain itu dilihat juga usia anaknya. Ketika anak sudah mampu memiliki penghasilan sendiri, ortu sudah tidak butuh lagi proteksi jiwa.
8. Pengalaman saya cari-cari info tentang termlife, saya dapat proposal dari 4 asuransi (3 asuransi konvensional, 1 asuransi syariah) dengan range harga premi dari 2,2 jt s/d 6 jt per tahun (UP 1 M untuk laki-laki usia 29 tahun dan tidak merokok). Akhirnya saya memutuskan pakai Manulife karena pertimbangan premi lebih murah dan ketika kontrak habis bisa lanjut diperpanjang tanpa proses underwriting ulang. Buat saya, bisa lanjut diperpanjang tanpa proses underwriting ulang penting, krn kita ga pernah tau apa yg akan terjadi. Amit amit nih ya, misalkan menjelang kontrak habis tau-tau sakit apa gitu, nah klo pake proses underwriting ulang, bisa ditolak tuh permohonan perpanjang kontraknya.
9. Setiap proteksi bisa dibeli terpisah, ga harus gabung-gabung. Jadi bisa aja asuransi jiwa pake asuransi A, kesehatan pake B, kecelakaan pake C, dll. Menurut para financial planner itu, beli terpisah juga lebih murah jatuhnya, kecuali asuransi kesehatan yang emang aslinya mahal kalo belinya atas nama pribadi (bukan grup) dan full coverage.
Segitu dulu sharenya ya mamas, maaf klo kepanjangan :D
Oiya, kalau ada yang mau goreksi juga monggo ya biar kita sama-sama belajar :)
Makasi :)
--
@siskabundaraka